Rampak Bedug Meriahkan Peringatan 62 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia - Venezuela

Sumber Gambar :

Rampak Bedug, kesenian tradional Provinsi Banten, turut meriahkan Peringatan Hubungan Diplomatik Indonesia - Venezuela ke-62. Rampak Bedug merupakan sebuah kesenian dengan menggunakan beberapa alat tabuh bedug yang dimainkan secara serempak sehingga menghasilkan suara khas yang enak didengar.

Peringatan dilakukan secara virtual melalui Channel Youtube Embaven Indonesia. Selasa (19/10). Beberapa tarian dan musik daerah lain turut meriahkan hubungan diplomatik Indonesia dengan negeri dari Amerika Latin itu.

Hubungan persahabatan antara Indonesia dan Venezuela semakin stabil, melihat bagaimana kedua negara ini telah melakukan kerja sama dalam masalah bilateral, regional dan multiteral satu sama lain. Indonesia dan Venezuela sama-sama terkena dampak pandemi Covid-19 yang menjadi tantangan tersendiri.

Direktorat Amerika II, Darianto Harsono menyampaikan perayaan yang bertema “Getting Closer Trough Culture” ini menjadi pilihan tepat dengan kondisi yang sedang dihadapi.

 “Acara perayaan virtual ini pasti akan memengaruhi hubungan dekat antara dua bangsa kita,” ujarnya.

Lebih lanjut dalam perayaan ini,  kedua negara juga saling menampilkan tarian dan musik tradisionalnya. Indonesia menampilkan Rampak Bedug, Tari Pangbagea, Tari Nyi Pohaci Larasati, dan Tari Lage Pangalasan. Sedangkan Venezuela menampilkan Tari Quitapesares, Tari Parranda, Tari Sanjuan, dan Tari Joropo.

Dalam kesempatan itu Darianto juga mengucapkan terima kasih kepada Duta Besar Indonesia di Venezuela, Edi Mulyono yang telah menyebarluaskan berbagai kegiatan budaya di Venezuela. Pada perayaan 200 tahun perayaan Garabobo dimana 25 masyarakat Venezuela menampilkan alat musik angklung yang berasal dari Jaw Barat dan ditonton oleh oleh ratusan orang di Kota Baruta.

Selain itu, Edi juga melanjutkan klub canting  di Venezuela yang berfokus pada pembuatan batik Indonesia, dan sudah ada kurang lebih 20 orang yang belajar membuat batik.

Valentina Moronta, selaku direktur Danzas Santa Sofia menuturkan bahwa tari yang ditampilkan saat ini adalah sebagai refleksi dari salah satu kebudayaan Provinsi yang ada di Indonesia.

“Indonesia membuat kita terkagum-kagum dengan kekuatan budaya yang diakui seluruh dunia, seperti bentangan daratan yang luas, kekayaan kuliner dan keanekaragaman bahasa. Tapi ada satu hal yang mengesankan, terutama bagi saya sebagai koreografer dan penari adalah kekayaannya pada tarian,” ujarnya.

Valentina berharap, kegiatan ini dapat menemani hubungan diplomatik Indonesia - Venezuela kedepan dengan penuh suka cita, optimisme dan kemajuan.


Share this Post