Waspadai Dampak Siklon Tropis di Banten

Sumber Gambar :

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengamati pertumbuhan bibit siklon tropis 94W semakin kuat. Untuk diketahui, bibit siklon tropis 94W terdeteksi mulai tumbuh di wilayah Samudera Pasifik sebelah utara Papua sejak Senin 12 April 2021.

Bahkan, BNPB telah menyurati para gubernur di 30 provinsi untuk mewaspadai potensi bibit siklon tropis 94W, pada Selasa 13 April 2021.

Kewaspadaan menekankan pada peringatan dini dan langkah-langkah kesiapsiagaan. BNPB menyurati 30 gubernur menyikapi informasi yang disampaikan BMKG mengenai siklon tropis 94W.

BNPB merekomendasikan beberapa langkah kesiapsiagaan terhadap peringatan dini ini dari BMKG.

Selanjutnya, BNPB berharap pemerintah provinsi untuk menginstruksikan beberapa upaya, pertama, meningkatkan koordinasi dengan BMKG di wilayah terkait dengan perkembangan potensi  bibit siklon tropis 94W.

BMKG mengimbau agar bibit siklon tropis 94W jangan dianggap sepele, karena sangat mengancam dan mampu menimbulkan bencana alam.

Berdasarkan citra satelit Himawari-8, diketahui bibit siklon tropis 94W memiliki kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 30 knot (56 km/jam). Dimana bibit siklon Tropis 94W dilihat dari tekanan di pusatnya mencapai 1006 mb.

Dalam siaran persnya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menerangkan sejumlah wilayah yang berpotensi terdampak Bibit Siklon Tropis 94W. Wilayah itu meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.

Selain itu, ada pula wilayah dengan level waspada untuk potensi banjir bandang pada dua hari ke depan, yakni Sulawesi Utara dan Maluku Utara.

Selanjutnya, gelombang tinggi sekitar 1,25 sampai 2,5 meter berpeluang terjadi di Laut Sulawesi bagian tengah dan timur. Kemudian perairan utara Kepulauan Bibit Siklon Tropis 94W Sangihe hingga Kepulauan Talaud, Laut Maluku, Perairan utara dan timur Halmahera, Laut Halmahera, Samudera Pasifik utara Halmahera.

Sementara, gelombang tinggi 2,5 hingga 4,0 meter berpotensi terjadi di Perairan Raja Ampat - Sorong, Perairan Manokwari, Perairan Biak.

Selanjutnya, Teluk Cendrawasih, Perairan Jayapura - Sarmi, Samudera Pasifik utara Papua Barat. Adapun gelombang setinggi 4,0 hingga 6,0 meter berpeluang terjadi di Samudera Pasifik utara Papua.

Meskipun Banten belum masuk dalam wilayah yang berpotensi terdampak siklon tropis 94W, namun kewaspadan tetap harus dilakukan. Mengingat, wilayah di Banten masuk kategori rawan bencana, khususnya terhadap potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, dan lain-lain.

Selain itu juga dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan. Begitu pula terhadap angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu kedepan.

Sejumlah daerah yang rawan bencana banjir dan longsor Pandeglang, Lebak dan Kabupaten Serang, kemudian banjir wilayah Tangerang raya, Kota Serang dan Kota Cilegon.

Dengan kewaspadaan dini, jika terjadi dampak siklon tropis, masyarakat sudah siap. Termasuk petugas dari BPBD, TNI, Polri serta para relawan.

Dalam menyikapi peringatan dini tetap bersikap waspada namun tidak panic. Mitigasi bencana bagian dari kesiapan masyarakat.  Selain kesiapsiagaan, yang tak kalah penting yakni senantiasa memanjatkan doa kepada Tuhan YME agar Banten terhindar dari segala macam bencana.*** (Maksuni, Praktisi Pers)

 


Share this Post