Wagub Banten Sebut Sekolah Adiwiyata Tanamkan Pendidikan Karakter
Sumber Gambar :TANGSEL - Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy membuka secara resmi Sarasehan Forum Adiwiyata Kota Tangerang Selatan yang digelar di Aula SMPN 4 Kota Tangerang Selatan, Selasa (16/11). Dalam sambutannya Andika menyebut sekolah adiwiyata bukan hanya soal lingkungan hidup, melainkan juga tanamkan pendidikan karakter.
"Tidak mudah untuk
mencapai Sekolah Adiwiyata, karena diperlukan komitmen yang tinggi dari Kepala
Sekolah serta dukungan aktivitas dari seluruh warga sekolah dalam menjalankan
aktivitas Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang baik," kata
Andika.
Menurut Andika, sekolah yang
terlihat indah, rapih, bersih, sehat, aman dan nyaman tidak terlepas dari
bagaimana sekolah mengelola dengan baik serta bergantung dari kerjasama semua
pihak yang ada di sekolah tersebut.
"Saya mengucapkan
selamat kepada Kepala Sekolah dan warga sekolah di lingkungan Kota
Tangerang Selatan yang telah
berhasil mendapatkan Piagam Adiwiyata Tingkat Nasional maupun Piagam Adiwiyata
Tingkat Mandiri. Dan ke depan, berharap
dapat meningkatkan capaian
prestasi Sekolah Adiwiyata," paparnya.
Dikatakan Andika, kegiatan
pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata di sekolah yang banyak
melibatkan siswa di lingkungan sekolah dapat dijadikan sebagai sumber belajar
bagi peserta didik. Guru dapat menjadikan kegiatan pelestarian lingkungan hidup
yang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar berwawasan
lingkungan.
Lebih jauh Andika
mengatakan, Program Adiwiyata bertujuan untuk menciptakan sekolah peduli dan
berbudaya lingkungan. Melalui Adiwiyata, warga sekolah bertanggung jawab dalam
upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, melalui tata kelola
sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Adiwiyata memiliki
makna, tempat yang ideal bagi seseorang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan,
norma dan etika dalam kehidupan sosial, khususnya di bidang Lingkungan Hidup.
Kegiatan-kegiatan
pelestarian lingkungan hidup di sekolah, lanjutnya, dapat mendorong terjadinya
interaksi langsung antara peserta didik dengan guru, peserta didik dengan
peserta didik, dan peserta didik dengan lingkungannya. Pemanfaatan lingkungan
sekolah sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran juga diharapkan dapat
meningkatkan kerangka berpikir siswa mandiri, kreatif, dan mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan.
"Dan persoalan lingkungan
bukanlah masalah yang ditangani oleh Dinas Lingkungan Hidup semata, melainkan
problem bersama yang harus ditangani secara lintas sektoral oleh seluruh
stakeholder," ujarnya.
Sementara itu Wakil Walikota
Tangsel Pilar Saga Ichsan dalam sambutannya mengatakan, pada dasarnya terdapat
berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan, antara lain; guru,
peserta didik, sarana dan prasarana, kurikulum, serta lingkungan.
Lingkungan, kata Pilar,
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik.
Masalah lingkungan merupakan masalah yang timbul dari manusia sendiri, maka
penanggulangannya ditentukan oleh perilaku hidup manusia yang ramah lingkungan.
"Upaya yang harus
segera kita lakukan salah satunya melalui proses pendidikan, yaitu menciptakan
manusia yang memiliki kepedulian dan ramah terhadap lingkungan," papar
Pilar.
Menurut Pilar, pendidikan
lingkungan hidup adalah upaya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan aksi kepedulian individu, komunitas, organisasi dan berbagai pihak
terhadap permasalahan lingkungan untuk berkelanjutan pembangunan bagi generasi
sekarang dan yang akan datang.