Wagub Banten Ajak Sinergi Pentahelix Tumbuhkan Minat Milenial Garap Ekraf
Sumber Gambar :TIGARAKSA - Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengungkapkan, ekonomi kreatif di Provinsi Banten memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Data Menparekraf RI menunjukkan bahwa Provinsi Banten merupakan pengekspor ekonomi kreatif ketiga terbesar Nasional setelah Jawa Barat dan Jawa Timur. Khususnya pada subsektor fashion, kuliner dan kerajinan tangan atau kriya. Di satu sisi, partisipasi generasi milenial pada sektor Ekonomi Kreatif masih relatif rendah yakni baru sebesar 17,8 persen.
"Berdasarkan data
tersebut, Pemerintah Provinsi Banten berharap sinergi akademisi, pelaku usaha,
pemerintah, masyarakat dan media massa atau pentahelix diharapkan dapat
menghasilkan terobosan-terobosan baru dalam penguatan dan pengembangan sektor
ekonomi kreatif di Provinsi Banten untuk menumbuhkan minat generasi milenial
Banten untuk menekuni industri kreatif," papar Andika saat menjadi keynote
speaker pada Seminar bertema “Eksistensi Generasi Milenial dalam Bingkai
Kearifan Lokal untuk Membangun Ekonomi Kreatif” dalam rangka Dies Natalies Ke-1
Universitas Tangerang Raya Komp. Perumahan Sudirman Indah, Kecamatan Tigaraksa
Kabupaten Tangerang, Kamis (21/10).
Karena itu, lanjutnya,
mahasiswa sebagai generasi milenial perlu terus dipacu untuk bisa kapabilitas
untuk menjadi pemilik dari berbagai jenis usaha sesuai latar belakang ilmu dan
passion, dengan manfaatkan berbagai peluang dan sumber daya yang tersedia
menjadi produk kreatif barang/jasa yang potensial dengan tetap mengedepankan
nilai-nilai kearifan lokal.
Lebih jauh Andika berharap
pendidikan kewirausahan di perguruan tinggi hendaknya dijalankan dengan kreatif
dan membekali mahasiswa untuk mandiri dan tidak berorientasi menjadi pencari
kerja ketika yang bersangkutan menyelesaikan studinya, melainkan berupaya
menjadi pencipta lapangan kerja.
Idealnya, kata Andika,
setiap kampus memiliki program mahasiswa wirausaha yang meliputi program
wirausaha mahasiswa, workshop kewirausahaan, pelatihan dan pendampingan (dosen
dan praktisi) dan expo kewirausahaan. Worskhop dan pelatihan-pelatihan
kewirausahaan kreatif dimaksud, kata Andika, seperti pelatihan digital
marketing dan visualisasi produk, SDM dan sumber daya Bisnis, Analisis biaya
produksi dan investasi, proposal bisnis, strategi bisnis, pengelolaan keuangan,
penciptaan produk/merek, agar ditingkatkan baik melalui dalam pengajaran maupun
dalam penelitian ataupun praktik.
Program pengembangan ekonomi
kreatif ke depan khususnya pada sektor-sektor potensial di Provinsi Banten,
lanjut Andika, seperti sektor pertanian khususnya pada subsektor tanaman
pangan, tanaman hortikultura, perikanan dan peternakan agar terus dikembangkan.
Menurut Andika, perlu berbagai stimulan untuk meningkatkan minat dan daya tarik
generasi milenial untuk menggeluti
wirausaha sektor pertanian
yang dikombinasikan dengan ekonomi kreatif. Khususnya pada aspek pemasaran pada
platform digital terlebih saat ini, kata Andika, data APJII menunjukkan 73,7
persen dari total penduduk Indonesia merupakan pengguna internet atau sebanyak
196,71 juta jiwa.
"Data ini menunjukkan
potensi yang cukup besar bagaimana industri kreatif dipasarkan melalui platform
digital. Selain itu, daya dukung terhadap pengelolaan rantai pasok agar
generasi milenial tertarik untuk mengelola sektor pertanian menjadi sumber daya
ekonomi yang potensial juga sangat diperlukan," paparnya.
Ke depan, Andika
melanjutkan, secara kelembagaan di lingkungan pemerintah daerah, memang perlu
ada sub unit kerja yang membidangi industri kreatif pada perangkat daerah baik di
tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. "Yang memiliki tugas dan fungsi
utama yaitu memfasilitasi pengembangan jejaring dan mendorong kerja sama antar
insan kreatif dalam lingkup regional, nasional dan internasional,"
imbuhnya.