Vaksinasi dalam Menangani Pandemi Covid-19

Sumber Gambar :

Pemerintah telah memulai pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang dimulai secara nasional pada Rabu 13 Januari 2021.

Sebagai upaya meyakinkan masyarakat maka yang pertama disuntik yakni Presiden Joko Widodo diikuti dengan para pejabat dan tokoh public.

Di tingkat daerah, Provinsi Banten memulai vaksinasi perdana di Pendopo Bupati Tangerang pada Kamis 14 Jnauari 2021.

Para penerima vaksin pertama yakni para kepala daerah dan unsur Forkompimda. Mereka yang divaksin yang telah memenuhi syarat dan lolos cek kesehatan.

Program vaksinasi Covid-19, untuk tahap awal masih dibayangi informasi yang negatif. Oleh karena itu, dengan vaksinasi dimulai dari kepala negara dan para kepala daerah serta tokoh publik diharapkan masyarakat percaya dan mau disuntik vaksin Covid-19.

Harus diakui menjelang setahun pandemi Covid-19, penanganan pandemi masih banyak harus dilakukan perbaikan.

Program vaksinasi ini merupakan salah satu dalam perbaikan pandemi, setelah kampanye protokol kesehatan maupun sejumlah kebijakan lain seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Penulis sependapat dengan saran anggota DPR Netty Prasetyani mengenai program vaksinasi jangan dianggap sebagai jurus ampuh bisa mengatasi keseluruhan pandemi Covid-19.

Vaksin adalah hanya salah satu cara saja. Program vaksinasi juga supaya efektif dan berjalan optimal harus memnuhi syarat keamanan, keampuhan  dan kualitas vaksin  yang digunakan.

 Berdasarkan laporan uji klinisnya, kita tahu bahwa tingkat kemanjuran Vaksin Sinovac adalah 65,3 persen. Hasil ini  harus menjadi perhatian pemerintah meskipun angkanya sudah di atas standar WHO.

Hal lain yang perlu mendapat perhatian pemerintah, soal kemampuan mengelola komunikasi publik yang baik atas program vaksinasi ini. Saat pandemi makin meluas, sementara masyarakat  dihujani dengan informasi pro kontra soal vaksin, maka pemerintah harus kerja ekstra keras mengajak mereka  menjadi agen perubahan sosial.

Pelibatan semua elemen masyarakat dan menyukseskan program harus dilakukan. Jangan sampai karena komunikasi yang buruk,  menambah kegaduhan, kepanikan, bahkan pembangkangan masyarakat.

Ini tentu saja menjadi kontraproduktif yang akan membuat program vaksinasi berbiaya mahal menjadi tidak efektif.

Pelaksanaan vaksinasi tahap satu ini harus terus dievaluasi mulai dari pengadaan sampai pelaksanaanya.  Sebagaimana diketahui, selain Sinovac, pemerintah menyebutkan ada vaksin lain  yang akan digunakan.

Diharapkan pelaksanaan vaksinasi tahap I ini menjadi kunci bagi pelaksanaan vaksinasi tahap berikutnya. Oleh karena itu, upaya kerja keras, bekerjasama, bahu membahu dalam pelaksanaan vaksinasi menjadi kunci utama.

Sebagaimana diketahui,  Banten telah menerima vaksin Sinovac melalui dua tahap. Jumlah vaksin awal pengiriman tahap I sebanyak 14.560 vial dan jumlah vaksin awal pengiriman tahap II sebanyak 81.720 vial.  Jumlah keseluruhan vaksin yang sudah diterima di Gudang Farmasi sebanyak 96.280 vial.

Adapun kabupaten/kota yang telah menerima vaksin tersebut, lanjut Edy, terdiri atas Kota Tangerang Selatan sebanyak 18.960 vial, Kota Serang sebanyak 7.076 vial, Kota Cilegon sebanyak 5.000 vial, Kabupaten Pandeglang sebanyak 5.640 vial, Kabupaten Tangerang sebanyak 22.200 vial, Kabupaten Lebak sebanyak 8.040 vial, Kota Tangerang sebanyak 22.280 vial dan Kabupaten Serang sebanyak 7.080 vial.

Dengan demikian jumlah total vaksin Sinovac yang sudah di distribusikan sebanyak 96.276 vial, dan saat ini sisa vaksin yang berada di gudang farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Banten sebanyak 4 vial.

Setelah tahap I sasaran pada Forkopimda dan tenaga kesehatan dan dua daerah sebagai prioritas yakni Kota Serang dan Kota Tangsel, maka tahap akan menyasar di enam kabupaten/kota lain.

Diharapkan dengan semakin banyak yang divaksin, mampu menekan kenaikan kasus Covid-19 di Banten. (Maksuni, Praktisi Pers)***

 

 


Share this Post