Tugu Pamulang Sebagai Simbol Budaya dan Kebanggaan Masyarakat Tangsel

Sumber Gambar :

Masyarakat Kota Tangsel patut berbangga karena kini mereka memiliki tugu yang megah sebagai simbol masyarakatnya.

Nama tugu yang dinamakan Tugu Pamulang tersebut menandai tonggak baru masyarakat Kota Tangsel di era milenium.

Tugu Pamulang terletak di persimpangan Jalan Suryakencana persimpangan Jalan Siliwangi, Pamulang, Kota Tangsel. Tugu Pamulang diresmikan Gubernur Banten Wahidin Halim pada Sabtu 8 Januari 2022.

Peresmian Tugu Pamulang oleh Gubenur Banten Wahidin Halim ini sangat bersejarah karena di saat masa pandemi Covid-19, Banten tiada henti membangun.

Tugu Pamulang yang sekarang merupakan hasil revitalisasi tugu sebelumnya yang menjadi perhatian dan aspirasi masyarakat Kota Tangsel karena tugu sebelumnya sudah tidak sesuai dengan peruntukannya.

Sempat menuai kritik  karena desain berubah bentuk mulai dari kolam hingga berbentuk kerangka besi dengan kubah putih di atasnya. 

Atas berbagai kritik masyarakat sehingga kemudian Gubernur Banten mengambil inisiatif menggelar sayembara desain Tugu Pamulang Kota Tangsel.

Tak main-main, sayembara desain Tugu Tangsel menyediakan dengan total hadiah Rp.20 juta.

Sayembara desain Tugu Pamulang Tangsel ini mendapat perhatian luas masyarakat terlihat dari jumlah pendaftar yang mencapai 1013 pendaftar.

Namun dari seribuan pendaftar tersebut, hingga batas akhir penutupan pengirim karya, desain Tugu Pamulang yang masuk sebanyak 190 karya.

Selanjutnya, berdasarkan keputusan dewan juri yang terdiri dari Ir Agung Nugraha (arsitek), Dr. Ir. H. Eden Gunawan, MM., IPM, ASEAN Eng (Ketua PII Wilayah Banten), dan Dr. Mufti Ali (budayawan dan seniman) ditetapkan karya desain peserta nomor TGP0655 dengan Ketua Tim Dedi Kurniadi dan anggota Oma Marta Wijaya sebagai pemenang sayembara Tugu Pamulang.

Menurut Gubernur Banten Wahidin Halim, revitalisasi Tugu Pamulang dengan desain melalui sayembara merupakan bentuk pola pembangunan yang partisipatif. Artinya, masyarakat bisa turut berpartisipasi sehingga hasilnya akan sesuai dengan yang diharapkan.

Selain juga, hasil pembangunan partisipatif akan dirasakan secara langsung oleh masyaakat. Pemerintah dalam hal ini, melalui kebijakannya, memfasilitasi aspirasi masyarakat agar terwujud.

Harapan itu yang disampaikan Gubernur Banten Wahidin Halim saat acara peresmian.

Gubernur Banten Wahidin Halim berharap, dengan diresmikannya Tugu Pamulang ini bisa mendatangkan manfaat dan maslahat bagi masyarakat sekitar dari berbagai perspektif dan dimensi.

Tugu Pamulang di Kota Tangsel kini berdiri megah dengan ornamen yang mencerminkan budaya masyarakat Kota Tangsel.

Sebagaimana disampaikan Gubernur Banten Wahidin Halim, ornamen dengan Motif Mandalika Batik Banten yang ada pada bangunan Tugu Pamulang merepresentasikan karakter Pangeran Arya Mandalika yang arif, kuat, sekaligus lemah lembut dan rendah hati.

Kemudian, ornamen Motif Tumpal Batik Betawi menunjukkan keselarasan kosmik dan spiritual serta diyakini sebagai penolak bala.

Sedangkan bentuk Perahu dan Ombak pada Tugu Pamulang Kota Tangsel menunjukkan sikap adaptasi dan ilustrasi Pelabuhan Karangantu yang merepresentasikan kejayaan maritim Kesultanan Banten pada masa lalu.

Dengan berbagai ornamen yanga ada di Tugu Pamulang, maka sejatinya tugu tersebut tidak hanya berupa benda tapi menyimpang berbagai nilai-nilai budaya masyarakat Kota Tangsel yang senantiasa harus terus dipelihara dan dilestarikan. 

Salah satu yang harus dilakukan masyarakat yakni agar Tugu Pamulang yang telah dibangun megah tersebut bisa dipelihara sehingga tidak rusak.

Tugu Pamulang yang megah dan indah juga bisa menjadi salah satu objek atau spot wisatawan yang datang ke Kota Tangsel.*** (Maksuni, Praktisi Pers).


Share this Post