Tantangan Berat di Tengah Lonjakan Covid-19

Sumber Gambar :

Sejumlah daerah di Pulau Jawa saat ini menghadapi tantangan yang sangat berat berkenaan dengan lonjakan kasus Covid-19 yang terus melonjak.

Tren kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia masih terus melejit. Berdasarkan data Kemenkes pada Rabu 14 Juli 2021, terjadi kenaikan positif sebanyak 54.517 kasus menjadi 2.670.046 kasus. Sedangkan pasien Covid-19 yang meninggal bertambah 9991 orang menjadi 69.210 orang.

Melejitnya kasus Covid-19 juga dialami Banten. Data Dinkes Provinsi Banten per Selasa 13 Juli 2021, kasus positif Covid-19 bertambah 2.052 kasus menjadi 73.529 kasus. Sedangkan pasien Covid-19 yang meninggal dunia bertambah 369 orang menjadi 59.514.

Tingginya kasus Covid-19 mendapat perhatian dari Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin pada telekonferensi Rapat Penanganan Covid-19 di Provinsi Banten bersama Gubernur Banten Wahidin Halim.

Dilansir dari Antara, Wapres mengatakan tingginya angka kasus penularan tersebut karena rendahnya kepatuhan masyarakat Banten dalam menerapkan protokol kesehatan.

Selain itu, Wapres juga menegaskan Pemprov Banten harus memperbanyak pengetesan (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) atau 3T kepada warga setempat.

Selain itu, Wapres minta Pemprov Banten mempercepat pemberian vaksin kepada masyarakat sehingga kekebalan komunal atau herd immunity dapat segera terwujud.

Wapres menyebutkan di Banten harus terlaksana vaksinasi kepada sedikitnya 8.000.000 jiwa penduduk setempat dengan target 20.000 orang per hari.

Berdasarkan laporan yang diterima, Wapres menyebutkan vaksinasi di Banten hingga Senin (12/7) tercatat baru sebanyak 1,15 juta orang yang masuk dalam kategori tenaga kesehatan dan orang lanjut usia (lansia).

Evaluasi dari Wapres Ma’ruf Amin terhadap tingginya angka penularan Covid-19 di Banten harus menjadi perhatian serius Pemprov Banten.

Sejumlah langkah dibeberkan Gubernur Banten Wahidin Halim. Antara lain meningkatkan sosialisasi protokol kesehatan di samping membatasi mobilitas masyarakat melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk penanganan di hulu.

Selain itu, mengutip pernyataan Gubernur Banten Wahidin Halim, dalam  upaya menekan peningkatan kasus Covid-19 Pemprov Banten akan menggunakan pendekatan model Program Keluarga Berencana (KB).

Untuk mengurangi tekanan tingkat keterisian (Bed Occupancy Rate/BOR) rumah sakit yang saat ini mencapai 91 persen, Pemprov Banten akan menambah rumah singgah hingga 400 Tempat Tidur (TT).

Sebelumnya data Dinas Kesehatan Provinsi Banten, seiring meningkatnya kasus Covid-19 di delapan kabupaten/kota di Banten. maka Bor TT juga meningkat. Data Dinkes Banten per 13 Juli 2021 jam 13.00 WIB ruang ICU (BOR) sebesar 92,72 persen atau kapasitas TT ICU sebanyak 426 TT, yang terpakai 396 TT dan masih tersedia 31 unit.

Kemudian BOR tempat tidur isolasi 90,99 persen yakni kapasitas 4218 TT, sudah terpakai 3838 unit TT dan masih tersedia 380 unit TT. Selanjutnya BOR rumah singgah 89,29 persen yakni kapasitas 906 unit, yang terpakai 744 unit TT dan tersedia 162 unit TT rumah singgah.

Persoalan yang dihadapi Pemprov Banten maupun pemkab/pemkot memang tidak mudah. Tantangan berat harus dihadapi di tengah keterbatasan sejumlah fasilitas kesehatan, sementara pasien terus meningkat.

Pemerintah pusat, pemprov dan pemkab/pemkot di Banten melakukan upaya penanganan cepat terhadap penyebaran Covid-19 sehingga dapat terkendali.

Berbagai persoalan seperti 3T, vaksinasi, oksigen, obat-obatan dan makin terbatasnya ruang ICU untuk pasien Covid-19 harus dilakukan terobosan untuk mengatasinya. Oleh karena itu, kepala daerah perlu mengecek langsung dan segera mengeluarkan kebijakan terutama dalam hal yang bersifat urgen.

Pemprov Banten dan pemkab/pemkot perlu melakukan langkah-langkah cepat Misalnya dalam hal pendirian RS Darurat, menjamin ketersediaan oksigen pasien, serta persoalan lain yang urgen. Koordinasi dengan kabupaten/kota serta aparat TNI/Polri, lembaga kemanusiaan harus ditingkatkan sama halnya menghadapi bencana alam. Jika penanganan terkoordinasi secara baik, maka bisa menekan jatuhnya banyak korban. Dalam kondisi darurat, maka soliditas sangat menentukan keberhasilan dalam mengatasi pandemi ini..*** (Maksuni, Praktisi Pers)


Share this Post