Serahkan Perda Desa Adat di Seba Baduy, Wagub Andika: Janji Telah Kami Tunaikan
Sumber Gambar :SERANG -Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy selaku Bapak Gede bagi masyarakat adat Baduy, secara resmi menerima kedatangan perwakilan warga Baduy yang dipimpin para tetua adat dan pemerintahannya dalam acara ritual Seba Baduy 2022 di Gedung Negara Provinsi Banten, Kota Serang, Sabtu (7/5). Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada momen yang sakral tersebut kali ini ditandai dengan penyerahan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2022 tentang Susunan Kelembagaan, Pengisian Jabatan dan Masa Jabatan Kepala Desa Adat.
“Dengan telah diserahkannya
Perda yang mengatur tentang pemerintahan desa adat tadi janji kami kepada
masyarakat adat di Provinsi Banten telah ditunaikan,” kata Andika kepada pers
usai acara. Andika didampingi Ketua DPRD Banten Andra Soni, Kepala Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Desa Enong Suhaeti dan Kepala Dinas Pariwisata Al
Hamidi.
Sebelumnya dalam acara
tersebut, Andika yang mengenakan pakaian khas adat Baduy Dalam berupa setelan
baju pangsi berwarna putih yang dipadu dengan ikat kepala berwarna putih
menyerahkan dokumen Perda tersebut kepada Jaro Pamarentahan Baduy yang juga
menjabat sebagai Kepala Desa Kanekes, desa tempat bermukimnya masyarakat Baduy
di Kabupaten Lebak, Saija.
Diterangkan Andika pembuatan
Perda tentang desa adat tersebut tidak lain sebagai pemenuhan janji Pemprov
Banten di bawah kepemimpinan Gubernur Wahidin Halim dan dirinya sebagai Wakil
Gubernur kepada masyarakat Baduy yang pada saat Seba Baduy terakhir sebelum
pandemi Covid-19 yaitu 3 tahun lalu meminta agar dibuatkan peraturan daerah
tentang desa adat. Dengan adanya perda tersebut Desa Kanekes sebagai desa adat
Baduy dan juga desa-desa adat lainnya di Provinsi Banten akan lebih leluasa
menerapkan kelembagaan dan kepemimpinan yang sesuai dengan ketentuan adat yang
berlaku di masing-masing desa adat tersebut.
“Alhamdulillah Perda tentang
desa adat ini adalah yang pertama di Indonesia. Provinsi-Provinsi lain di
Indonesia yang juga banyak memiliki desa adat belum ada yang mempunyai Perda
ini,” kata Andika.
Sebelumnya dalam sambutannya
sebagai Bapak Gede masyarakat Baduy dengan menggunakan bahasa Sunda dialek
Baduy, Andika mengaku bahagia karena kedatangan saudara-saudara dari Baduy yang
kembali dapat melaksanakan ritual Seba Baduy meski masih dengan pembatasan
peserta di mana pandemi Covid-19 belum dianggap tuntas seluruhnya hari ini.
Menurutnya dengan Seba Baduy perasaan persaudaraan antara Pemerintah Daerah dan
masyarakat Banten dengan masyarakat Baduy menjadi semakin terjalin.
“Padeukeutna pamaréntah
jeung rahayatna minangka bukti nandakeun tingtrimna kaayaan Provinsi Banten nu
dipicinta,” kata Andika yang mengungkapkan kegembiraannya dengan menyebut
pertemuan tersebut sebagai bukti bahwa keadaan Provinsi Banten yang dicintai ini
aman dan tentram.
Andika mengulas,dirinya
mewakili Pemprov Banten selalu mengingat pesan masyarakat Baduy setiap Seba
Baduy bahwa Pemerintah dan masyarakat harus selalu menjaga lingkungan alam.
Untuk itu, kata Andika,Seba Baduy bukan hanya persoalan kebudayaan atau pariwisata saja, melainkan persoalan
pelestarian lingkungan hidup.
Untuk diketahui, meski pada
tahun ini peserta Seba Baduy hanya perwakilan yakni sekitar 160 warga
masyarakat Baduy Dalam dan Baduy Luar, namun prosesi inti berupa Murwa Seba
atau pesan lisan dengan bahasa Sunda kuno yakni bahasa Sunda Buhun dari tetua
adat yang disebut Puun Baduy dalam hal ini disampaikan oleh Jaro Tanggungan 12,
Saidi Putera, tetap dilakukan. Prosesi kemudian ditutup dengan penyerahan Laksa
sebagai perlambang penyerahan hasil bumi oleh Jaro Tanggungan 12 kepada Andika
sebagai Bapak Gede.
Laksa sendiri adalah intisari padi yang diolah melalui upacara sakral ngalaksa. Laksa adalah sejenis makanan adat semacam mie tetapi lebih lebar, atau seperti kwetiau yang terbuat dari tepung beras. Laksa Baduy dibungkus dengan pelepah pinang. Dengan menyantap laksa dari tanah suci ini yakni tanah Baduy, diharapkan kewibawaan raja atau pemimpin akan bertambah. Persembahan laksa dan hasil bumi lainnya ini merupakan lambang hubungan baik antara masyarakat adat Baduy dan Pemerintah.
Sumber : Biroadpimbanten