Sekda Al Muktabar Pimpin Apel Kesiapsiagaan Libur Lebaran dan Kewaspadaan Bencana
Sumber Gambar :Sekretaris Daerah Al Muktabar selaku Kepala BPBD Provinsi Banten memimpin Apel Pagi Dalam Rangka Kesiapsiagaan Menghadapi Libur Panjang Lebaran Idul Fitri 1443 Hijriyah, serta Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Yang Berpotensi Terjadi di Provinsi Banten. Apel pagi itu juga dilakukan dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Nasional yang bertepatan jatuh pada hari Selasa (26/4/2022).
Apel kesiapsiagaan
dilaksanakan di lapangan kantor BPBD Provinsi Banten, Jalan Syekh Nawawi Al
Bantani, Nomor 7, Kelurahan Banjaragung, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang
diikuti oleh Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Provinsi Banten Nana Suryana,
perwakilan BPBD dari daerah terdekat, unsur TNI dan Polri serta dari Basarnas
Provinsi Banten, Satpol PP Provinsi Banten, unsur relawan, BMKG Serang dan
Tangerang serta OPD terkait.
Kalak BPBD Banten Nana
Suryana seusai apel pagi mengatakan, dalam menghadapi libur panjang lebaran
nanti, pihaknya akan mengerahkan 80 personil yang disebar ke setiap titik posko
pelayanan bersama OPD lainnya. Setiap posko ditempatkan satu regu yang akan
secara bergantian melakukan penjagaan selama 24 jam.
“Di masing-masing posko itu
nanti kita akan membagikan masker kepada para pengendara yang melintas.
Jumlahnya mencapai ribuan. Kemudian juga kita juga terus melakukan sosialisasi
kepada pengendara untuk tetap mematuhi Prokes. Karena walau bagaimanapun,
sampai saat ini virus itu masih ada dan harus kita antisipasi bersama
pencegahannya,” katanya.
Selain itu, lanjut Nana,
persoalan antisipasi kebencanaan juga masih menjadi prioritas untuk dilakukan
pencegahan. Saat ini, yang sedang kita antisipasi bersama adalah potensi
tsunami yang terjadi akibat dampak dari aktivitas Anak Gunung Krakatau yang belakangan
mulai aktif kembali.
“Itu sudah kita antisipasi
bersama, dari mulai tingkat daerah sampai pusat,” katanya.
Dikatakan Nana, jika hanya
lava Anak Gunung Krakatau saja yang berguguran langsung ke dasar laut tidak
tertahan di dinding Anak Gunung Krakatau
tidak akan menimbulkan potensi tsunami, begitu juga dengan material lainnya.
“Oleh karena itu saat ini
status Anak Gunung Krakatau itu dalam posisi siaga. Masyarakat tidak
diperbolehkan mendekati Anak Gunung Krakatau dalam radius 5 Km, meningkat jika
dibanding sebelumnya yang hanya 2 Km,” ucapnya.
Nana melanjutkan, dalam
mengantisipasi itu Pemprov Banten sudah melakukan kesiapsiagaan sejak dini,
seperti pengaktifan kembali alat Early Warning System (EWS) di tiga daerah yang
berpotensi terjadi gempa yang dapat menimbulkan tsunami yakni daerah Pasauran,
Kabupaten Serang serta di Panimbang dan Labuan, Kabupaten Pandeglang.
“Kondisi sirine dari tiga
lokasi, yang berfungsi dua yaitu di Panimbang dan Labuan, yang 1 di Pasauran
masih dalam perbaikan oleh BMKG setelah sebelumnya ada yang mencuri bagian dari
alat tersebut," ungkapnya.
Kemudian, BPBD Banten sudah
mendapat izin untuk penggunaan aplikasi EWS yang dimotori oleh BMKG Pusat.
Aplikasi itu saat ini sudah disosialisasikan ke seluruh masyarakat serta
Muspika di tingkat Kecamatan di Provinsi Banten, khususnya bagi daerah-darah
yang berpotensi terjadi bencana. Fungsinya, dengan aplikasi yang terpasang di
masing-masing smartphone itu bisa mengetahui potensi bencana apa yang akan
terjadi.
“Dengan begitu, masyarakat
bisa sejak dini mengantisipasi dan melakukan evakuasi mandiri ke tempat-tempat
yang aman,” jelasnya.
Selanjutnya, terkait dengan
jalur evakuasi dan titik evakuasi, diakui Nana masih banyak yang harus
diperbaiki meskipun secara jumlah sudah cukup memadai. Perbaikan itu lebih
kepada kondisi jalur evakuasi yang rusak dan masih kecil sehingga sulit dilalui
bagi kendaraan roda empat. Belum lagi bagi warga yang akan melakukan evakuasi
yang jumlahnya pasti banyak.
“Jadi jalur evakuasi itu
harus lebar dan bagus, supaya warga yang melaluinya bisa dengan mudah tidak
berdesak-desakan,” katanya.
Oleh karena itu, tambah
Nana, dirinya berharap jalur evakuasi terawat serta selalu dalam kondisi siap
setiap saat.
“Karena pada intinya, pencegahan dan penanggulangan bencana itu merupakan tugas bersama,tidak bisa dibebankan hanya kepada satu pihak, termasuk peran aktif masyarakat juga,” tutupnya.
Sumber : Biroadpimbanten