Sampling Tes Swab Siswa SMA/SMK di Banten Dilaksanakan Desember 2020
Sumber Gambar :SERANG – Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten, pada Desember nanti mulai melakukan
pengambilan sampling tes usap atau swab Covid-19 siswa SMA dan SMK. Hal itu
merupakan bagian dari persiapan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka yang
direncanakan dimulai pada Januari 2021.
Kepala Dindikbud Provinsi
Banten, Tabrani mengatakan, pihaknya telah mendapatkan instruksi langsung dari
Gubernur Banten, Wahidin Halim untuk melakukan sampling tes swab sebelum sekolah tatap muka digelar. Untuk itu,
dirinya mengaku, dalam waktu dekat ini akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan
(Dinkes) Provinsi Banten.
“Dindik akan koordinasi
dengan Dinkes untuk melaksanakan sampel siswa yang akan diswab pada tiap-tiap
sekolah sesuai arahan Pak Gubernur. Desember kita laksanakan, soal waktu nanti
koordinasi dengan Dinkes,” kata Tabrani, Jumat (27/11/2020).
Menurut Tabrani, tahapan itu
dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kita akan lakukan tahapan
itu secara optimal. Kita ngga mau ada klaster sekolah. Nanti setelah ada kesiapan
dari Dinkes akan dilaksanakan di sekolah yang dijadikan sampel. Yang pasti
Dindik akan siapkan datanya,” ujarnya.
Seperti diberitakan,
Gubernur Banten, Wahidin Halim meminta Dindikbud Provinsi Banten untuk membuat
desain pola kegiatan belajar mengajar (KBM) atau sekolah tatap muka. Salah
satunya, sekolah harus memenuhi standar protokol kesehatan.
“Sekolah tatap muka masih
kita desain. Kemarin saya sudah minta Dindikbud untuk mengambil sampel
sekolah-sekolah yang jadi kewenangan provinsi untuk dilakukan swab dan rapid,”
ujar WH saat ditemui di rumah dinas Gubernur Banten, Cipare, Kota Serang, Rabu
(25/11/2020).
Pengambilan sampel itu, kata
WH, dilakukan untuk melihat apakah dengan dibukanya sekolah tatap muka tren
Covid-19 akan meningkat atau tidak.
“Jadi (sekolah) yang ada di kota hasil samplingnya bagaimana, tesnya bagaimana. Dan yang tinggal didaerah juga seperti apa hasilnya. Kita ingin lihat tren atau indikator dari masing-masing daerah setelah (tes swab dan rapid) dilakukan. Setelah itu kita lakukan tracing dan tracking apakah sekolah itu jadi klaster baru,” katanya.
Sumber : Bantennews