Pj Ketua TP PKK Provinsi Banten: Lokakarya Penanganan Stunting Terpadu Wadah Pembelajaran Bagi Kader
Sumber Gambar :Tim Penggerak Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Banten dan Fakultas Kedokteran UI gelar
Lokakarya Penanganan Stunting Terpadu.
Ketua TP PKK Provinsi Banten
Tine Al Muktabar mengatakan, kegiatan ini berfokus dalam pemecahan masalah dan
merumuskan solusi dini dalam penanganan dan pencegahan stunting di Provinsi
Banten, mulai dari program bakti sosial hingga pengembangan aplikasi dasawisma
yang akan menjadi alat pelaporan real time oleh kader-kader TP PKK dan bisa
langsung diintervensi oleh para Kepala Daerah se-Provinsi Banten dalam
percepatan penurunan stunting.
"Kegiatan ini juga
merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk merumuskan penanganan dan
pencegahan stunting di Provinsi Banten," ungkap Tine Al Muktabar usai
menghadiri pembukaan Lokakarya Penanganan Stunting Terpadu dalam rangka upaya
percepatan penurunan stunting di Provinsi Banten yang digelar secara langsung
dan virtual di Gedung Negara Provinsi Banten Jl Brigjen KH Syam'un No 5,
Kota Serang, Sabtu (6/5/2023).
Dikatakan, pihaknya juga
telah bekerjasama dengan FKUI dalam pengembangan aplikasi dasawisma yang
menjadi alat pelaporan real time oleh kader-kader TP PKK.
"Kegiatan ini
kolaborasi dengan FKUI dalam rangka Dies Natalis Ke-73. Mulai dari pengembangan
aplikasi dasawisma yang akan menjadi alat pelaporan real time oleh para
kader-kader TP PKK dan bisa langsung diintervensi oleh pemangku
kebijakan," ungkap Tine Al Muktabar.
Pihaknya berharap dengan
kegiatan tersebut dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan mengenai
deteksi dan tatalaksana penanganan stunting secara terpadu, mulai dari tingkat
rumah tangga, keluarga, Posyandu, Puskesmas hingga Rumah Sakit.
Ditegaskan Tine, pentingnya
sinergitas antara kader Posyandu dan kader TP PKK sehingga melalui lokakarya
dan implementasi aplikasi dasawisma ini dapat menemukan serta mendeteksi secara
dini angka kejadian stunting.
"Pada aplikasi
dasawisma ini dimana ada data-data tinggi badan dan berat badan, yang tentunya
harus ada sinergi antara kader TP PKK dan kader Posyandu dalam kebutuhan
data-data tersebut untuk masuk kedalam aplikasi dasawisma," katanya.
"Mudah-mudahan dari
pelatihan ini para kader Posyandu dan kader TP PKK Provinsi Banten bisa
menemukan dan mendeteksi dini angka kejadian stunting sehingga itu akan
mempercepat penanganan dan pencegahan stunting di Provinsi Banten,"
sambungnya.
Koordinator Panitia Dies
Natalis Ke-73 FKUI Bidang Pengabdian Masyarakat, Jaya Ariheryanto Effendi,
menyampaikan, melalui program bakti sosial ini, Ikatan Alumni FKUI 1998
berharap dapat ikut berkontribusi dalam percepatan penurunan stunting nasional
yang ditargetkan Pemerintah dapat mencapai 14% pada tahun 2024 khususnya di Provinsi
Banten,
Selanjutnya, ia juga
berharap kegiatan ini dapat memberikan kesempatan bagi para ILUNI FKUI 1998
menyatukan berbagai disiplin ilmu kedokteran dan kesehatan masyarakat untuk
berkarya bersama dalam pengabdian masyarakat dan memberdayakan masyarakat dalam
menangani masalah stunting secara terpadu, juga dapat menguatkan kapasitas
layanan kesehatan dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Sementara, Ketua Panitia
Dies Natalis FKUI Wismandari menuturkan kegiatan tersebut merupakan bagian
pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh ILUNI FKUI 1998, sehingga diharapkan
dapat memberikan peran kepada masyarakat.
"Kita pilih stunting,
karena kita melihat masalah stunting masih cukup besar di Indonesia. Sehingga
dibutuhkannya kolaborasi semua pihak," ujarnya.
Dirinya juga berharap
kegiatan dalam rangka penanganan dan pencegahan stunting tersebut dapat
berkesinambungan dan berkelanjutan.
"Sehingga bisa menekan
angka stunting sampai serendah mungkin, itu tujuan kami," tandasnya.
Sebagai informasi, Lokakarya
dan Pelatihan Penanganan Stunting Terpadu tersebut dilanjutkan dengan
serangkain kegiatan edukasi dan pemeriksaan kesehatan untuk ibu hamil.
Serta edukasi pemberian
makan bayi dan anak bagi para pengasuh bayi dan anak. Kegiatan akan
diselenggarakan di salah satu daerah lokus stunting yang menjadi prioritas
Pemerintah Provinsi Banten.
Kegiatan Lokakarya ini
diikuti lebih dari 700 peserta dari berbagai kalangan seperti bidan, tenaga
pengelola gizi, dokter umum, dokter spesialis anak, kader TP PKK dan kader Posyandu
Se Provinsi Banten.
Dalam kegiatan lokakarya
penanganan stunting terpadu itu mencakup beberapa rangkaian, diantaranya
penyampaian materi kode etik kedokteran, dampak stunting pada tumbuh kembang
anak, deteksi dini dan sistem rujukan, praktik pemberian makan bayi dan anak,
serta simulasi penatalaksanaan kasus.