Pj Gubernur Banten Al Muktabar Turut Tinjau Komoditas Strategis
Sumber Gambar :Penjabat (Pj) Gubernur Banten
Al Muktabar turut meninjau persediaan dan logistik komoditas strategis di
Provinsi Banten di Kawasan Industri Krakatau Steel, Kota Cilegon, Minggu
(15/1/2023). Terigu, gula, jagung, dan kedelai merupakan komoditas strategis
karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Sistem bongkar muat barang curah
yang efisien di Provinsi Banten turut menjadi perhatian.
Al Muktabar menyambut rombongan
di Kantor PT Sentral Grain Terminal (SGT) di Kawasan Pelabuhan Krakatau Bandar
Samudera. Rombongan terdiri dari Menteri Perdagangan Republik Indonesia
Zulkifli Hasan, Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah, Bupati Sumbawa
Mahmud Abdullah, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, serta Ketua
Satgas Pangan Polri Brigjen Pol Whisnu Hermawan Februanto.
Menggunakan bus medium PT
Krakatau Steel, rombongan menuju Pabrik Penggilingan Terigu Bungasari sebagai
titik pertama peninjauan. Rombongan meninjau gudang penyimpanan serta
pengemasan terigu. Rombongan menyaksikan proses produksi dan pengemasan yang
terkelola dengan baik menggunakan sistem otomasi dengan robot. Serta memiliki
kapasitas produksi hingga 5000 ton.
Selanjutnya rombongan meninjau
PT Tereos FKS Indonesia yang mengolah jagung menjadi beberapa produk turunan.
Di antaranya: pati jagung, sirup fruktosa, bahan pakan ternak, hingga beberapa
produk lainnya. Kapasitas giling per hari mencapai 1.300 ton. Merupakan produk
pengganti impor.
Rombongan juga meninjau
bongkar muat komoditas strategis kedelai dari Kapal PAC ANKAA di Pelabuhan PT
Krakatau Bandar Samudera. Kapal ini membawa muatan 56 ribu ton kedelai
dari New Orleans, Amerika Serikat. Sebanyak 30 ribu ton dibongkar di Kota Cilegon.
Sisanya akan dibongkar di Semarang dan Cilacap.
Pabrik gula rafinasi PT
Permata Dunia Sukses Utama (PDSU) menjadi lokasi kunjungan terakhir rombongan.
Di PT PDSU, rombongan meninjau pengolahan gula mentah yang masuk serta gudang
penyimpanan hasil produksi.
Dalam sambutannya, Mendag
Zulkifli Hasan mengungkapkan penanganan produksi yang dilakukan sangat baik dan
efisien sehingga mengurangi biaya produksi. Sehingga masyarakat memperoleh
harga yang baik.