Perkuat Rantai Pasok Alokon dan Non Alokon, BKKBN Banten Lakukan Ini
Sumber Gambar :Dalam rangka meningkatkan
akses alat dan obat kontrasepsi (alokon) di fasilitas
kesehatan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
memperkuat sistem rantai pasok keluarga berencana agar pasangan usia
subur di seluruh Indonesia memiliki akses ke beragam pilihan metode kontrasepsi
secara konsisten.
Untuk memperkuat strategi
tersebut, maka dikembangkanlah Sistem Informasi Rantai Pasok Alokon (SIRIKA)
yang merupakan inovasi dalam proses pengolahan data pelaporan logistik dan
pengelolaan di gudang alokon secara digital.
Untuk itu, Perwakilan BKKBN Provinsi
Banten menggelar workshop “Penguatan Rantai Pasok Alokon dan Non Alokon” bagi
pengelola alokon tingkat OPDKB kabupaten/kota di Banten dalam
implementasi penggunaan Sistem Digital Manajemen Rantai Pasok (SIRIKA) dengan
output berupa SPMB, SBBK, dan Surat Jalan distribusi alokon.
Kepala Perwakilan BKKBN Banten,
Drs Aan Jumhana menyampaikan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM)
pengelola alokon di Provinsi Banten. Kemudian, menjelaskan tentang
Sistem Informasi Rantai Pasok Alokon (SIRIKA), sistem kontrol inventaris alokon.
“Selain itu, mengenalkan MIM
tools dan latihan cara menggunakannya, mengenalkan aplikasi Stokku dan latihan
cara menggunakannya, serta implementasi penggunaan MIM Tools dan Aplikasi
Stokku oleh pengelola alokon tingkat OPDKB kabupaten/kota di Banten
dalam rangka mendukung pencapaian quick wins penguatan rantai pasok alat
dan obat kontrasepsi,” ujar Aan, saat membuka workshop “Penguatan Rantai Pasok
Alokon dan Non Alokon” di salah satu hotel di Kota Serang, Kamis 24 September
2020.
Aan mengatakan,
perwakilan BKKBN Provinsi Banten melakukan berbagai upaya untuk
mencegah Baby Boom di kemudian hari. Di antaranya melalui gerakan
“Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor”, Kolaboratif Integratif Pelayanan KB
Bergerak (KOIN PERAK), Seputar Ruang Konseling Keluarga Berencana (SERULING
KENCANA).
“Perwakilan BKKBN Provinsi Banten
memiliki komitmen yang kuat dalam rangka meningkatkan kesertaan KB di wilayah
Provinsi Banten dan sasaran khusus serta memberikan kemudahan bagi masyarakat
untuk mengetahui atau berkonsultasi seputar KB, Kespro, dan Ketahanan
Keluarga melalui media sosial sehingga diharapkan dapat meningkatkan MCPR dan
menurunkan Unmetneed di wilayah Provinsi Banten,” ujarnya.
Selain itu, kata dia,
Perwakilan BKKBN Provinsi Banten juga ikut mendukung suksesnya rantai
pasok alat dan obat kontrasepsi yang sekaligus menjadi quick
wins BKKBN melalui program pengembangan Sistem Informasi Rantai Pasok
Alokon (SIRIKA) agar memiliki sistem rantai pasok yang handal.
“Implementasi SIRIKA akan
dapat mengurangi beban kerja dalam operasional gudang secara keseluruhan
(termasuk pencatatan dan pelaporan), sehingga menjadi lebih efisien. Kemudian,
kualitas data dan tingkat pelaporan akan meningkat sehingga mempercepat dan
memperkuat akurasi dalam perhitungan kebutuhan alokon untuk pelayanan
masyarakat. Kinerja program pun juga akan meningkat karena visibilitas data
akses produk dan kinerja rantai pasok dapat dilihat jelas sehingga mendorong
pencapaian target program Banggakencana,” ujar Aan.
Melalui SIRIKA, kata
Aan, pengelola alokon kini dapat melihat data ketersediaan
secara real time sehingga keputusan tentang pasokan ulang, forecasting dan
kuantifikasi dapat diambil dalam waktu yang lebih singkat.
Kemudian, hasil yang
diperoleh dari penggunaan SIRIKA adalah rantai pasok yang lebih
dinamis yang mampu mengantisipasi dan menyesuaikan dengan perubahan
kebutuhan alokon, dan memberi masyarakat Indonesia jaminan akses yang
konsisten ke alokon pilihan mereka dengan kata lain tidak akan
terjadi stock out dan tidak ada over stock yang ada di lini
lapangan dan yang ada di end user.
“Sistem yang bagus akan
sangat tergantung pada manusia (SDM) sendiri, terlebih tentang perubahan pola
pikir. Artinya sistem ini akan bermanfaat jika ditunjang oleh kualitas SDM yang
handal. Untuk itu mari kita bersama-sama menyatukan langkah dan persepsi dalam
mencapai target program Banggakencana demi meningkatkan kualitas taraf hidup
manusia Indonesia seutuhnya,” pungkas Aan.***