Penjor, Simbol Manifestasi Istana Tuhan
Sumber Gambar :Mungguing tetampen pengertian sang megama bali Hindu sepedaging
penjore, Praya katur ring Hyang Betara ring Gunung Agung, anut Lontar Usana
Bali, Gunung Agung linggih Hyang Bhatara Putra Jaya, Putran Betara Pasupati saking
Gunung Semeru ring Jawi.
(Jakarta, 2 November 2022) - Demikian penggalan peran penjor pada
lontar Usana Bali, yang dikutip dalam Nilai Filosofi Penjor Galungan &
Kuningan, I Made Nada Atmaja, dkk, Penerbit Paramita Surabaya (2008). Inti dari
penggalan tersebut--menurut pengertian umat Hindu Bali—adalah penjor sebagai
persembahan kepada Hyang Betara Gunung Agung, tempat bersemayamnya para Dewa.
Penjor merupakan batang bambu lengkap yang dihias dengan daun
kelapa muda yang dibentuk secara khusus. Sekilasan, ujudnya menyerupai
umbul-umbul. Biasanya penjor dibuat setinggi 10 meter, yang menggambarkan
sebuah gunung tertinggi.
Umat Hindu Bali memercayai bahwa Gunung Agung merupakan berstananya
Hyang Bathara Putra Jaya beserta Dewa dan para leluhur. Jadi, gunung merupakan
istana Tuhan dengan berbagai manifestasinya. Dan penjor menjadi perlambang
syukur dan ucap terimakasih atas hasil bumi yang dianugerahkan-Nya. Dan, Gunung
Agung sebagai pemberi kemakmuran itu.
Tercatat di dalam lontar Jayakasunu, penjor melambangkan Gunung
Agung. Selanjutnya, di lontar Basuki Stawa disebutkan bahwa gunung (giri)
adalah naga raja, yang tidak lain adalah Naga Basuki.
Dalam mitologi, dasar Gunung Agung dikenal sebagai linggih Sang
Hyang Naga Basuki. Dari kata Basuki inilah timbul nama Besakih. Naga Basuki,
dalam Basuki Stawa, dilukiskan bahwa ekornya berada di puncak gunung dan
kepalanya di laut, yang merupakan simbol bahwa gunung adalah waduk penyimpanan
air yang kemudian menjadi sungai. Akhirnya, bermuara di laut.
Maka, mitologi dari penjor yang dihias sedemikian rupa untuk
upacara keagamaan atau adat Hindu Bali, merupakan simbol naga. Sanggah yang
ditempatkan pada bambu penjor memakai pelepah kelapa adalah simbol leher dan
kepala Naga Taksaka (ada kelapa yang digantungkan di atas sanggah penjor,
tempat menaruh sesaji).
Lalu, gembrong yang dibuat dari janur yang dihias melingkarkan di
dekat kelapa, menggambarkan rambut naga. Sampian penjor dengan porosannya (yang
menggantung di ujung bambu paling atas, yang berbentuk melengkung adalah ekor
Naga Basuki (simbol gunung).
Hiasan yang terpasang sepanjang bambu dari bawah hingga atas
penjor, yang terdiri dari gantung-gantungan padi, ketela, jagung, kain, dan
sebagainya, merupakan simbol bulu Naga Ananta Bhoga, sebagai tempat tumbuhnya
sandang dan pang
Di Event Internasional
Penjor merupakan bentuk ucapan terima kasih yang disampaikan kepada
Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena telah mengutus Sang Hyang Tri Murti untuk
menolong umat manusia dari kelaparan dan bencana.
Dalam konteks rasa syukur dan terima kasih itu pulalah, Pemerintah
Provinsi Bali memasang sebanyak 2.500 penjor di sepanjang jalan mulai dari
Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga lokasi pertemuan dan hotel yang akan
ditempati petinggi negara anggota G20, pada 15-16 November 2022.
Desain ribuan penjor untuk penyambutan delegasi KTT G20 yang
diberikan ke desa adat merupakan yang paling istimewa. Seperti yang sering
dilombakan di daerah Kerobokan. Adapun pemda menganggarkan untuk pembuatan dan
pemasangan ribuan penjor itu sebesar Rp3,5 miliar.
Kelak, penjor-penjor itu dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis
madya atau menengah yang akan dipasang di jalan raya. Dan jenis utama yang
dipasang di venue utama G20, yakni Hotel The Apurva Kempinski (lokasi
pertemuan) dan Kawasan Tahura Mangrove (lokasi jamuan makan-minum).
Kehadiran penjor di perhelatan berkelas internasional, diakui Ketua
Paruman Walaka PHDI Bali Profesor Dr I Gusti Ngurah Sudiana memberikan rasa
bangga tersendiri.
“Simbol penjor yang sebenarnya memang berarti sebagai persembahan
dan ucap syukur mampu menjadi salah satu tanda pengingat kepada peserta maupun
delegasi KTT G20,” kata Sudiana, Rabu (2/11/2022).
Di Bali, Sudiana menjelaskan, terdapat dua jenis penjor. Yaitu,
penjor yang dipasang berkaitan dengan upacara adat, seperti saat Hari Raya
Galungan dan Kuningan, serta penjor pepenjoran. Penjor pepenjoran itu dapat
dipasang kapan saja. Tak harus berkaitan dengan upacara adat atau hari raya.
Penjor pepenjoran itulah yang disiapkan untuk menyambut para delegasi KTT G20.
Pada penjor pepenjoran atau penjor hiasan lazimnya tidak terpasang
sanggah penjor dan sampian penjor. Jadi, penjor tersebut murni berfungsi
sebagai hiasan yang ditujukan untuk mempercantik acara.
“Secara pribadi saya juga
berharap, perhelatan KTT G20 ini memberikan manfaat pula terhadap Indonesia,
terutama Bali, sebagai lokasi puncak acara. Semoga bisa memberikan dampak
positif ke segala bidang bagi kita semua,” ungkapnya.
Tentang #G20Updates:
Merupakan konferensi pers rutin yang digelar Tim Komunikasi & Media G20. Digelar dua kali dalam sepekan, setiap Selasa dan Kamis dengan narasumber yang berbeda. Tujuannya untuk menyiapkan KTT G20 di Bali.