Pengurus Baru MUI Banten dan Tantangan ke Depan
Sumber Gambar :Musyawarah Daerah (Musda) V MUI Banten yang digelar di Graha Widya Bhakti Puspitek Serpong, Tangerang Selatan, Sabtu (4/12/2021) malam, menghasilkan sejumlah keputusan. Salah satunya menetapkan Ketua Umum MUI Banten periode 2021-2026 yakni KH Tb Hamdi Ma’ani.
Hamdi Ma’ani yang sebelumnya
menjabat Ketua MUI Kabupaten Pandeglang menggntikan Dr H. AM Romly yang sudah
memimpin MUI Banten selama dua periode.
Penetapan KH Tb Hamdi Ma’ani
dilakukan melalui tim formatur yang terdiri sebanyak 13 orang. Tim Formatur
terdiri atas Ketua Umum dan Sekretaris Umum MUI Banten demisioner, Dewan Pertimbangan, PW Nahdlatul Ulama
Banten, PW Muhammadiyah Banten, PW Mathla’ul Anwar Banten, FSPP Banten (perwakilan pesantren), UIN
Banten (perwakilan perguruan tinggi), MUI Kota Serang, MUI Pandeglang, MUI
Tangsel, MUI Kabupaten Serang, dan MUI Kota Tangerang.
Ketua Tim Formatur Dr AM
Romly menyampaikan susunan kepengurusan MUI Provinsi Banten masa khidmat
2021-2026. Sebagai Wakil Ketua Umum MUI
Banten yakni KH Mahmudi, H A Bazary Syam, HM
Rasna Dahlan, H Bunyamin, Ilzamuddin Ma’mun, Alwiyan Qashyid Syam’un,
Ahmad Sanusi dan Rizqullah Tohuri.
Untuk posisi Sekretaris Umum
MUI Banten yakni Abdul Rozak dan Bendahara Umum Mas Muiz Muslih. Sedangkan untuk Ketua Dewan Pertimbangan
yakni Prof Dr H E Syibli Syarjaya, Sekretaris Prof Dr Ir Fatah Sulaiman.
Ada hal yang menarik yang
disampaikan KH Tb Hamdi Ma’ani dalam pidato pertamanya setelah terpilih menjadi
Ketua Umum MUI Banten.
Yakni rencananya yang akan
membentuk ulama-ulama Kamtibmas di tiap kabupaten/kota. Pembentukan ulama
Kamtibmas ini dalam upaya melakukan sinergi dengan TNI/Polri maupun pimpinan
daerah.
Hamdi yang pernah memimpin
MUI Kabupaten Pandeglang tentu sudah memiliki pengalaman meskipun yang akan
dihadapi tentu berbeda karena skala yang lebih luas. Namun sebagaimana
disampaikan Hamdi, di antara tugas MUI sangat berat karena mempersiapkan
kader-kader santri yang sangat mumpuni paham ilmu-ilmu agama dan menjaga agama
dari akidah-akidah yang merusak, menjaga mempertahankan NKRI.
Berbagai tantangan yang
dihadapi MUI yakni bagaimana menciptakan para benteng penjaga akidah umat Islam
sehingga umat Islam hidup rukun, damai, dan menunjukkan akhlak yang mulia.
MUI saat ini disorot
berkenaan dengan keterlibatan beberapa orang pengurus MUI Pusat yang diduga
terlibat dalam tindakan terorisme. Kondisi ini menjadi tantangan berat bagi
pengurus MUI Banten.
Salah satunya harus mampu
memilih susuanan kepengurusan yang steril dari radikalisme terorisme. Tentu
saja, hal ini perlu masukan dari berbagai kalangan sehingga pengurus baru MUI
Banten betul-betul mencerminkan ulama yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kemaslahatan umat.
Dalam situasi kekinian,
dibutuhkan sosok ulama yang tegas, berdiri kokoh menjaga akidah serta mampu
berdinamika dengan perkembangan zaman.
Dalam hal sebagai wadah
ulama, maka MUI juga harus merumuskan strategi dakwah yang tepat di masyarakat
dengan kondisi yang dihadapi sekarang. Tantangan dakwah sekarang dan ke depan
yakni bermunculannya dai yang tiba-tiba tenar di media sosial seperti Youtube,
facebook maupun platform media sosial lainnya.
Oleh karena itu, MUI Banten
sudah harus menyiapkan dai-dai mumpuni yang juga sudah terbiasa melalui media
sosial. Selain itu, hal yang patut diteruskan oleh kepengurusan MUI Banten yang
baru yakni tradisi menulis pengurus dan menerbitkan buku.
Di bawah kepemimpinan
sebelumnya MUI Banten berhasil menerbitkan puluhan buku karya kumpulan dari
para pengurus. Buku merupakan karya yang akan terus dibaca dan dipelajari untuk
generasi mendatang. Kontribuusi pemikiran para ulama sangat dibutuhkan dalam
mencerahkan umat Islam melalui buku. *** (Maksuni, Praktisi Pers, Tinggal di
Kota Serang)