Pengembangan Komoditas Porang, Peluang Usaha di Masa Pandemi
Sumber Gambar :Pandemi Covid-19 telah membawa dampak keterpurukan bagi segala sektor, termasuk ekonomi. Namun, pandemi Covid-19 bisa menjadi pembangkit pula untuk mengembangkan sektor ekonomi.
Budidaya Porang, satu dari
sekian upaya masyarakat Banten bangkit dari pandemi Covid-19, termasuk dalam
menjaga ketahanan pangan.
Diketahui, pohon Porang
adalah sejenis pohon umbi-umbian yang banyak ditemukan di hutan. Uniknya,
Porang tumbuh bertunas pada waktu khusus yakni bulan November. Kini Porang
sangat bernilai dan mulai dibudidayakan petani. Banyak manfaat yang didapat
dari pohon ini.
Porang dapat menjadi bahan
pangan dapat digunakan untuk kecantikan dan obat. Bila telah diolah, beras dari
bahan baku Porang satu kilogramnya setara dengan satu karung beras.
Porang memiliki nilai
ekonomi tinggi untuk memenuhi ekspor terutama ke negara Jepang. Kini budidaya
Porang telah didekrasikan sebagai sebagai gerakan ekonomi pesantren di Provinsi
Banten pada Jumat 4 September 2020 lalu.
Deklarasi ditandai dengan
penandatanganan bersama antarq Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP)
Provinsi Banten dan Unit Pelayanan Zakat (UPZ) Badan Zakat Nasional (Baznas)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten.
Pola kerjasama budidaya
Porang ini dilakukan dengan melibatkan empat pilar yaitu UPZ Baznas Pemprov
Banten sebagai pencari dana, FSPP Provinsi Banten sebagai pengelola, Pondok
Pesantren sebagai pemilik lahan dan mustahik sebagai subjek yang diberdayakan.
Sumber dana pembiayaan
program ini berasal dari dana zakat ASN Pemprov Banten untuk Program Ekonomi
pada Kategori Mustahik miskin sebesar Rp 50 juta dengan rencana lahan budidaya
seluas 5 hektar yang terdapat di 6 pondok pesantren dan melibatkan 12 orang
mustahik.
Mustahik miskin yang dipilih
berasal dari lingkungan pondok pesantren sekaligus berkaitan dengan upaya
pemberdayaan pondok pesantren.
Sekjen FSPP Provinsi Banten
H Fadlullah mengatakan, gerakan tanam Porang diharapkan adanya peningkatan
taraf hidup masyarakat.
Selain itu, tak kalah
penting gerakan menanam yang diprakarsai Gubernur Banten Wahidin Halim
merupakan solusi atas kemungkinan terjadinya krisis pangan akibat Pandemi
Covid-19.
Menurut Fadlullah,
pemerintah yang sedang gencar dalam upaya pemulihan ekonomi harus didukung.
Salah satunya dengan menggerakkan tumbuhnya ekonomi alternatif, seperti halnya
budidaya Porang.
Angin segar mengenai
pengembangan porang disampaikan Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Pihak
Kemenperin menyiapkan skema untuk mengembangkan produk turunan olahan porang
melalui koordinasi dengan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang
Perekonomian, terkait penetapan klaster prioritas pengembangan budi daya
umbi-umbian itu.
Ada tiga daerah potensial
untuk pengembangan komoditas porang, antara lain Kabupaten Pandeglang, Provinsi
Banten; Kabupaten Tabanan, Bali, dan Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara
Barat.
Kemenperin menilai industri
pengolahan porang merupakan salah satu sektor yang tumbuh positif dan kian
merambah pasar ekspor di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19.
Dengan komitmen pemerintah
dalam pengembangan produk Porang merupakan angin segar di masa pandemi. Oleh
karena itu, peluang ini harus ditangkap di daerah termasuk kalangan petani.
Peran OPD terkait juga
sangat dibutuhkan dalam upaya pembinaan terhadap petani Porang. Pembinaan yang
dimaksud sejak masa tanam hingga penjualan. Petani Porang butuh akses sehingga
pemasaran Porang bisa lebih luas sehingga hasil dicapai petani Porang berdampak
pada kesejahteraan mereka.*** (Maksuni, Praktisi Pers)