Penanganan Stunting, Pj Gubernur Banten Al Muktabar Berikan Nutrisi Tambahan Pada Balita
Sumber Gambar :Penjabat (Pj) Gubernur Banten
Al Muktabar mengatakan Pemerintah Provinsi Banten terus berupaya melakukan
langkah-langkah dalam rangka penurunan angka stunting dan gizi buruk. Mengajak
seluruh para pemangku kepentingan untuk bersama-sama dan bersinergi dalam
penanganan stunting dan gizi buruk.
Berdasarkan data Survei Status
Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
angka stunting Provinsi Banten turun 4,5 persen, dari 24,5 persen menjadi 20
persen.
"Jadi kalau kita lihat
dari pergerakan yang sudah kita lakukan ada trend makin membaik, karena tadi
kita lihat sendiri pada waktu di sampling untuk diukur tinggi dan berat
badannya itu ada progres membaik," ungkap Al Muktabar. Usai menghadiri
Pemberian Nutrisi Sehat Untuk Anak dan Verifikasi Data Balita Risiko Stunting
di Bulan Penimbangan dan Pemberian Vitamin A Tahun 2023 di Halaman Kantor
Kecamatan Curug, Kota Serang, Sabtu (18/2/2023).
"Kita sudah menurun 4,5
persen, mudah-mudahan kita terus giatkan ini bersama dengan semua stakeholder,"
sambungnya.
Dikatakan Al Muktabar, hal
tersebut juga merupakan salah satu capaian atas pendekatan yang dilakukan
secara komprehensif integral. Selanjutnya pihaknya akan melakukan pendekatan
cascading melalui reformasi birokrasi berdampak.
"Jadi kerja birokrasi itu
berdampak kepada beberapa aspek yang telah menjadi target. Di antaranya
bagaimana penurunan stunting, gizi buruk, dan kemiskinan ekstrem, serta
pengendalian inflasi hingga mendorong gerakan Bangga Buatan Indonesia
(BBI)," jelasnya.
Selanjutnya, Al Muktabar
berharap dengan kekompakan bersama dan sinergi yang kuat dengan semua
stakeholder, apa yang telah menjadi target dalam penurunan angka stunting dapat
tercapai dengan maksimal.
"Mudah-mudahan kalau
lihat dari trend yang kita lakukan, bisa kita capai. Tentu dengan berbagai
langkah percepatan dan kekompakan kita," imbuhnya.
Sementara, Kepala Dinas
Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kependudukan dan Keluarga Berencana
(DP3AKKB) Provinsi Banten, Sitti Ma’ani Nina menuturkan bertepatan dengan Bulan
Penimbangan Anak, sehingga pihaknya melakukan verifikasi data balita berisiko
stunting untuk mengetahui perkembangan langkah-langkah yang telah dilakukan.
"Ada 263 anak yang
diukur, lalu dengan hasil pengukuran bisa diketahui mana yang akan
ditindaklanjuti selama 3 bulan dan mana yang sudah keluar (dari balita risiko
stunting, red)," ujarnya.
Dijelaskan kegiatan tersebut
diikuti oleh 10 Kelurahan yang ada di Kecamatan Curug, Kota Serang serta Tim
Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Serang hingga TPPS Kelurahan.
"Upaya pencegahan pun
tetap berjalan, itu menjadi target pencegahan agar tidak muncul kasus baru
lagi," katanya.
Dalam upaya pencegahan
stunting, jelas Nina, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian. Di
antaranya pola hidup sehat baik bagi ibu hamil maupun anaknya hingga lingkungan
sekitar. Selain itu, pola asuh anak juga menjadi hal yang harus diperhatikan.
Dalam kegiatan tersebut juga
disalurkannya sejumlah bantuan kepada keluarga berisiko stunting. Di antaranya
bantuan telur, susu UHT, makanan tambahan balita 40 dus, dan beras 200 kilogram
dari BKKBN Provinsi Banten, dan bantuan beras 5 kg untuk 150 anak dari Baznas
Provinsi Banten
Turut hadir pada kesempatan
tersebut Anggota DPRD Provinsi Banten Encop Sopia, Kepala BKKBN Provinsi Banten
Rusman Efendi, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Serang Ade Jumaiyah, Camat Curug
Eni Sudaryani serta sejumlah kepala OPD di Lingkungan Provinsi Banten.