Pemprov Banten Terjunkan Tim Tangani Bencana Alam, Modifikasi Cuaca Sudah Dimulai
Sumber Gambar :Pemerintah Provinsi (Pemprov)
Banten telah menerjunkan tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ke
lokasi bencana alam banjir dan longsor yang terjadi di beberapa titik di
Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang, Selasa (3/1/2023). Berkolaborasi dan
bersinergi dengan tim penanganan kebencanaan lainnya.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD
Provinsi Banten Nana Suryana mengatakan, berdasarkan arahan dari Bapak Pejabat
(Pj) Gubernur Banten Al Muktabar, pihaknya langsung menerjunkan tim sebanyak 12
orang dengan sejumlah peralatan evakuasi seperti perahu karet dan yang lainnya.
Tim saat ini tengah melakukan evakuasi terhadap masyarakat yang menjadi korban
serta membuka akses jalan pada titik terjadinya bencana.
“Tidak hanya dari BPBD
Provinsi, kita juga berkolaborasi dengan personel BPBD Kabupaten Lebak, relawan
kebencanaan termasuk juga TNI dan Polri. Kita sudah buka Posko di sana,”
ujarnya.
Data yang dihimpun BPBD, untuk
di Kabupaten Lebak, terdapat beberapa titik yang terjadi bencana alam, seperti
bencana longsor di Kampung Palendeng, Desa Sindangwangi, Kecamatan Muncang.
Kemudian di Cibeunyer Hilir, Desa Parakan Beusi, Kecamatan Bojongmanik dan di
Desa Parahiang, Kecamatan Leuwidamar.
Selanjutnya untuk bencana
banjir di Kabupaten Lebak terjadi di Desa Kesik, Desa Cidahu, dan Desa Ciruji,
Kecamatan Banjarsari. Desa Gunung Anten, Desa Girimukti, Desa Inten Jaya, dan
Desa Jayasari, Kecamatan Cimarga dan Desa Kalanganyar, Kecamatan
Kalanganyar.
Selain itu ada juga bencana
pergeseran tanah di Kampung Pajagan Desa Cimayang, Kecamatan Bojongmanik dan di
Desa Kujangsari, Kecamatan Cileles, serta pohon tumbang di Desa Cimarga,
Kecamatan Cimarga dan di blok curahem ruas jalan Rangkasbitung-Malingping,
Kecamatan Gunung Kencana.
Untuk di Kabupaten Pandeglang,
berdasarkan laporan sementara BPBD terjadi bencana longsor di dua Kecamatan,
Kecamatan Sindangresmi yang meliputi Desa Ciodeng dan Desa Pasirtenjo. Serta di
Desa Cimanggu, Kecamatan Cimanggu.
Lalu satu unit rumah roboh
yang diakibatkan dari hujan lebat di Kampung Rancawalang, Desa Manglid,
Kecamatan Cibitung.
Banjir akibat hujan deras di
Kampung Sukamaju, Kampung Renghas, Kampung Karet, Kampung Jalupang Desa
Citeureup. Di
kampung Sawah, Desa Tanjung
Jaya, Kecamatan Panimbang, ketinggian air sekitar 50 s.d 80 cm.
Lalu di Desa Karyasari
Kecamatan Sukaresmi. Kampung Cibintarok, Desa Pangkalan Kecamatan Sobang.
Kemudian di Desa Tarumanegara Kecamatan Cigeulis.
Selanjutnya di Kampung
Cimoyan, Desa Ciherang yang diakibatkan intensitas hujan yang tinggi sehingga
air sungai meluap ke pemukiman, dan di Kampung Cilamis, Desa Sukasaba yang
diakibatkan oleh intensitas hujan yang tinggi sehingga air sungai meluap ke
pemukiman.
“Saat ini kami masih melakukan
asesmen terhadap jumlah kerusakan dan korban dari bencana alam itu,” ucapnya.
Nana melanjutkan, berdasarkan
analisa BMKG, prakiraan cuaca beberapa daerah di Provinsi Banten sampai bulan
Februari 2023 masih dalam kondisi hujan maksimum. Maka dari itu, Pj Gubernur Al
Muktabar sudah menandatangani surat permohonan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC)
dan langsung dikirim ke Direktur Kedaruratan BNPB RI.
“Tadi pagi juga sudah
dilakukan TMC oleh BRIN dan TNI AU yang bekerjasama dengan BMKG dan BNPB di
sekitar Selat Sunda bagian Barat yang meliputi Kabupaten Pandeglang dan Serang
sebanyak 800 kg garam atau NaCl. Untuk Kabupaten Lebak dan lainnya akan segera
dijadwalkan,” katanya.
Nana melanjutkan, Pj Gubernur
Al Muktabar sangat konsen sekali terhadap persoalan antisipasi kebencanaan di
Provinsi Banten. Bahkan sejak kedatangan Kepala BNPB ke Pelabuhan Merak
beberapa hari kemarin, beliau langsung meminta agar Provinsi Banten bisa
dilakukan TMC untuk mengantisipasi dampak dari cuaca ekstrim yang belakangan
terjadi.
“Kita berharap kedepan kondisi
cuaca di Provinsi Banten semakin membaik,” harapnya.