Pemprov Banten Gandeng Bulog dan PT ABM Jaga Ketahanan Pangan
Sumber Gambar :Pemprov Banten menggandeng
Badan Urusan Logistik (Bulog) dan PT Agrobisnis Banten Mandiri (ABM) dalam
menjaga ketahanan pangan daerah. Kondisi ketahanan pangan itu penting dijaga
untuk menekan angka inflasi yang saat ini menjadi momok semua daerah dan
negara-negara di belahan dunia.
Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten Babar Suharso mengatakan, salah satu
mekanisme dalam menjaga ketahanan pangan daerah itu dengan memaksimalkan
serapan gabah lokal. Untuk itu, Pemprov mengimbau kepada seluruh Gerakan
Kelompok Tani (Gapoktan) agar tidak membawa keluar gabah hasil panennya.
Hal itu diungkap Babar untuk
menindaklanjuti arahan Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar usai mengikuti
Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dipimpin Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia M Tito Karnavian secara virtual, di Pendopo Gubernur Banten,
KP3B Curug, Kota Serang. Selasa, (24/01/2023),
“Gabah dari petani itu
nantinya akan dijual ke Rice Miling Unit (RMU) atau penggilingan lokal, yang
selama ini mereka memproduksi beras medium. Karena kalau RMU lokal banyak
menampung beras medium lokal, stok beras di pasaran pasti akan terjaga. Nah, di
situ nanti ABM bisa berperan aktif,” ujarnya.
Ditambah lagi, lanjut Babar,
Pemerintah Pusat mendatangkan beras impor sebanyak 500 ribu ton yang akan
digelontorkan secara bertahap ke seluruh daerah, termasuk Provinsi Banten. Saat
ini Pemprov Banten terus melakukan komunikasi dengan Bulog agar beras itu bisa
segera digelontorkan ke sejumlah pasar di Provinsi Banten.
“Setiap hari kita juga
gelontorkan beras medium ke sejumlah pasar yang bekerjasama dengan Pemerintah
Kabupaten dan Kota,” katanya.
Terkait dengan komoditas
cabai, tambah Babar, melalui PT ABM terus melakukan penyerapan dari sejumlah
petani yang ada di Provinsi Banten dengan jaminan stabilitas harga yang akan
tetap menguntungkan bagi petani.
“Kita cabai lokal banyak
stoknya. Namun untuk memastikan keamanan pasokan kita juga terus berkomunikasi
dengan daerah lain untuk cadangan stok cabai,” imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut
Direktur Utama (Dirut) PT ABM Saiful Wijaya mengungkapkan, pihaknya sudah
menyerap cabai dari para petani yang beberapa waktu lalu melakukan tanam cabe
di beberapa daerah seperti di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.
“Total ada 2 Ton cabai yang
kita serap, untuk kemudian kita distribusikan baik ke pasar, Operasi Pasar (OP)
dan sejumlah komunitas dengan sasaran yang tepat,” katanya.
Berkaitan dengan harga jual
yang diberlakukan, Saiful memastikan cabai yang dijualnya memberlakukan harga
di bawah pasaran dan menyasar masyarakat yang tidak mampu. Hal itu sejalan
dengan apa yang diperintahkan Bapak Pj Gubernur Banten Al Muktabar.
“Kita diminta untuk hadir
membantu masyarakat dalam menangani pasokan kebutuhan pangan,” pungkasnya.
Sedangkan untuk serapan gabah,
lanjutnya, PT ABM sudah melakukan serapan gabah dari petani sebanyak 500 ton.
Gabah itu nantinya akan diproduksi menjadi beras medium, untuk kemudian dijual
kembali dengan harga yang terjangkau.
“Kita hadir untuk membantu para
petani agar tidak jatuh harganya pada saat panen raya, sekaligus membantu
pengembangan UMKM setempat,” ucapnya.