Pemprov Banten Dukung Pengembangan Bisnis Maritim Di Selat Sunda
Sumber Gambar :Pemerintah Provinsi Banten mendukung pengembangan bisnis maritim di Selat Sunda. Dukungan itu disampaikan oleh
Penjabat (Pj) Sekretaris
Daerah Provinsi Banten M Tranggono saat memberikan sambutan dalam Rapat
Koordinasi Pengembangan Bisnis Maritim Selat Sunda di Pendopo Gubernur Banten
KP3B Curug, Kota Serang, Rabu (27/7/2022).
"Rakor ini bentuk
perhatian Pemerintah Pusat kepada Provinsi Banten. Pemprov Banten mendukung
pengembangan bisnis maritim di Selat Sunda," ungkap M Tranggono.
Dikatakan, Pemprov Banten
juga mengajukan pembangunan kawasan strategis atau kawasan ekonomi khusus di
wilayah barat. Hal itu sebagai upaya pemerataan pembangunan di Provinsi Banten.
"Pembangunan di wilayah
barat, akan berdampak pula ke wilayah selatan Provinsi Banten," ungkap M
Tranggono.
Ditambahkan, Pemprov Banten
merencanakan pembangunan rest area atau kantong parkir untuk mengurai kemacetan
akibat antrian di Pelabuhan Penyeberangan Merak. Hal itu berkaca pada musim
mudik lebaran yang ekor kemacetannya mencapai Kota Serang.
Selain itu, lanjut M
Tranggono, pengelola jalan tol akan membangun jalan tol hingga pintu masuk
pelabuhan untuk memperlancar arus bongkar muat kapal penyeberangan.
"Pemprov Banten juga
melihat potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada pelabuhan-pelabuhan di Selat
Sunda untuk menopang pembangunan," ungkapnya.
"Saat ini PAD Provinsi
Banten masih didominasi oleh pajak kendaraan bermotor," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Deputi
Bidang Koordinasi Kelautan Maritim dan Energi Menko Marinvest Basilio Dias
Araujo mengungkapkan, wilayah laut Indonesia dilewati banyak kapal-kapal besar.
Namun Indonesia tidak banyak menerima manfaat.
"Sedangkan Indonesia
harus menjaga keamanan wilayah laut. Belum lagi emisi karbon dari kapal yang
melintas," ungkapnya.
Dikatakan, berdasarkan data
Kementerian Perhubungan, Selat Sunda banyak dilintasi kapal besar.
"Per hari 150 kapal
besar melintasi Selat Sunda. Banyak potensi layanan kepelabuhan yang bisa
diĀ manfaatkan," ungkap Basilio.
Menurutnya, Indonesia harus
memperhatikan potensi itu. Indonesia merupakan negara ketiga terbesar penyuplai
pelaut internasional.
Sementara itu Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Babar Suharso mengungkapkan,
ekspor dari perusahaan di Provinsi Banten Tahun 2021 mencapai 13,5 miliar US
Dolar.
"Sebanyak 80% diekspor
melalui Pelabuhan Tanjung Priok. Sisanya melalui pelabuhan-pelabuhan di
Provinsi Banten," ungkapnya.
"Nilai impor barang
Provinsi Banten mencapai 15 miliar US Dolar. Semuanya masuk melalui pelabuhan
di Provinsi Banten. Ini yang merusak neraca ekspor impor Provinsi Banten,"
tambahnya.
Dari rapat itu disepakati akan dibentuk tim kecil untuk menangkap potensi yang ada mulai dari penetapan rest area jalur pelayaran, memaksimalkan pelabuhan di Selat Sunda serta pelabuhan perikanan besar.
Sumber : Biroadpimbanten