Pemprov Banten Dorong Pakar dan Praktisi Terlibat Dalam Penguatan Pangan
Sumber Gambar :Pemerintah Provinsi (Pemprov)
Banten mendorong keterlibatan para pakar dan praktisi dari berbagai kampus yang
ada di Provinsi Banten dalam penguatan pangan daerah. Salah satunya, mendorong
pengembangan pupuk organik berbahan dasar limbah industri.
Hal tersebut dikatakan
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar dalam sambutannya yang dibacakan
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Banten M Tranggono pada saat
memberikan sambutan dalam Seminar Peran Pupuk Organik Dari Limbah Industri
Untuk Percepatan Kedaulatan Pangan Nasional di Gedung Serba Guna KH Irsyad
Djuwaeli, Universitas Matlaul Anwar Banten, Desa Sindanghayu, Kecamatan Saketi,
Kabupaten Pandeglang, Selasa (22/11/2022). Seminar yang menghadirkan narasumber
ahli dan juga Kepala Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten Agus M Tauchid
itu hasil kolaborasi antara Unma dengan PLTU Banten II, Labuan, Pandeglang,
yang dihadiri oleh segenap civitas akademika Unma Banten.
Al Muktabar menjelaskan, pada
aspek Sumber Daya Manusia (SDM), sebagai daerah yang memiliki potensi sektor
pertanian yang sangat melimpah, Pemprov berharap agar seluruh peserta seminar
nasional pada hari ini untuk bersama-sama berkontribusi terhadap peningkatan
minat generasi muda pada wirausaha pertanian.
“Survei Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia menyatakan bahwa sebagian besar petani berusia antara 42-52 tahun.
Karena itu, diperlukan solusi kebijakan yang dapat terjadinya regenerasi
petani. Penyediaan program khusus dan terintegrasi,” ungkapnya.
Diungkapkan Al Muktabar, pembangunan
pangan merupakan satu kesatuan elemen yang tidak terpisahkan dalam rangka
mewujudkan sumber daya manusia yang berdaya saing. Dalam kaitan tersebut,
pembangunan pangan dan pencapaian ketahanan pangan menjadi hal yang sangat
penting sebagai bagian dari pembangunan SDM berkualitas.
“Kebijakan makro dan mikro
dari sisi hulu pertanian menentukan alokasi sumberdaya penting, mulai dari
lahan dan pengairan, modal dan tenaga kerja, sampai pada inovasi teknologi yang
mampu meningkatkan produksi serta produktivitas dan tingkat pendapatan atau
kesejahteraan petani hingga stabilisasi harga dan perbaikan gizi masyarakat,”
ucapnya.
Al Muktabar berharap, melalui
seminar tersebut dapat dirumuskan berbagai masukan dan kebijakan sebagai upaya
bersama dalam mencapai ketahanan pangan.
Sementara itu, Kepala Distan
Provinsi Banten Agus M Tauchid mengatakan, limbah hasil dari industri sangat
berpotensi untuk bisa dikembangkan menjadi pupuk organik. Di Provinsi Banten,
hal itu sangat mungkin bisa dikembangkan dengan jumlah industri yang cukup
banyak.
“Sehingga dari pada limbah itu menjadi pencemaran lingkungan, lebih baik dikelola menjadi sebuah produk pupuk yang sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya para petani,” katanya.
Dikatakan Agus, Provinsi
Banten saat ini masuk peringkat delapan sebagai daerah pemasok beras nasional.
Produksi beras hasil capaian itu, sejauh ini masih didominasi dengan penggunaan
pupuk subsidi yang hanya ada dua varian saja, NPK dan Urea.
“Pupuk yang bersifat kimiawi
itu jika terus digunakan dalam jangka waktu Panjang akan mempengaruhi terhadap
tingkat kesuburan tanah,” katanya.
Melalui edukasi yang bisa
dilakukan oleh kalangan civitas akademika dan segenap mahasiswa Unma,
pemanfaatan dan penggunaan pupuk organik dari limbah ini bisa lebih maksimal
dan masif kepada masyarakat. Bisa melalui kegiatan KKN misalnya yang
dilaksanakan secara rutin setiap jurusan yang ada.
“Sehingga ke depannya nanti kita bisa memproduksi pupuk organik sendiri dalam skala besar atau diserahkan kepada para petani seluruhnya,” ucapnya.
Sumber : Biroadpimbanten