Pemprov Banten Berhasil Menurunkan Angka Pengangguran Terbuka
Sumber Gambar :Provinsi Banten berhasil turunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun menjadi 8,98% pada Agustus 2021. Hal ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar sembilan orang penganggur. Jika dibandingkan Agustus 2020 dan Februari 2021, TPT mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,66% poin dan 0,03% poin.
Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) Provinsi Banten pula, jumlah angkatan kerja pada Agustus 2021
di Provinsi Banten mencapai 6,26 juta orang atau naik 47,42 ribu orang
dibanding pada Agustus 2020. Komposisi angkatan kerja pada Agustus 2021 terdiri
dari 5,69 juta orang penduduk yang bekerja dan 562,31 ribu orang pengangguran.
Apabila dibandingkan Agustus 2020, terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja
sebanyak 47,42 ribu orang. Penduduk bekerja mengalami peningkatan sebanyak
146,17 ribu orang dan pengangguran menurun sebanyak 98,75 ribu orang.
Sementara itu, apabila
dibandingkan kondisi Februari 2021, jumlah angkatan kerja meningkat sebanyak
10,34 ribu orang. Penduduk bekerja naik sebanyak 11,43 ribu orang dan
pengangguran turun sebanyak 1,09 ribu orang.
Sejalan dengan jumlah
angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga mempunyai pola
yang sama. TPAK adalah persentase banyaknya angkatan kerja terhadap banyaknya
penduduk usia kerja. TPAK mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia
kerja yang aktif secara ekonomi di suatu negara/wilayah. TPAK pada Agustus 2021
sebesar 63,79 persen, turun 0,69 persen poin dibanding Agustus 2020 dan turun
sebesar 0,49 persen poin dibanding Februari 2021. Berdasarkan jenis kelamin,
TPAK laki-laki sebesar 80,16 persen, lebih tinggi dibanding TPAK perempuan yang
sebesar 46,84 persen. Apabila dibandingkan Agustus 2020, TPAK laki-laki
mengalami penurunan, tetapi jika dibanding Februari 2021 TPAK laki-laki
mengalami kenaikan mencapai 0,67 persen poin.
Tiga kategori lapangan
pekerjaan yang mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja terbesar jika
dibandingkan dengan Agustus 2020 adalah Perdagangan Besar dan Eceran (0,67%
poin); Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (0,49% poin); dan Industri
Pengolahan (0,48% poin).
Sementara tiga lapangan
pekerjaan yang mengalami penurunan penyerapan tenaga kerja paling besar adalah
Jasa Lainnya (1,80% poin); Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (1,30% poin); dan
Transportasi dan Pergudangan (0,28% poin).
Penduduk yang bekerja
sebanyak 5,69 juta orang, naik sebanyak 146,17 ribu orang dari Agustus 2020.
Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah Sektor
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
(0,67% poin). Sementara sektor yang mengalami penurunan terbesar yaitu Sektor
Jasa Lainnya (1,80% poin).
Sebanyak 2,78 juta orang
atau 48,87% bekerja pada kegiatan informal, turun 0,31% poin dibanding Agustus
2020. Persentase setengah penganggur turun sebesar 1,70% poin, sementara
persentase pekerja paruh waktu naik sebesar 1,97% poin dibandingkan Agustus
2020.
Terdapat 1,22 juta orang
atau 12,45% penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19. Terdiri dari
pengangguran karena Covid-19 sebanyak
99,85 ribu orang, Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19 sebanyak 36,01
ribu orang, sementara tidak bekerja karena Covid-19 sebanyak 55,33 ribu orang,
dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19
sebanyak 1,03 juta orang.
Sebagai informasi, Pemprov
Banten gencar melakukan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan untuk
menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi sehingga memperlancar aktivitas
perekonomian masyarakat. Hal ini seiring pula dengan realisasi investasi di
Provinsi Banten yang menempati nomor empat Nasional, mencapai Rp 62 triliun
pada 2020. Revitalisasi Kawasan Banten Lama dan pembangunan Banten
International Stadium juga diharapkan mampu menjadi pusat pertumbuhan ekonomi
baru di Provinsi Banten. Pemprov Banten juga terus melakukan pemberdayaan UMKM,
pelatihan kerja (pendidikan vokasi) bagi angkatan kerja, hingga mendorong
kerjasama antara SMK dengan industri untuk melahirkan lulusan SMK yang siap dan
mampu bersaing di dunia kerja.