Pemprov Banten Ajak Kopertais Kembangkan Wisata Halal
Sumber Gambar :Wakil Gubernur Provinsi Banten, H. Andika Hazrumy mengatakan, Provinsi Banten sebagai daerah religius memiliki potensi untuk pengembangan wisata halal terhadap destinasi wisata yang terkenal dan banyak diminati. "Provinsi Banten memiliki potensi pariwisata yang luar biasa banyak dan variatif, dan banyak diminati wisatawan. Potensi tersebut harus dilihat sebagai nilai tambah dalam menjadikan Provinsi Banten sebagai destinasi unggulan wisata halal," kata Andika seperti disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesra Provinsi Banten, Septo Kalnadi saat menghadiri Rapat Kerja Koordinator Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (Kopertais) Wilayah I Jakarta - Banten di Rancamaya Hotel, Ciawi, Bogor (Selasa, 08/06/2021).
Dikatakan, melalui berbagai
kajian atau riset di bidang pengembangan wisata halal bekerjasama dengan
Pemerintah Daerah dan pelaku industri pariwisata di Provinsi Banten, Kopertais
Banten diharapkan dapat berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah dan industri
dalam menjalankan program pengembangan wisata halal di Provinsi Banten.
Provinsi Banten setidaknya
memiliki 344 jenis potensi wisata alam seperti pantai, laut, gua, air terjun,
dan gunung. Berikutnya, 591 jenis potensi wisata religi, sejarah budaya, dan
wisata ziarah. Serta, 231 jenis potensi wisata buatan atau wisata minat khusus.
"Pariwisata halal ini
juga bisa menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Kabupaten dan Kota. Pembangunan
infrastruktur tol Serang - Panimbang menjadi salah satu penunjang pengembangan
pariwisata di Banten, terutama wilayah selatan," ungkap lanjut Andika.
"Melalui Raker
Kopertais ini, diharapkan dapat merumuskan berbagai program kerja kolaboratif dengan
Pemerintah Daerah khususnya dalam pembangunan sumber daya manusia dan
pengembangan pariwisata halal di Provinsi Banten," tambahnya.
Andikan melalui Septo juga
mengajak agar Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) mengarahkan para
alumninya agar mereka bisa mengembangkan wirausaha. Menurutnya, saat ini
paradigma berpikir mahasiswa atau masyarakat mengejar menjadi pekerja, bukan
membuka lapangan kerja.
"Pemerintah Provinsi
Banten mengharapkan pendidikan kewirausahaan di Perguruan Tinggi Swasta dapat
dioptimalkan. Mahasiswa perlu terus dipacu untuk bisa menjadi pemilik dari
usaha-usaha sesuai latar belakang ilmu mereka," ujarnya.
Menurut Septo, pendidikan
kewirausahaan di perguruan tinggi hendaknya dijalankan dengan kreatif dan
membekali mahasiswa untuk mandiri dan tidak berorientasi menjadi pencari kerja.
Karena itu, katanya, saat menempuh pendidikan di bangku kuliah, harus benar-benar
mengisi diri dengan ilmu agar memiliki kualitas yang siap dengan tantangan
kehidupan di masyarakat, khususnya dalam persaingan mendapatkan atau
menciptakan lapangan kerja.
"Diperlukan pembekalan
dan penanaman jiwa entrepreneur pada mahasiswa. Melalui penanaman jiwa dan
karakter kewirausahaan, diharapkan dapat memotivasi mahasiswa untuk melakukan
kegiatan kewirausahaan yang dapat menciptakan lapangan kerja dan menyerap
tenaga kerja yang dapat berkontribusi terhadap penurunan angka pengangguran
terbuka di Provinsi Banten," imbuhnya.