Optimalisasi Mitigasi dan Kesiapagaan Hadapi Bencana
Sumber Gambar :Musibah banjir melanda sejumlah wilayah di Provinsi Banten pada Selasa 14 September 2021. Banjir mengakibatkan ribuan rumah warga terendam dan satu orang meninggal dunia.
Musibah banjir melanda
Banten bukan tahun ini tetapi sudah menjadi siklus tahunan. Upaya mitigasi dan
penanganan yang cepat menjadi kunci dalam pencegahan dan penanganan banjir di
Banten.
Prakiraan BMKG merupakan
rujukan dalam mitigasi dan penanganan bencana di Banten. Dilansir Antara, Rabu
(15/9/2021), berdasarkan keterangan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BBMKG) Wilayah II, awal musim hujan di Banten tahun ini diperkirakan
pada September 2021.
Perkiraan BMKG awal musim
hujan di Banten diawali di Kabupaten Lebak lalu bulan selanjutnya disusul
Kabupaten Pandeglang, begitu juga dengan Kabupaten Serang bagian Selatan, Kota
Serang bagian Selatan, Kabupaten Tangerang bagian Selatan dan sebagian besar
Kota Tangerang Selatan.
Sementara pada November
giliran Kabupaten Serang bagian Utara, Kota Serang bagian Utara dan Kota
Cilegon, Kabupaten Tangerang bagian Tengah, Kota Tangerang yang diprakirakan
memasuki awal musim hujan.
Untuk pesisir utara
Kabupaten Serang dan pesisir Utara Kabupaten Tangerang diprakirakan memasuki
awal musim penghujan pada Desember Dasarian II.
Karena terjadi setiap tahun,
maka seharusnya pencegahan dan penanganan bencana banjir setiap tahun terus
membaik.
Hasil analisa BMKG
menyebutkan, cuaca ekstrem terjadi akibat mulai aktifnya sejumlah fenomena
dinamika atmosfer yang melewati wilayah Indonesia seperti Madden Julian Oscillation
(MJO), gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin. Fenomena-fenomena
dinamika atmosfer tersebut mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan
hujan dalam skala yang luas.
Kondisi tersebut berpotensi
menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah
longsor, angin kencang, dan puting beliung. Oleh karena itu, masyarakat yang
berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi harus tetap
waspada.
Selain itu, diharapkan,
setiap daerah memiliki kesiapsiagaan yang baik menghadapi potensi bencana
dampak dari cuaca ekstrem akibat berbagai fenomena alam itu.
Pemerintah pusat dan
pemerintah daerah harus melakukan mitigasi bencana hidrometeorologi sebagai
langkah upaya penyelamatan masyarakat dari potensi bencana.
Kunci utama dalam penanganan
bencana yakni adanya saling bersinergi dengan baik untuk memberi pelayanan
terbaik kepada masyarakat.
Apalagi untuk daerah yang
berstatus siaga banjir itu untuk selalu siap siaga. Upaya Koordinasi
Forkopimda, BPBD dan relawan di setiap
wilayah dinilai perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan kondisi
mitigasi bencana.
Keasiapan sarana prasarana,
personil sangat membantu dalam penanganan kebencanaan secara cepat. Termasuk
rantai dan jalinan komunikasi pemangku kepentingan yang sugap dan cepat sangat
membantu penanganan bencana berjalan optimal.
Dengan kesiapasiagaan tersebut,
diharapkan saat ada musibah banjir, maka semua pemangku kepentingan sudah siap
siaga menjalankan tugas dan fungsinya, sehingga dampak banjir tidak sampai
menimbulkan kerugiaan yang besar maupun menimbulkan korban jiwa.
Pencegahan dan penanganan
bencana memiliki tiga kunci utama yakni pencegahan, kesiapsiagaan, dan
penanganan korban pasca bencana. Tiga hal ini harus terus dioptimalkan sehingga
penanganan bencana di Banten setiap tahun akan terus membaik. Semoga.***
(Maksuni, Praktisi Pers)