Musim Pancaroba, Waspada Meningkatnya Kasus DBD

Sumber Gambar :

Menjelang musim penghujan, banyak persiapan yang harus dilakukan oleh seseorang. Selain peralatan fisik yang digunakan untuk melindungi diri dari hujan seperti payung dan jas hujan,  namun juga persiapan kondisi tubuh agar terhindar dari penyakit yang biasa datang bersamaan dengan tingginya curah hujan.

Terbentuknya genangan pada penampungan ataupun lubang-lubang akibat air hujan, merupakan salah satu hal yang dapat mengundang penyakit di musim penghujan seperti saat ini, salah satunya adalah demam berdarah dengue. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang terbentuk akibat dari adanya infeksi virus dengue yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Dikutip dari laman resmi Kemenkes,go,id, beberapa langkah pencegahan sederhana yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit DBD yakni memasang kelambu pada tempat tidur maupun jendela, menerapkan program 3M, yaitu menguras, menutup, serta mendaur ulang, memperbanyak konsumsi vitamin C, memperoleh vaksin dengue setelah berkonsultasi dengan dokter.

Penerapan yang baik beberapa langkah di atas, merupakan kunci penting dalam meminimalisasi kemungkinan seseorang terpapar demam berdarah dengue selama musim penghujan seperti saat ini.

Apabila mengalami gejala penyakit demam berdarah seperti demam tinggi, mual, dan muncul ruam atau bintik merah dalam tubuh, segera periksakan diri ke dokter atau tenaga kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.

Kemudian tetap jaga protokol kesehatan 5M ketika beraktivitas dan bersegera dalam mendapatkan vaksinasi dosis primer dan dosis lanjutan (Booster) untuk meminimalisasi hospitalisasi, kematian, serta kemungkinan terburuk dari paparan Covid-19.

Upaya pencegahan ini sangat penting karena berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang,  kasus demam berdarah dengue atau DBD di Kota Serang. Hingga per September 2022, kasus DBD di Kota Serang telah mencapai 529 kasus.

Angka DBD di Kota Serang, Banten itu meningkat sekitar empat kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang terdapat sebanyak 98 kasus demam berdarah.

Kepala Dinas Kesehatan Dinkes Kota Serang Ahmad Hasanuddin mengatakan, setiap tahunnya kasus DBD di Kota Serang Banten terus mengalami peningkatan.

Mulai dari tahun 2019 sebanyak 249 kasus, 2020 sebanyak 256 kasus, tahun 2021 98 kasus, sedangkan tahun mencapai 529 kasus.

Bahkan kasusnya bisa meningkat bila mengalami penambahan hingga Desember 2022.

 

Dia menjelaskan, kasus DBD paling banyak dilaporkan dari tiga Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), yakni Rau, Banten Girang, dan Banjar Agung.

Menurut dia, banyaknya kasus DBD diakibatkan oleh banjir besar yang menimpa Kota Serang pada awal Maret lalu.

Selanjutnya diakibatkan oleh pola hidup bersih yang belum bisa diterapkan oleh masyarakat.

Maka dari itu, pihaknya melakukan beberapa langkah untuk membunuh nyamuk aedes aegypti penyebab DBD.

Diantaranya dengan melakukan fogging dan pemberian serbuk Abate untuk membunuh jentik nyamuk.Tak hanya itu, sangat penting terus melakukan penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) kepada masyarakat dan sosialisasi gerakan 3M.  Upaya pencegahan supaya tidak terkana penyakit DBD wajib dilakukan oleh setiap orang.

Berbagai upaya pencegahan terhadap penyakit DBD sudah harus menjadi kesadaran bersama, baik pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat. Pada masa transisi musim kemarau ke musim hujan maupun sebaliknya dari musim hujan ke kemarau merupakan siklus rutin yang semestinya sudah diantisipasi secara lebih baik tiap tahunnya.

Kasus meningkatknya korban penyakit di DBD juga harus menjadi perhatian kabupaten/kota lain di Banten. Artinya kesiapan dalam pencegahan meningkatnya kasus DBD harus dilakukan secara baik, serta kampanye gerakan 3 M dan lainnya harus digencarkan sejak tingkat Posyandu hingga ke Puskesmas.*** (Maksuni, Praktisi Pers)

 


Share this Post