Momentum HKN untuk Indonesia Sehat

Sumber Gambar :

Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-57 jatuh pada 12 November 2021 ini masih doperingati dalam suasana pandemi Covid-19. Namun kita bersyukur karena tahun 2021 ini kasus Covid-19 terus mengalami penurunan.

Dibandingkan dengan 2020 lalu, sejak Agustus, Indonesia sudah lebih baik. Indikatornya dari sejumlah aktivitas publik sudah mulai dibuka meskipun masih dalam keterbatasan. Seperti pembalajaran tatap muka (PTM), pembukaan mal, tempat ibadah dan lainnya.

HKN ke-57 memiliki makna yang selalu sesuai dengan konteksnya. Sejarah mencatat HKN ditetapkan berdasarkan kondisi Indonesia yang telah berhasil mengatasi wabah penyakit malaria.

Wabah penyakit malaria terjadi pada era Presiden Soekarno, sekitar tahun 1950-an. Di mana terjadi wabah penyakit malaria yang paling banyak diderita oleh rakyat Indonesia dan ratusan ribu korban jiwa akibat terjangkit malaria.

Oleh sebab itu, pemerintah melakukan upaya pembasmian malaria di seluruh Tanah Air. Upaya yang dilakukan tersebut yakni dengan membentuk Dinas Pembasmian Malaria pada tahun 1959. Dinas Pembasmian Malaria kemudian pada bulan Januari 1963, namanya berubah menjadi Komando Operasi Pemberantasan Malaria (KOPEM).

Saat itu, pemerintah RI bekerja sama dengan WHO, dan USAID, merencanakan bahwa pada tahun 1970 malaria akan hilang dari bumi Indonesia.

Pembasmian malaria itu menggunakan insektisida Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT) yang disemprotkan secara massal ke rumah-rumah warga di seluruh Jawa, Bali, dan Lampung. Presiden Soekarno melakukan penyemprotan secara simbolis pada tanggal 12 November 1959 di Desa Kalasan, Yogyakarta. Selanjutnya, kegiatan penyemprotan DDT juga dibarengi dengan kegiatan pendidikan kesehatan atau penyuluhan kepada masyarakat.

Lima tahun kemudian, sekitar 63 juta penduduk telah mendapat perlindungan dari penyakit malaria. Keberhasilan pemerintah dalam membasmi malaria tersebut, kemudian diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN) pertama pada tanggal 12 November 1964. Hal itu kemudian menjadi titik awal kebersamaan seluruh komponen bangsa dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.

Sejarah HKN sangat relevan dengan kondisi saat ini yakni pemerintah sedang berjuang mengatasi pandemic Covid-19. Titik keberhasikan mengatasi pandemi Covid-19 sudah mulai tampak.

HKN ke-57 tahun 2021 yang mengangkat tema “Sehat negeriku, Tumbuh Indonesiaku” mengandung makna kesehatan hal yang paling utama. Jika masyarakat sehat maka pembangunan di Indonesia akan tumbuh dan berkembang.

Dalam kaitan mengatasi pandemi Covid-19 dan berkenaan dengan HKN ke-57, maka hal yang perlu didorong yakni program vaksinasi Covid-19, baik dosis 1 maupun 2 diharapkan sesuai yang ditargetkan.

Pemerintah menargetkan laju vaksinasi Covid-19 secara nasional mencapai 290 hingga 300 juta dosis, yang mencakup penerima dosis pertama dan kedua, hingga akhir tahun ini.

Target sekitar 300 juta dosis itu mencakup 168 juta penerima dosis pertama atau 80 persen dari target sasaran vaksinasi 208 juta, dan dosis kedua untuk 124 juta jiwa atau 60 persen dari target.

Dalam upaya mengejar target tersebut, Presiden Joko Widodo mendorong agar jumlah suntikan vaksin per hari harus dua juta dosis.

Upaya pemerintah dalam mendorong cakupan vaksinasi mencapai 290 hingga 300 juta dosis, yang mencakup penerima dosis pertama dan kedua, hingga akhir tahun ini merupakan hal yang harus didukung semua pihak.

Vaksinasi Covid-19 merupakan salah satu ikhtiar bangsa Indonesia membentuk herd immunity atau kekebalan kelompok sehingga kuat bila mendapatkan serangan penyebaran Covid-19.

Oleh karena itu mari kita jadikan makna peringatan HKN 2021 ini dengan mendukung capain program vaksinasi Covid-19 untuk Indonesia sehat, terbebas dari pandemi Covid-19.*** (Maksuni, Praktisi Pers)

 


Share this Post