Menyelamatkan Dokumen Sejarah Banten
Sumber Gambar :Komitmen Pemprov Banten dalam revitalisasi Banten Lama, tidak
berhenti pada kawasan Masjid Agung Banten saja, tetapi juga pada rencana
pembangunan museum dan balai pertemuan (convention hall).
Salah satu monumental yakni pembangunan museum Syekh Nawawi Al
Bantani dan museum sejarah Sultan Maulana Hasananudin. Museum Syekh Nawawi Al
Bantani tersebut akan diisi dengan dokumen sejarah Banten yang tersimpan di
Belanda.
Rencana besar tersebut benar-benar serius ingin diwujudkan oleh
Gubernur Banten Wahidin Halim. Bahkan gubernur sudah menugaskan tim untuk
meminta dokumen sejarah Banten yang tersimpan di Belanda. Tim diketui sejarawan
UIN SMH Banten Mufti Ali.
Salah satu alasan gubernur, keputusan meminta dokumen sejarah Banten
dari Belanda dianggap penting, mengingat tersiar informasi bahwa dokumen
tersebut akan dibuang. Sebanyak enam kontainer dokumennya oleh Belanda
mau dibuang. Gubernur mengatakan tidak setuju karena itu dokumen sejarah.
Selanjutnya setelah dibawa ke Banten, dokumen tersebut tak
hanya akan disimpan di Museum Kawasan Banten Lama. Dokumen itu juga bisa dikaji
dan dipublikasikan.
Diketahui, sejarawan Mufti Ali telah bertolak ke Belanda sejak 7
sampai 17 Februari 2020.
Selama di Belanda, ia bersama dua anggota tim lain merekap
dokumen-dokumen penting tentang Banten yang tersebar di lima tempat, terdiri
atas Universitas Leiden, arsip nasional di Denhag, Museum Volkenkunde di
Leiden, Museum Tropen Amsterdam dan Museum Rijks Amsterdam.
Dokumen yang berhasil direkap meliputi manuskrip Banten 20.000
halaman dari 208 judul, ratusan ribu lembar arsip Banten, 300 peta, 4.000 foto,
sketsa, buku atau kitab kuning Syekh Nawawi dan dokumen lain.
Rekapitulasi dokumen sejarah Banten merupakan tahapan awal
sebelum dibawa ke Banten. Selanjutnya akan dipetakan tenaga teknis apa saja
yang perlu diterjunkan. Kemungkinan besar pengumpulan dokumen Banten akan
berjalan kurang lebih selama 1,5 tahun.
Tim sendiri memerlukan tenaga scaning, fotografi, berapa orang
tim teknisnya. Setelah rekapitulasi data lengkap lalu Gubernur kirim tim
peneliti dan teknis untuk mengumpulkan bahan itu. Itu butuh waktu non stop satu
tahun setengah.
Langkah penyelematan dokumen sejarah Banten oleh Gubernur Banten
merupakan langkah tepat. Oleh karena itu, hal titu perlu didukung mengingat
dokumen sejarah sangat penting dalam perjalanan kehidupan manusia. Apalagi
Banten merupakan daerah yang memiliki sejarah hebat pada saat Kesultanan Banten
dulu.
Semangat besar Gubernur Banten yang ingin menyelamatkan dokumen
sejarah Banten bagian dari rencana besar dalam rangka revitalisasi Banten Lama.
Selain fisik, tentu saja tak kalah penting bagaimana dokumen sejarah dijadikan
pusat kajian untuk perkembangan kehidupan sekarang.
Perhatian Gubernur Banten dalam menata kembali kejayaan
Kesultanan Banten merupakan energi bagi masyarakat Banten untuk menjadikan
nilai-nilai kejayaan masa lalu hanya jadi dokumen sejarah semata, tetapi
diimplementasikan dalam konteks pembangunan masa kini.
Dokumen sejarah Banten merupakan kekayaan sejarah yang yang
sangat bernilai bagi generasi sekarang untuk masa kini.
Dalam konteks pengembangan ilmu pengetahuan, langkah rekapitulasi sejarah Banten membantu kalangan perguruan tinggi di Banten. Oleh karena itu, perlu dukungan dari berbagai pihak terkait sehingga dokumen sejarah Banten bisa terkumpul secara lengkap dan bermafaat bagi pengembangan keilmuan di Banten. Tak kalah penting semangat luhur dari para pelaku sejarah kala itu, bisa diimplementasikan dalam konreks pembangunan masa kini.***
(Maksuni, praktisi pers di Banten)