Menjaring Calon Mahasiswa Melalui Prestasi Non Akademik
Sumber Gambar :Indikator kecerdasaan seseorang tidak hanya dilihat
dari prestasi akademik, tetapi juga non akademik. Hal ini sejalan dengan temuan
ilmu pengetahuan bahwa kecerdasan seseorang tidak hanya yang bersifat kognitif,
tetapi juga afektif dan psikomotorik.
Pandanan ini yang kemudian dilakukan lembaga pendidikan dalam menyeleksi
siswa atau mahasiswa baru. Seperti dilakukan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
(Untirta) yang mulai tahun 2022 ini menyediakan kuota bagi lulusan SMA/SMK dan
Madrasah Aliyah (MA) atau sederajat yang memiliki prestasi di bidang non
akademik pada penerimaan mahasiswa baru jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SBMPTN).
Berdasarkan data dari Untirta persentase masuk ke Untirta berbeda dengan
tahun sebelumnya, pada 2022 jalur SNMPTN naik menjadi 25 persen kita percaya
siswa yang mempunyai potensi akademik bisa mendapatkan kesempatan itu, untuk
SBMPTN menjadi 45 persen dan Mandiri 30 persen yang sudah ditentukan oleh Lembaga
Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
Penyediaan kuota lulusan SLTA yang berprestasi di non akademik dilakukan
untuk memberikan kesempatan kepada siswa yang memiliki prestasi non akademik
bisa digunakan kesempatan tersebut.
Pihak Untirta mengakui pada penerimaan mahasiswa baru di tahun sebelumnya
Untirta lebih banyak mengdepankan akademik yang menjadi indikator utamanya.
Baru pada 2022 Untirta ingin merekrut siswa terbaik yang berprestasi di bidang
non akademik yang lebih menonjol.
Dengan dibukanya kuota calon mahasiwa dari prestasi non akademik,
mengharsukan pihak sekolah dalam hal ini guru Bimbingan Konseling SMA/SMK dalam
mengisi PDSS tidak saja mengisi data prestasi akademik saja, tetapi data-data
prestasi non akademik juga dimasukan disertakan karena itu menjadi penilaian
juga.
Dibukanya kuota calon mahasiswa Untirta dari prestasi non akademik harus
disosialisasikan di SLTA yang ada di Banten maupun sehingga membuka kesempatan
seluas-luasnya kepada lulusan SLTA yang ingin kuliah di Untirta.
Mengacu SNMPTN portofolio atau data-data yang diisi sesuai dengan bakat
yang dimiliki siswa ada 10 jenis portofolio yakni olahraga, seni rupa, desain,
dan kriya, tari termasuk Sendratasik atau Seni Pertunjukan opsi Tari, teater,
musik, seni karawitan, etnomusikologi, fotografi film dan televisi serta seni
pedalangan.
Kebijakan Untirta yang menerima mahasiswa baru yang berprestasi di non
akademik merupakan langkah tepat dalam rangka peningkatan SDM di Banten. Dengan
makin luas dalam memberikan indikator kecerdasan kepada peserta didik
diharapkan output perguruan tinggi, tidak semata-mata hanya melahirkan para
pendidik, tetapi juga praktisi-praktisi yang mumpuni dalam bidangnya.
Penjaringan calon mahasiswa yang berprestasi non akademik, bagian dari
mencari talenta generasi muda yang berkiprah dalam berbagai kehidupan. Dengan
demikian. lulusan Untirta ke depan akan lebih banyak berkembang dan melahirkan
SDM yang mumpuni dan berkualitas dalm berbagai bidang.
Di era digital sekarang, dibutuhkan lulusan-lulusan yang memiliki skill
dengan daya kemampuan adaptasi dan kolaborasi. Oleh karena itu, profiling
lulusan perguruan tinggi ini perlu disipakan secara baik termasuk diawali
dengan pola rekrutmen yang sesuai.
Menyediakan kuota lulusan S:TA yang berprestasi di non akademik, biasanya
memiliki keunggulan dalam hal kecerdasan emosional yang pada era digital
sekatang ini sangat dibutuhkan terutama dalam kemampuan dalam beradaptasi
dengan teknologi dan juga dalam membangun kerjasama atau kolaborasi.
Dengan pola rekrutmen yang tepat, kemudian kurikulum di PT yang disesuaikan
dengan kebutuhan zaman diharapkan, lulusan perguruan tinggi di Banten mampu
bersaing dengan lulusan perguruan tinggi dalam skala regional, nasional maupun
internasional.
Iklim perguruan tinggi di Banten yang dinamis juga akan mampu mendorong
perubahan-perubahan dan inovasi yang mendorong PT di Banten bisa melahirkan SDM
yang andal, adaptif dan kolaboratif.*** (Maksuni, Praktisi Pers)