Menjadi Pahlawan Masa Kini
Sumber Gambar :Oleh Maksuni
Hari Pahlawan yang diperingati pada Ahad
(10/11/2019), merupakan momentum dalam rangka meneladani jiwa kepahlawanan pada
masa kini. Artinya tidak sebatas acara seremonial semata seperti upacara dan
tabor bunga, tetapi lebih penting dari itu menyebarkan jiwa kepahlawanan pada
masa kini dalam berbagai sektor kehidupan.
Jika dahulu semangat kepahlawanan
ditunjukkan melalui pengorbanan tenaga, harta bahkan nyawa, saat sekarang ini,
untuk menjadi pahlawan bukan hanya mereka yang berjuang mengangkat senjata
mengusir penjajah.
Tetapi kita juga bisa dengan cara menorehkan prestasi di berbagai bidang
kehidupan, memberikan keselamatan bagi masyarakat, dan membawa harum nama
bangsa Indonesia di mata internasional.
Dengan menjadikan diri sebagai pahlawan masa kini, maka permasalahan yang
melanda bangsa dewasa ini dapat teratasi, untuk itu marilah kita terus menerus
berupaya memupuk nilai kepahlawanan agar tumbuh subur dalam hati sanubari
segenap insan masyarakat Indonesia.
Persatuan dan kesatuan bangsa harus terus
dipupuk dengan baik, agar tidak ada pihak mana pun yang dapat mengganggu
keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pahlawan masa kini dapat dilakukan oleh
siapa pun dalam bentuk aksi-aksi nyata memperkuat NKRI, menorehkan prestasi
yang mengharumkan nama bangsa dan negara, dan karya-karya anak bangsa yang
selalu berinovasi.
Upaya membangkitkan semangat berinovasi
bagi anak-anak bangsa untuk menjadi pahlawan masa kini sangat penting dalam
menghadapi era globalisasi, pasar bebas, dan perkembangan teknologi yang begitu
cepat.
Artinya dalam kontkes pemahaman yang
lebih luas, pahlawan bukan hanya mereka yang berjuang mengangkat senjata
mengusir penjajah tetapi juga bisa dengan cara menorehkan prestasi di berbagai
bidang kehidupan, memberikan kemaslahatan bagi masyarakat, serta membawa harum
nama bangsa di mata internasional.
Oleh karena itu, peringatan Hari Pahlawan kiranya dapat meningkatkan kesadaran
kita untuk lebih mencintai tanah air dan menjaganya sampai akhir hayat. Selain
itu, momentum hari pahlawan makin keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia semakin kokoh dan rakyat makin bersatu untuk mempertahankan tanah
air.
Pada Peringatan Hari Pahlawan tahun
2019, masyarakat Banten harus bersabar karena usulan dua tokoh perjuangan
nasional asal Banten yaitu KH. Tb. Achmad Chatib Albantani dari Kota Serang dan
Raden Aria Wangsakara dari Kabupaten Tangerang belum ditetapkan menjadi
pahlawan nasional.
Diketahui, KH. Tb. Achmad Chatib Al
Bantani merupakan residen pertama di Banten dan selaku kiai yang memimpin
pergerakan perlawanan di Banten. Ia juga sebagai penggagas uang Republik
Indonesia (RI) daerah Banten serta penggagas terbentuknya Majelis Ulama
Indonesia (MUI) di Indonesia. Kiprahnya tidak hanya untuk Banten tetapi juga di
kancah nasional. Hal tersebut menjadi salah satu syarat diajukan menjadi
pahlawan nasional.
Sementara, Raden Aria adalah penyebar
agama Islam, keturunan Raja Sumedang Larang, yaitu Sultan Syarief Abdulrohman.
Karena, tidak sepaham dengan keluarga akhirnya merantau ke Tangerang melalui
Sungai Cisadane pada 1640 dan akhirnya menetap dan membangun pesantren di
Kawasan Grendeng, Karawaci.
Penjajah tidak setuju dengan keberadaan
pesantren yang dibangun Raden Aria dan tindakan tersebut, dianggap membangkang
dan melawan Belanda. Raden Aria dalam pertempuran dengan penjajah akhirnya
tewas dan dimakamkan di Desa Lengkong Kiai, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten
Tangerang.
Beberapa literatur menyebut Aria pernah
menjadi salah satu penasihat Kerajaan Mataram pada saat itu. Raden Aria menikah
dengan Nyi Mas Nurmala seorang anak Bupati Karawang, Jawa Barat Singaperbangsa.
Namun, Raden Aria memiliki dua saudara Aria Santika dan Aria Yuda Negara. Ia
mengatakan, Pemkab Tangerang menjadikan Makam Raden Aria sebagai kawasan cagar
budaya dan meninggal pada 2 Sya’ban 1662.
Meskipun usulan dua tokoh pejuang asal
Banten belum terealisasi, namun demikian, Banten patut berbangga karena tahun
2018 tokoh perjuangan nasional asal Banten Brigjen KH Syam’un ditetapkan
sebagai pahlawan nasional. Sebelumnya tokoh perjuangan asal Banten yang telah
ditetapkan menjadi pahlawan nasional yakni Syafrudin Prawiranegara dan Sulten
Ageng Tirtayasa.
Penganugeragan sebagai pahlawan adalah
simbol penghargaan negara atas perjuangannya dalam membela dan mempertahankan
bangsa dan negara. Yang tak kalah penting, yakni upaya memumpuk jiwa
kepahlawanan sejak dini kepada anak-anak kita. Jangan sampai, generasi
mendatang tidak kenal pahlawan kalah oleh cerita-cerita fiksi yang ada dalam
berbagai game online. Saatnya mendorong generasi sekarang mengetahui, paham
terhadap perjuangan pahlawan dulu diterapkan dalam konteks masa kini.***