Mengubah Perilaku BABS di Kota Serang

Sumber Gambar :

Ada hal yang menarik dari kegiatan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (Oase KIM) memberikan bantuan 1.000 jamban di tiga kecamatan di Kota Serang, Senin (24/2/2020). Salah satunya masih banyaknya warga yang belum memiliki jamban.

 

Dinas Kesehatan Kota Serang mencatat  di Kota Serang ada 30 ribu kepala keluarga (KK) yang belum memiliki jamban, dengan jumlah terbanyak di Kasemen. Sudah dipastikan selama kurang lebih 30 tahun sebagian warga Kota Serang menjalani aktivitas buang air besar sembarangan (BABS) karena tidak memiliki jamban. Kondisi tersebut terjadi di sejumlah kecamatan, antara lain Kecamatan Kasemen, Taktakan, dan Cipocok Jaya.

 

Bantuan 1.000 jamban dari Oase KIM yang disalurkan ke tiga kecamatan di Kota Serang, yaitu Kecamatan Kasemen, Taktakan, dan Cipocok Jaya oleh Ibu Negara Republik Indonesia Iriana Joko Widodo, merupakan bentuk perhatian agar persoalan jamban ini menjadi perhatian Pemkot Serang, Pemprov Banten maupun elemen masyarakat.

 

Dengan status sebagai ibu kota provinsi, Kota Serang pasti disorot. Sebagaimana disampaikan Iriana agar masyarakat penerima bantuan menjaga, merawat dan membiasakan diri mereka menggunakan jamban tersebut. Hal tersebut demi peningkatan kualitas kesehatan di Provinsi Banten, khususnya Kota Serang. Dengan adanya bantuan tersebut diharapkan masyarakat tidak lagi melakukan BABS di sembarang tempat.

 

Pesan dan harapan Iriana sangat penting diperhatikan. Mengingat, kebiasaan masyarakat, jika diberi bantuan, maka kurang dirawat dengan baik sehingga cepat rusak dan akhirnya tidak bisa digunakan.

 

Dalam kaitan ini, peran RT/RW maupun kelurahan harus bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga bantuan jamban tersebut terawat dan bisa digunakan secara baik. Jika diperlukan, bisa dibentuk pengelola sehingga penggunaan jamban tersebut bisa dirawat secara baik untuk kepentingan masyarakat.

 

Tak kalah penting, bantuan jamban harus dijadikan stimulus bagi Pemkot Serang untuk menggerakkan semua elemen masyarakat dalam penyediaan jamban keluarga. Selain juga, gerakan penyadaran akan manfaat menggunakan jamban.

 

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), salah satunya diukur dari ketersediaan jamban keluarga. Budaya BABS, baik di kebun maupun di sungai merupakan hal yang harus diubah . Memang butuh kerja keras untuk mengubah budaya tersebut. Oleh karena itu, peran semua elemen masyarakat sangat penting untuk memberikan edukasi pentingnya meninggalkan BABS dengan jamban.

 

Masyarakat yang memperoleh bantuan jamban untuk menjaga serta merawat kebersihan lingkungannya dari buang air di sembarang tempat. Saat ini warga harus sudah mulai sadar betapa pentingnya kebersihan dan kesehatan. Selain pemerintah, peran elemen masyarakat untuk bergotong royong membangun jamban juga patut didorong. Hal itu akan mempercepat pembangunan jamban pada daerah-daerah yang masih minim warganya yang memiliki jamban.

Sejumlah gerakan gotong royong, mengumpulkan dana yang digagas sejumlah elemen masyarakat untuk membangun jamban merupakan hal yang sangat positif. Di era sekarang, partisipasi aktif masyarakat justru mempercepat program pembangunan dan menjadi pemicu pemda untuk berkerja lebih baik lagi.

 

Gerakan mengumpulkan dana Rp 1.000 di Keluarahan Tembong untuk pembangunan jamban keluarga menjadi pemicu masyarakat dalam berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Pesan utamanya, sekecil apapun partisipasi masyarakat jika dilakukan secara bersama-sama bergotong royong akan memberikan manfaat yang besar.***

(Penulis, praktisi pers tinggal di Kota Serang)


Share this Post