Mengerem Gaya Hidup Berlebihan
Sumber Gambar :Salah satu poin penting arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Pejabat Tinggi Mabes Polri pada Jumat (14/10/2022) adalah menyangkut upaya mencegah letupan-letupan sosial.
Presiden mengingatkan saat
ini situasi di semua negara sedang sulit karena menghadapi gelombang dan badai
ekonomi global. Bahkan, saat ini 66 negara telah berada pada posisi rentan, dan
345 juta orang di 82 negara sudah menderita kekurangan pangan akut.
Untuk itu, Jokowi
mengingatkan kepada seluruh jajaran Polri untuk memiliki kepekaan terhadap
situasi krisis (sense of crisis) yang sama. Dia mengingatkan agar jajaran Polri
bisa lebih memperhatikan gaya hidupnya agar tidak menimbulkan kecemburuan
sosial dan menjadi sorotan masyarakat.
Dilansir Antara
(14/10/2022), Presiden mengingatkan hal demikian ditujukan kepada Kapolres,
Wakapolres, Kapolda, seluruh pejabat utama, perwira tinggi untuk, mengerem
total masalah gaya hidup. Pejabat Polri diminta jangan gagah-gagahan karena
merasa punya mobil atau motor gede yang bagus.
Presiden menegaskan bahwa
gaya hidup mewah adalah kebiasaan yang sebaiknya ditinggalkan sebagai masa lalu
saja oleh para pejabat kepolisian.
Pasalnya, mereka tidak lagi
bisa menyembunyikan gaya hidup mewah itu dengan keberadaan media sosial yang
membuat rakyat leluasa memantau perilaku keseharian para pejabat kepolisian.
Presiden menyampaikan bahwa
dari laporan yang didapatnya, perihal gaya hidup mewah menjadi isu keempat
dalam daftar keluhan terbanyak masyarakat terhadap institusi Kepolisian RI
(Polri).
Empat keluhan terhadap Polri
yang diungkap Presiden yakni menyangkut
persepsi soal pungli, tindakan kesewenang-wenangan, mencari-cari kesalahan dan
hidup mewah.
Presiden mengingatkan bahwa
polisi adalah aparat penegak hukum yang paling dekat dan paling sering
berinteraksi dengan rakyat, sehingga para personel Polri harus selalu
diingatkan untuk menjunjung tinggi pelayanan masyarakat.
Arahan Presiden agar anggota
Polri mengerem gaya hidup berlebihan sangat tepat. Di saat ekonomi masyarakat
yang sedang sulit dan menghadapi ancama resesi global, maka aparat keamanan
harus menunjukkan sense of crisis terhadap kondisi yang terjadi di masyarakat.
Mengerem gaya gaya hidup
berlebihan ini, sebaiknya bukan hanya ditekankan kepada anggota Polri saja,
tetapi juga pejabat negara, anggota DPR, DPD, DPRD, hingga seluruh aparatur
sipil negara (ASN).
Jika diamati. Gaya hidup
berlebihan mulai menjadi hal yang biasa di kalangan anggpta DPR, DPRD maupun
ASN, baik pusat maupun daerah. Oleh karena itu, momentum dalam menghadapi
krisis, hidup sederhana merupakan nilai yang tepat untuk digerakkan bersama. Salah
satu pionernya tentu saja dimulai dari pemerintah dari level atas hingga bawah.
Sebagai abdi dan pelayanan
masyarakat semestinya mereka memberikan contoh hidup yang tidak berlebihan.
Tunjukkan kepada masyarakat ASN, TNI/Polri dan keluarganya sebagai abdi negara
yang hidup sewajarnya.
Hidup sederhana di kalangan
birokrat kini sudah menjadi hal langka. Padahal, sebagai abdi negara yang
digaji dari hasil pajak masyarakat, semestinya mereka memiliki kepekanaan
terhadap kondisi masyarakatnya.
Penekanan Presiden Jokowi
kepada pejabat Polri untuk mengerem gaya hidup mewah hendaklah menjadi titik
utama dalam memperbaiki kinerja kepolisian maupun kinerja aparat atau birokat,
ASN maupun anggota DPR, DPRD secara keseluruhan. Gerakan hidup sederhana akan
mampu menjadi strategi tepat dalam menghadapi ancaman resesi global yang akan
terjadi pada 2023 mendatang. *** (Maksuni, Praktisi Pers)