Mengangkat Produk Lokal Banten
Sumber Gambar :Provinsi Banten memiliki memiliki potensi
untuk mengangkat merek produk lokal ke tingkat nasional hingga internasional.
Oleh karena itu, sejumlah kebijakan kepala daerah di Banten yang menjadikan
merek produk lokal patut diapresiasi.
Sejumlah produk yang mewakili daerah di Banten
bermunculan. Selain beberapa produk yang sama dari kabupaten/kota seperti
beras, belakangan juga muncul produk kopi dengan merek ”WH” atau inisial yang
identik dengan sapaan familiar dari Gubernur Banten Wahidin Halim.
Dari Kota Serang, produk unggulan yang
familiar di masyarakat salah satuya adalah sate bandeng. Selain itu, ada
beberapa produk lokal unggulan UMKM binaan Kota Serang. Di antaranya, kue satu,
kue bangkit, dan batik keraton yang sudah dikenal oleh banyak orang, baik Kota
Serang maupun luar Kota Serang.
Dari Kota Cilegon, jagung pulut atau jagung
ketan merupakan salah satu produk yang menuai perhatian di pasaran. Namun,
jagung tersebut hanya beredar di sekitar Kota Cilegon.
Di Kabupaten Pandeglang kita mengenal beras Cimanuk.
Pemasaran beras ini sudah menemmbus pasar DKI menjadi beras unggulan di
Pandeglang. Beras Cimanuk dikenal memiliki kualitas yang siap bersaing dengan beras dari
berbagai daerah.
Sama halnya dengan Pandeglang, dari Kabupaten
Lebak muncul beras merek Ciberang. Namun, produk yang sudah dipatenkan 2018
tersebut sulit berkembang akibat kesulitan permodalan.
Beras merek Ciberang ini merupakan beras
premium dan rasaya cukup pulen dan memenuhi syarat standar beras berkualitas.
Setiap Gapoktan yang memproduksi beras Ciberang sudah melalui tahap uji mutu.
Sama halnya dengan Pandeglang dan Lebak,
terbaru adalah beras Jawara Serang (Jaseng) yang diluncurkan Pemkab Serang.
Bahkan, Kota Serang juga berencana memproduksi beras dengan merek lokal dengan
nama beras “Madani”.
Selain beras, juga muncul produk kopi asli
Banten bermerek “WH”. Kopi yang mereknya identik dengan inisial Gubernur Banten
Wahidin Halim tersebut, dikelola Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kampung
Cikalahi, Desa Mekarsari, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banten
mengeluarkan sertifikat halal untuk kopi asli Banten bermerek “WH”. Sebelum
mendapatkan sertifikat halal dari MUI, kopi “WH” sudah mendapatkan sertifikat
produksi pangan industri bernomor P-IRT NO.510360402009324. Sertifikat tersebut
dikeluarkan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Pemkab
Serang yang berlaku selama lima tahun.
Gubernur melihat Banten seperti tidak
mempunyai identitas dari sisi produk pertanian yang dihasilkan. Pihak Dinas
Pertanian percaya dengan memberikan nama “Kopi WH” kopi Banten akan mudah dan
cepat dikenal oleh masyarakat luas.
Upaya mengangkat produk lokal ini memang harus
mendapat perhatian serius. Artinya tidak hanya berhentu pad pelabelan lokal,
tetapi juga dengan mematenkan merek dan memiliki sertifikat produksi pangan.
Selain itu, tak kalah penting yakni membantu dalam pemasaran baik di wilayah
regional Banten maupun luar. Upaya mengangkat produk lokal ini, pemda di Banten
bisa belajar dari yang dilakukan Bupati Kulonprogo Bagi sebagian orang,
Kulonprogo termasuk daerah asing. Tak banyak yang mengenal daerah di Provinsi
DI Yogyakarta itu. Padahal di sanalah, program mengangkat produk lokal sukses
dijalankan. Nama programnya 'Bela dan Beli Kulonprogo'. Program ini diluncurkan
Hasto Wardoyo saat menjadi Bupati Kulonprogo pada 2013 lalu. Hasto
berhasil dalam gerakan Bela Beli Kulonprogo yakni merebut pasar di negeri
sendiri. Program ini merupakan gerakan untuk membeli dengan cara membeli
produk-produk lokal yang dipunyai di wilayah barat Provinsi DIY ini. Gerakan
Bela Beli Kulonprogo didasari masih banyak warga Kulonprogo yang
kesejahteraannya masih kurang di bandingkan kabupaten/kota lainnya di Provinsi
DI Yogyakarta. Sementara itu sumber daya alam dan sumber daya manusia ada di
kabupaten yang terletak di sebelah barat Sungai Progo itu.
Semangat Hasto dalam mengangkat produk lokal
bisa diadopsi kepala daerah di Banten. Tentu disesuaikan dengan kondisi daerah.
Sejumlah kepala daerah di Banten yang sudah mengangkat produk lokal hendaklah
didukung oleh semua kalangan, termasuk masyarakat. Mencintai produk lokal
merupakan kunci dari keberhasilan program ini.