Menerka di Balik Fenomena CASN Ramai-ramai Mundur
Sumber Gambar :Fenomena banyaknya Calon Aaparur Sipil Negara (CASN) yang mengundurkan diri menjadi perhatian publik. Berdasarkan data dari Badan Kepegawaian Negara (BKN), setidaknya ada 105 CASN hasil seleksi 2021 yang mengundurkan diri. Instansi yang paling banyak CASN yang mengundurkan diri tersebut berasal dari Kementerian Perhubungan, yakni mencapai 11 orang.
Berdasarkan informasi yang
dihimpun dari sejumlah media massa, di Kota Serang ada 1 CASN yang mengundurkan
diri dan di Kabupaten Serang sebanyak 2 CASN. Alasan pengunduran karena berasal
dari luar daerah.
Fenomena banyak CASN yang
mengundurkan diri ditanggapi Kepala Biro Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Kerja
Sama BKN Satya Pratama.
BKN, kata Satya,
mempersilakan instansi yang terdapat CASN mengundurkan diri tersebut untuk
mengajukan kembali formasi kosong itu pada penerimaan CASN tahun 2022 (Antara.
26 Mei 2022).
BKN menyebutkan CASN yang
mengundurkan diri itu kaget lantaran melihat gajiASN yang tergolong kecil. Gaji tersebut tetap
kecil kendati telah ditambah dengan sejumlah tunjangan.
Terhadap fenomena ini,
anggota Komisi II DPR R I Mardani Ali Sera menyoroti terkait alasannya yakni, mulai dari besaran
gaji hingga lokasi penempatan yang jauh (Sindonews, 30 Mei 2022).
Mardani meminta pemerintah
diminta memperbaiki sistem tata kelola Aparatur Sipil Negara (ASN). Menurut
Mardani, fenomena ramai-ramai CASN mundur ini harus menjadi perhatian serius
pemerintah. Maka, reformasi birokrasi termasuk dalam proses seleksi penerimaan
CASN sudah saatnya dilakukan.
Selain itu, Mardani
mendorong pemerintah untuk melakukan perbaikan dalam sistem remunerasi gaji.
Selain itu, dia mengingatkan kebutuhan masyarakat saat ini telah berubah.
Dengan psikologi CASN yang kini berasal dari kalangan milenial maupun gen Z
harus turut dipertimbangkan pemangku kebijakan supaya sistem kerja di
lingkungan pemerintah juga bisa sedikit menyesuaikan dengan zaman.
Menarik analisa Mardani bisa
jadi fenomena CASN ramai-ramai mundur puncak gunung es dari masalah pengelolaan
ASN yang menggunakan paradigma lama sementara pola dan sifat pekerjaan berubah.
Termasuk ekspektasi para
pencari kerja juga berubah. Salah satunya unsur gaji. Ia mendorong Badan
Kepegawaian Negara (BKN) maupun lembaga terkait disebut perlu mencontoh
pengelolaan yang dilakukan swasta agar negara tidak kehilangan SDM-SDM unggul
karena lebih memilih bekerja di bidang non-pemerintahan yang secara benefit dan
lingkungan kerja lebih sesuai dengan mereka.
Upaya lain, yakni pengetatan
rekrutmen CASN, termasuk alat ukur tas yang mampu mendeteksi psikologi peserta
dan indikator terhadap tanggapan terhadap besaran gaji menjadi ASN. Artinya
perlu evaluasi terhap sistem terhadap rekrutmen CASN dengan kondisi kekinian.
Pola seperti ini umum dilakukan di perusahaan swasta. Jika tak sesuai dengan
gaji yang ditawarkan maka peserta mundur sebelum tes berikutnya.
Analisa dan sejumlah masukan
terhadap fenomena CASN yang mundur ramai-ramai merupakan hal yang positif.
Bahkan bukan hanya lembaga pemerintahan tetapi juga instansi swasta. Perubahan
drastis dengan kehadiran kalangan milenial maupun gen mengharuskan lembaga atau
instansi melakukan adaptasi sistem, pola dan tata kerja. Jika tidak berubah,
apalagi mempertahankan pola lama, birokrasi yang kaku maka fenomena ini akan masing terjadi, termasuk
pada rekrutmen CASN mendatang.*** (Maksuni, Praktisi Pers Tinggal di Kota
Serang)