Mendorong Transparansi dalam Seleksi CASN 2021
Sumber Gambar :Era digitalisasi membuat berbagai lembaga atau instansi melakukan perampingan pegawai.
Hal itu dilakukan seiring
dengan masuknya disrupsi teknologi dalam berbagai bidang kehidupan.
Perampingan pegawai juga
sedang digalakkan pemerintah, termasuk dicanangkan Presiden Jokowi saat baru
saja dilantik menjadi presiden untuk periode kedua pada 2019 lalu.
Sejumlah kementerian
dilakukan perampingan SOTK dan juga perampingan struktur untuk jabatan-jabatan
tertentu. Rekrutmen Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) juga sangat terbatas.
Pada tahun 2021 rekrutmen CASN mencapai 1,3 juta
untuk formasi CASN dan PPPK non-guru, dengan alokasi untuk pemerintah daerah
sebanyak 189.000 formasi.
Dari 1,3 juta formasi
tersebut, sebanyak 1 juta formasi untuk guru PPPK, serta 83.000 formasi untuk
pemerintah pusat yang dialokasikan untuk CPNS dan PPPK non-guru, dan 189.000
formasi untuk pemerintah daerah, termasuk di dalamnya pemprov dan pemda di
Banten.
Formasi dengan alokasi
terbanyak dalam Seleksi CASN Tahun 2021, yakni untuk pemerintah pusat terdiri
dari jabatan dosen, penjaga tahanan, penyuluh keluarga berencana, analis
perkara peradilan, serta pemeriksa.
Untuk pemerintah provinsi,
alokasi terbanyak terdiri atas jabatan guru, yakni guru bimbingan konseling,
guru teknologi informasi dan komputer, serta guru matematika, jabatan tenaga
kesehatan, yakni perawat, dokter, dan asisten apoteker.
Sementara, untuk jabatan
teknis antara lain pranata komputer, polisi kehutanan, dan pengawas benih
tanaman.
Bagi pemerintah daerah
(pemda) kabupaten dan kota, alokasi terbanyak juga terdiri dari jabatan guru,
jabatan tenaga kesehatan, dan jabatan teknis.
Jabatan guru antara lain
guru kelas, guru pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan, serta guru
bimbingan konseling.
Jabatan tenaga kesehatan
yang paling banyak dibutuhkan adalah perawat, bidan, dan dokter. Sedangkan,
bagi jabatan teknis antara lain penyuluh pertanian, auditor, dan pengelola
pengadaan barang/jasa.
Kebijakan itu sesuai dengan
arahan Presiden Joko Widodo, bahwa sumber daya ASN harus diperbanyak yang
terjun langsung ke lapangan atau dekat dengan masyarakat, bukan hanya tenaga
administrasi.
Dikutip dari laman resmi
Menpan, dalam rapat kerja dengan Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di
Jakarta, Rabu 24 Maret 2021, Menpan-RB Tjahjo Kumolo mendapat banyak masukan
dari wakil rakyat.
Komisi II meminta
Kementerian PANRB dan BKN agar pelaksanaan Seleksi CASN Tahun 2021 juga diminta
agar dilakukan secara transparan dengan menyebarluaskan informasi mengenai
proses seleksi ini kepada masyarakat.
Setiap instansi pemerintah
yang membuka formasi juga diharapkan dapat meningkatkan layanan posko aduan
atau help desk agar masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang
jelas dan utuh.
Untuk meningkatkan
kewaspadaan akan tindak penipuan dalam Seleksi CASN Tahun 2021, Komisi II
bersama Kementerian PANRB dan BKN sepakat untuk berkomitmen menghilangkan
praktik penipuan.
Transparansi dan praktek
penipuan dua persoalan yang biasanya muncul setiap kali penerimaan CASN.
Apalagi tahun ini, sejumlah daerah baru saja memiliki kepala daerah yang baru
dilantik.
Oleh karena itu, peluang
adanya kecurangan harus dicegah dengan sistem transparansi. Sedangkan praktek
penipuan muncul karena masyarakat Indonesia masih menjadikan profesi ASN
sebagai hal yang paling banyak diburu. Akibatnya, seringkali mudah tergiur oleh
iming-iming oknum.
Transparansi merupakan hal
yang harus diperhatikan Kemenpan-RB, BKN, dan juga pemda, agar hasil seleksi
CASN benar-benar menghasilkan sosok aparatur yang kredibel yang adaptif
terhadap perkembangan zaman.*** (Maksuni, Jurnalis, Tinggal di Kota Serang)