Mendorong Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi di Masa Pandemi
Sumber Gambar :Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak Maret 2020 berdampak terhadap sektor perekonomian, baik nasional maupun lokal.
Berdasarkan rilis BPS Banten, pertumbuhan ekonomi Banten triwulan I-2021.
Hasilnya, ekonomi Banten triwulan I-2021 terhadap triwulan I-2020 masih
mengalami kontraksi sebesar 0,39 persen (y-on-y).
Pertumbuhan negatif tersebut sebagai dampak belum meredanya pandemi
Covid-19 yang menekan perekonomian dunia, termasuk Banten. Pada triwulan ini,
beberapa lapangan usaha masih mengalami kontraksi pertumbuhan.
Sementara itu, ekonomi Banten triwulan I-2021 terhadap triwulan IV-2020
tumbuh sebesar 0,78 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi
dicapai oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 8,40
persen. sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai komponen
total net ekspor sebesar 32,60 persen.
Adapun lapangan usaha yang mengalami kontraksi pertumbuhan signifikan
adalah transportasi dan pergudangan sebesar 22,93 persen. Diikuti pertambangan
dan penggalian sebesar 18,88 persen, dan
jasa perusahaan sebesar 12,19 persen.
Berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi Banten triwulan i-2021 (y-on-y),
sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari informasi dan komunikasi sebesar 0,58
persen. Diikuti konstruksi sebesar 0,57 persen, pertanian, kehutanan dan
perikanan sebesar 0,46 persen, serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar
0,16 persen.
Sebaliknya, yang menjadi sumber pertumbuhan negatif adalah transportasi dan
pergudangan sebesar -1,36 persen.
Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar
-0,38 persen. Industri pengolahan sebesar -0,16 persen, jasa perusahaan sebesar
-0,14 persen, jasa lainnya sebesar -0,13, penyediaan akomodasi dan makan minum
sebesar -0,12 persen, dan administrasi pemerintahan sebesar -0,05 persen.
Pertumbuhan negatif perekonomian ini juga dipicu sektor ketenagakerjaan.
Tercatat angka tingkat pengangguran terbuka (TPT) Provinsi Banten Februari 2021
sebesar 9,01 persen. Dengan prosentase tersebut jumlah masyarakat Banten
menganggur sebanyak 563,40 orang.
Pada Februari 2021 sebesar 9,01 persen atau setara dengan 563,40 orang.
Jumlah ini meningkat Februari 2020 sebanyak 487,50 orang.
Kondisi pengangguran yang meningkat sudah menunjukkan ekonomi sedang lesu.
Oleh karena itu, perlu kerja dari semua pihak untuk membangkitkan perekonomian.
Pemberian tunjangan hari raya (THR) tahun ini bagi PNS, pensiunan
diharapkan mengungkit roda perekonomian. Di sisi lain dengan adanya peniadaan
mudik, jelas mengganggu perputaran ekonomi karena sektor transportasi
kehilangan job.
Oleh karena itu, pemerintah pusat, pemprov dan pemkab/pemkot bekerja keras
mencari terobosan dalam mengungkit daya beli dan perekonomian masyarakat.
Berbagai program bantuan sosial (Bansos), bantuan langsung tunai (BLT), kartu
pra kerja maupun bantuan UMKM dan koperasi yang telah digulirkan semestinya
diikuti dengan program yang produktif.
Kebijakan pemerintah yang memberikan plafon kredit usaha rakyat (KUR)
hingga Rp 100 juta tanpa jaminan merupakan hal yang tepat.
Selain itu, perlu memperluas pada sektor usaha informal maupun home
industry yang memiliki perputaran uang lebih cepat. Sektor koperasi bisa
menjadi tumpuan peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Beberapa sektor lain yakni pengerjaan proyek strategis yang bisa menyerap
tenaga kerja dalam jumlah besar, maupun telekomunikasi dan digitalisasi. Tak
bisa diremehkan yakni sektor industri kreatif berkontribusi peningkatan
perekonomian.
Dalam hal ini peran pemerintah membuka akses kepada sektor yang berpotensi
mengungkit daya perekonomian masyarakat dan pendampingan dan pembinaan yang
berkelanjutan terhadap pelaku usaha kecil dan menengah.*** (Maksuni, Praktisi
Pers)