Membangun Kesiapsiagaan di Daerah yang Memiliki Potensi dan Catatan Sejarah Tsunami
Sumber Gambar :Pemberitaan media massa mengenai pernyataan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat rapat dengar pendapat dengan DPR, Rabu 1 Desember 2021, menghebohkan masyarakat terutama di Banten.
Terutama berkenaan dengan
potensi tsunami di Cilegon setinggi 8 meter. Rupanya terjadi adanya
kesalahpahaman terkait apa yang dibicarakan oleh Kepala BMKG Dwikorita
Karnawati, terkait potensi bencana tsunami yang dapat terjadi di wilayah
Indonesia saat libur Hari Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
Oleh karena itu, Koordinator
Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) Daryono menegaskan pihaknya tidak pernah mengeluarkan prediksi mengenai
daerah Cilegon, Banten akan mengalami tsunami menjelang akhir tahun 2021.
Daryono menjelaskan, Cilegon
hanya merupakan salah satu contoh daerah rawan yang memiliki potensi tsunami
dan dibicarakan dalam konteks secara umum untuk meminta masyarakat waspada
terkait dengan cuaca, iklim, gelombang laut serta gempa dan tsunami saja.
"Artinya, sama saja
dengan kota lain yang memiliki potensi dan catatan sejarah tsunami," kata
Daryono dilansir Antara 3 Desember 2021.
Berdasarkan katalog tsunami
BMKG, sejak tahun 1608 Indonesia telah mengalami bencana gelombang tsunami
sebanyak 246 kejadian, sampai dengan yang terjadi di Selat Sunda beberapa waktu
lalu.
Ia turut menyebutkan memang
terdapat beberapa daerah yang juga termasuk dalam daerah rawan akan bencana,
seperti wilayah pantai Barat Sumatera dari Aceh sampai Lampung, Selat Sunda
dari Jawa Barat hingga Banyuwangi, Selatan Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur juga Sulawesi. Sehingga, semua pihak diharapkan untuk selalu
waspada dengan bencana yang akan terjadi sewaktu-waktu.
Menurut Daryono, gempa bumi
dan tsunami merupakan bencana alam yang hingga saat ini belum bisa diprediksi
kapan akan terjadi. Namun, bisa dimodelkan potensi bahayanya dengan menggunakan
skenario terburuk untuk acuan mitigasi konkret seperti melalui sumber gempa,
catatan sejarah suatu daerah mengalami bencana serta hasil monitoring yang
dilakukan BMKG.
Oleh sebab itu, dia meminta
pada seluruh masyarakat khususnya warga Cilegon, supaya tidak terpengaruh
terhadap informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan terus mengikuti
perkembangan informasi kebencanaan melalui kanal resmi milik BMKG.
Terjadinya kehebohan
tersebut harus menjadi perhatian bersama
berkenaan dengan perbedaan kata prediksi dan potensi bencana. Sehingga,
dapat mencegah terjadinya hoaks yang akan timbul dan meresahkan masyarakat.
Namun demikian, tentu BMKG
mesti menyampaikan apa adanya sebagai bentuk mitigasi. Artinya, masyarakat
tidak perlu khawatir dan panik berlebihan. Sebagaimana diketahuim saat ini
siapapun tidak ada yang bisa memprediksi gempa dan tsunami.
Oleh karena itu, masyarakat
tidak usah terlalu panik selama tidak ada peringatan dini tsunami yang
dikeluarkan BMKG.
BMKG sebagai lembaga yang
berkompeten tentu akan menginformasikan secara umum mengimbau kepada masyarakat
pentingnya untuk mewaspadai terkait dengan cuaca, iklim, gelombang laut, gempa
dan tsunami.
Masyarakat diharapkan makin
dewasa dan cerdas, dan mulai tumbuh literasi kebencanaan sehingga akan tumbuh
sikap kewaspadaan dan kesiapsiagaan.
Di sisi lain, pemerintah dan
pemerintah daerah dan lembaga terkait harus terus melakukan kesiapan dalam
menghadapi berbagai potensi terburuk. Artinya untuk daerah yang memang ada
jejak peristiwa tsunami dan hasil pemodelan BMKG masih ada potensi tsunami, maka
menjadi keharusan untuk melakukan mitigasi.
Berbagai program pemerintah
dalam upaya membiasakan masyarakat, literasi mengenai mitigasi bencana baik
gempa bumi dan tsunami menjadi hal yang harus menjadi perhatian. Apalagi Kota
Cilegon dengan sejumlah industri kimia serta berbagai wilayah objek vital
nasional merupakan kondisi yang tidak bisa diabaikan.
Kehebohan mengenai potensi
tsunami di Cilegon harus disikapi secara bijak sebagai bagian dari membangun
kewaspadaan dan kesiapsiagaan warga Cilegon bahwa mereka tinggal di daerah yang
memiliki sejarah tsunami. ***(Maksuni, Praktisi Pers)