Manfaat Literasi Covid-19 bagi Kemandirian Masyarakat
Sumber Gambar :Kasus Covid-19 terus mengalami lonjakan. Bahkan pemerintah mengantisipasi kemungkinan puncak lonjakan Covid-19 di Februari 2022 ini.
Salah satu kesiapan yang
disiapkan pemerintah menghadapi puncak kasus Covid-19 yakni isolasi baik
isolasi mandiri maupun isolasi terpusat.
Dilansir laman resmi
covid19.go.id, per 16 Februari 2022, kasus aktif atau pasien positif Covid-19
yang masih membutuhkan perawatan medis, bertambah 39.165 kasus dan kumulatifnya
menjadi 445.190 kasus.
Sedangkan untuk pasien
terkonfirmasi positif (RT-PCR/TCM dan rapid antigen), bertambah sebanyak 64.718
kasus. Dengan tambahan ini, maka angka kumulatifnya, atau jumlah pasien
terkonfirmasi positif yang tercatat sejak kasus pertama hingga hari ini
mencapai 4.996.046.
Sementara, pasien meninggal
bertambah 167 pasien dengan kumulatifnya
mencapai 145.622 kasus. Untuk tingkat kesembuhan, ada 25.386 orang. Dengan demikian, angka
kumulatifnya bertambah menjadi 4.375 234
orang.
Di Banten berdasarkan data
Dinkes Banten per 15 Februari 2022, pasien terkonfirmasi positif Covid-19
bertambah 6.509 kasus sehingga total menjadi 217.155 kasus. Untuk pasien yang
dirawat bertambah 3.157 orang sehingga total mencapai 61,669. Untuk jumlah pasien
yang meninggal bertambah 2 orang sehingga total mencapai 2.754 orang.
Berkenaan dengan melonjaknya
kasus Covid-19, Juru Bicara Pemerintah
untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito meminta masyarakat untuk
mengenali gejala-gejala terpapar Covid-19 agar segera dilakukan penanganan dan
tidak membahayakan jiwa. Masyarakat diminta waspada untuk mengamati kondisi
kesehatannya masing-masing. (covid19.go.id).
Wiku mengungkapkan derajat
keparahan gejala Covid-19 dibagi dalam 4 tingkatan, yaitu tanpa gejala, gejala
ringan dan gejala berat. Untuk tingkat gejala ringan, kata Wiku, yang bersangkutan tidak ditemukan adanya
gejala klinis pada orang positif Covid-19.
Untuk kondisi ini, tutur dia, testing satu-satunya cara memastikannya.
Wiku menyarankan untuk masyarakat
tanpa gejala agar agar testing berkala
bagi masyarakat dengan mobilitas dan interaksi tinggi dengan orang lain. Selain
yang terpenting juga, jika merasa sehat tetap harus disiplin protokol
kesehatan.
Kedua, yakni gejala ringan.
Yakni jika yang bersangkutan ada gejala namun tanpa sesak napas atau penurunan
saturasi oksigen. Biasanya, ujar Wiku, dapat ditemukan gejala salah satu atau
lebih seperti demam, batuk, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, diare, mual,
muntah, tidak mampu mencium bau, serta lidah tidak mampu merasakan makanan.
Ketiga, gejala sedang. Yakni
kondisi yang bergejala disertai sesak napas dan napas cepat, namun saturasi
oksigennya masih berada di atas 93%.
Keempat, gejala berat. Pada
gejala berat, orang yang terkonfirmasi positif mengalami sesak napas, napas
cepat, dan ditambah minimal salah satu dari gejala seperti frekuensi napas
lebih dari 30x/menit, gangguan pernapasan berat, dan saturasi oksigen kurang
dari 93%.
Untuk orang dengan gejala
sedang dan berat, maka perlu dirujuk oleh petugas puskesmas setempat ke RS
rujukan.Langkah selanjutnya Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) akan
menentukan apakah perlu dirawat di ruang isolasi atau ruang ICU.
Sudah hampir dua tahun kita
mengalami pandemi Covid-19. Pada tahun pertama yakni 2020 dan tahun 2021 lalu
saat puncak di Juli, masyarakat cenderung panik dan khawatir saat dirinya
maupun anggota keluarganya terpapar Covid-19.
Namun memasuki tahun ketiga
ini, masyarakat kini cenderung sudah mandiri dalam melakukan pencegahan maupun
penanganan bila terpapar Covid-19.
Hal ini, menunjukkan
literasi Covid-19 yang dilakukan berbagai kalangan seperti pemerintah, tenaga
medis, perawat, media massa, Satgas Covid-19 dan berbagai masyarakat sudah
menunjukkan hasil.
Literasi dan edukasi
Covid-19 secara cepat baik langsung maupun melalui platform media massa cetak
maupun platform digital, forum sosialisasi dan sebagainya sangat berperan besar
terhadap pemahaman masyarakat,
Maka saat pemerintah
memprediksi puncak ketiga Covid-19 pada Februari 2022, masyarakat tak panik.
Masyarakat sudah banyak yang memiliki pemahaman apa yang harus dilakukan dalam
pencegahan maupun penanganan.
Pemerintah dan masyarakat
harus bersyukur, di tengah puncak Covid-19 di Februari 2022, suasana di
masyarakat tidak lagi mencekam sebagaimana gelombang 1 dan 2 Covid-19. Semoga
saja, kemampuan literasi dan edukasi masyarakat terhadap Covid-19 meningkat
sehingga pengendalian penyebaran Covid-19 bisa optimal. *** (Maksuni, Praktisi
Pers)