Kuliner Lupis makin Moncer

Sumber Gambar :

Banyak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang terdampak di masa pandemi Covid-19. Tapi, kuliner Lupis Cibangkong justru sebaliknya. Omsetnya naik empat kali lipat.

M WIDODO –CIBANGKONG

Siang kemarin, Warung Lupis Cibangkong yang berada di Desa Binangun, Kecamatan Waringin Kurung, Kabupaten Serang masih ramai oleh pembeli. Ada tiga mobil parkir di samping warung. Ketiganya datang dari Kota Serang yang sengaja kepengin menikmati lupis. Lupis adalah legenda kulinernya para penggowes dari Serang, Cilegon dan sekitarnya. Bahkan kini sudah kesohor hingga Jakarta, Bogor, Bekasi, Tangerang, dan Depok.

Tapi, masih ada orang yang belum mengenal lupis. Lupis adalah penganan tradisional yang terbuat dari beras ketan. Cara memasaknya, beras ketan dibungkus dengan daun pisang (bisa juga dengan daun kelapa) direbus sekira empat jam. Lupis akan terasa lebih nikmat bila dinikmati dengan kelapa parut dan cairan gula. Rasanya benar-benar maknyuuus.

Di masa pandemi Covid-19, Warung Lupis Cibangkong sempat mengalami penurunan omzet di bulan April dan Mei 2020 lalu. Saat itu, penggowes yang datang sangat sedikit lantaran lockdown. Omzet turun hingga 50 persen. Tapi, sesudah Lebaran, kondisi berangsur normal. Para penggowes yang datang ke warung lupis makin banyak. Dan mulai membeludak sejak Juli hingga sekarang. Tidak hanya hari Sabtu dan Minggu seperti sebelum masa covid, kini hampir setiap hari ada saja penggowes yang datang ke warungnya.

Pak Hilman (53) dan Teh Iroh Safuroh (41), suami istri pemilik warung, sempat kewalahan melayani pembeli. Bagaimana tidak? Dulu, keduanya hanya menyediakan 300 bungkus lupis di hari Sabtu dan Minggu. Kini, saat booming penggowes, harus menyediakan seribu bungkus di hari Sabtu dan Minggu serta 300 bungkus di hari-hari biasa. Di akhir pekan, warungnya bisa menghabiskan 25 – 27 kilogram beras ketan per hari. “Alhamdulillah pak, omzet naik empat kali lipat,” Teh Furoh, panggilan akrab di kalangan penggowes yang ditemui Radar Banten, Minggu (6/9) siang. Suami istri yang dikaruniai tiga anak, Siti Faizah (15), Muhammad Ichsanul Karim (12) dan Siti Munzilaturohmah (8), mengucap syukur bahwa masa pandemi covid membawa keberkahan bagi usahanya. Tak heran bila warungnya kini mempekerjakan empat warga sekitar. Itupun kadang masih kewalahan melayani pembeli.

Lupis Cibangkong yang semula hanya dikenal di kalangan penggowes, kini juga mulai dikenal masyarakat. “Banyak warga sekitar yang datang untuk membeli lupis. Mereka datangnya siang bahkan sore. Makanya sekarang setiap saat selalu menyediakan lupis,” kata Teh Furoh.

Suami istri ini lantas teringat pahit getirnya saat memulai membuka warung lupis. Tempat usahanya ketika itu berupa gubuk reyot berukuran 2 x 3 meter yang berlubang di sana sini. Bila turun hujan bocor di mana-mana.

Keuletan dan kegigihan serta tekadnya yang kuat telah merubah kehidupannya. Kini, Warung Lupis Cibangkong telah dibangun permanen. Bergeser dari lokasi semula. Dan, rencananya akan diperlebar lagi supaya lebih nyaman.

Kedatangan Kapolda

Kapolda Banten Irjen Pol Fiandar dan 50 rombongannya, Minggu (6/9) pagi menyempatkan gowes ke Cibangkong. Selain untuk menikmati lupis, sekaligus bersilaturahmi dengan penggowes.

Melalui akun FB, Warung Lupis Cibangkong mengucapkan rasa terima kasihnya atas kunjungan Pak Kapolda. Tak lupa foto suami istri dengan Kapolda dipasang.

Setelah kedatangan Kapolda, suami istri ini juga berharap didatangi Bupati Serang Hj Ratu Tatu Chasanah. “Biar warung lupisnya makin dikenal,” tutupnya.

Sumber : Radar Banten


Share this Post