Kewaspadaan Hadapi La Nina

Sumber Gambar :

Fenomena La Nina yang akan mencapai puncaknya pada Desember 2020 dan Januari 2021 mendapat perhatian serius daru Presiden Joko Widodo. Dalam rapat terbatas dengan topik "Antisipasi Bencana Hidrometeorologi" melalui "video conference" dengan para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Selasa 13 Oktober 2020; Presiden mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai peningkatan curah hujan bulanan di Indonesia karena fenomena La Nina. Presiden mengingatkan hal tersebut didasarkan pada laporan BMKG, fenomena La Nina diprediksi akan menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia akan naik 20-40 persen di atas normal.

 

Diketahui,  La Nina adalah kondisi penyimpangan (anomali) suhu permukaan laut Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin daripada kondisi normalnya.

 

Meskipun begitu, fenomena La Nina sudah mulai terasa dan berdampak pada curah hujan yang tinggi di hampir seluruh Indonesia. Hal yang harus diwaspadai yakni kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi sehingga perlu diantisipasi.

 

Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang disebabkan fenomena cuaca. Selain banjir dan tanah longsor, bencana hidrometeorologi lainnya adalah angin kencang, hujan es dan angin puting beliung.

 

Hal yang mendapat perhatian Presiden, yakni agar dampak dari La Nina terhadap produksi sektor pertanian, perikanan hingga perhubungan betul-betul dihitung.

 

Sebelumnya BMKG mengatakan dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia. Pada Oktober-November 2020, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatera. 

 

Selanjutnya pada Desember hingga Februari 2021, peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara dan Papua.

 

Pada Oktober ini beberapa zona musim di wilayah Indonesia diperkirakan akan memasuki musim hujan antara lain pesisir timur Aceh, sebagian Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka, Lampung, Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur dan sebagian Kalimantan Utara, sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara dan sebagian kecil NTB.

 

Peningkatan curah hujan yang tinggi itu dikhawatirkan akan menyebabkan bencana hidrometeorologi, seperti tanah longsor dan banjir, sehingga semua pihak perlu segera melakukan langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi risiko bencana agar tidak ada korban jiwa.

 

Laporan BMKG dan arahan dari Presiden dalam mengantisipasi fenomena La Nina diharapkan membuat masyarakat waspada, bukan takut. Kewaspadaan menjadi sangat penting sehingga masyarakat sudah bisa melakukan apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana banjir akibat curah hujan yang tinggi.

 

Sebagai langkah antisipasi yakni perbaikan drainase jalan menjadi salah satu pencegahan, supaya saat terjadi curah hujan tinggi, air tetap bisa mengalir, bukan melebar ke rumah-rumah penduduk.

 

Kesiapan dini ini sangat penting sehingga masyarakat dan pemerintah siap dalam menghadapi kemungkinan dampak La Nina tersebut. Jangan sampai menganggap remeh dampak La Nina karena justru hal itu membuka jalan selalu tidak siap dalam menghadapi bencana. (Maksuni, praktisi pers). ***


Share this Post