Kewaspadaan Banten Hadapi Cuaca Ekstrem
Sumber Gambar :Cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah Indonesia, termasuk di Banten harus diwaspadai karena berdampak pada banjir dan longsor. BMKG telah menginformasikan saat ini di wilayah Indonesia mengalami beberapa fenomena cuaca yang terjadi secara bersamaan.
Dikutip
dari laman resmi BMKG, hujan ekstrem karena adanya Monsoon Asia serta Daerah
Konvergensi Antar Tropis (ITCZ) atau Zona Pertemuan Angin dari arah Asia dan
dari arah Australia yang memperlihatkan anomali yang mengarah pada penguatan
curah hujan tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia.
Fenomena
MJO yang merupakan pergerakan kumpulan awan-awan hujan dari Samudera Hindia
sebelah Timur Afrika yang saat ini sedang melintasi wilayah Indonesia menuju
Samudera Pasifik, juga berpengaruh dalam meningkatkan curah hujan di wilayah
Indonesia. Ditambah Kombinasi antara MJO, gelombang Rossby Ekuator, gelombang
Kelvin, dan gelombang Low Frequency di wilayah dan periode yang sama yakni di
Laut China Selatan, Samudera Pasifik utara Papua, Samudera Hindia barat Lampung
hingga selatan NTT, sebagian besar Jawa, Bali, NTT bagian barat, Laut Bali,
Laut Sumbawa, mampu meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan pola sirkulasi
siklonik di wilayah tersebut.
Ditambah
fenomena La Nina yang saat ini juga masih aktif dengan Indeks moderat yang
mengarah ke kondisi lemah dan diprediksi menjadi normal pada bulan Mei 2021.
BMKG
memprediksi peningkatan curah hujan bulan Januari hingga Maret 2021 dapat
mencapai 40-80% dari normalnya.
Peningkatan
curah hujan ekstrim tersebut sangat berpotensi menimbulkan dampak bencana
hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor yang dapat
membahayakan bagi publik, serta hujan lebat disertai kilat/petir dan gelombang
tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan.
Pihak BMKG sudah mengimbau seluruh pelaku di sektor
transportasi untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem.
Peringatan
dini BMKG serta analisa harus menjadi perhatian pemerintah daerah di Banten dan
juga masyarakat. Prediksi BMKG merupakan acuan agar kita waspada terhadap
kemungkinan hujan ekstrem dan dampaknya.
Kesiapsiagaan
pemda di Banten dalam menghadapi ancaman bencana diharapkan bisa dioptimalkan
hingga batas waktu fenomena La Nina berakhir Mei 2021.
Berbagai
upaya kesiapan yakni pada kesiapan personel, sarana dan prasarana, mitigasi
bencana, dan upaya lain seperti perbaikan drainase jalan, sungai dan sebagainya
harus sudah menjadi kebiasaan.
Kesiapan
personil BPBD, TNI/Polri maupun relawan menjadi hal penting dalam upaya
penanganan korban banjir. Sedangkan mitigasi bencana agar masyarakat di daerah
rawan bencana paham apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana.
Sedangkan
perbaikan drainase, normalisasi sungai bagian dari upaya mengurangi intensitas
bencana banjir bila suatu daerah dilanda hujan besar. Jangan sampai perbaikan
drainase dan normalisasi sungai hanya saat musim hujan saja, tetapi harus
dilakukan secara rutin sehingga bisa meminimalkan intensitas banjir.
Sejauh
ini belum ada kejadian besar berupa banjir di Banten, namun kesiapsiagaan itu
harus terus dilakukan. Oleh karena itu,
sinergitas, koordinasi antara BPBD, TNI/Polri relawan dan juga elemen lainnya
sangat menentukan dan harus ditingkatkan agar tetap solid, selalu koordinasi
dalam penanganan bencana.(Maksuni, Praktisi Pers)***