Kesiapsiagaan Daerah Dalam Menghadapi Potensi Bencana

Sumber Gambar :

Sejumlah daerah di Indonesia pada Januari ini dilanda sejumlah bencana seperti banjir dan gempa bumi.

Data yang dikutip dan BNPB menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia, bahkan lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika Serikat.

Bahkan, BNPB mengingatkan gempa bumi yang disebabkan karena interaksi lempeng tektonik, dapat menimbulkan gelombang pasang apabila terjadi di samudera. Dengan wilayah yang sangat dipengaruhi oleh pergerakan lempeng tektonik ini, Indonesia sering mengalami tsunami.

Selama kurun waktu 1600-2000, terdapat 105 kejadian tsunami yang 90 persen di antaranya disebabkan oleh gempa tektonik, 9 persen oleh letusan gunung berapi dan 1 persen oleh tanah longsor.

BNPB juga memetakan wilayah rawan terjadi bencana, dimana wilayah pantai di Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi bencana tsunami. Terutama pantai barat Sumatera, pantai selatan Pulau Jawa, pantai utara dan selatan pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau-pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh pantai di Sulawesi.

Pihak BMKG maupun BNPB juga telah memberikan peringatan kesiapsiagaan daerah dalam menghadapi bencana terutama daerah yang masuk kategori rawan bencana.

Salah satunya daerah di Provinsi Banten. Daerah rawan gempa dan banjir berada di selatan Banten yakni Pandeglang dan Lebak. Namun demikian, daerah lain juga harus juga waspada.

Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana harus dilakukan baik oleh pemerintah, aparat maupun elemen masyarakat.

Dalam kaitan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, sejumlah daerah telah melakukan persiapan. Seperti Kota Serang melalui Satuan tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Daerah Kota Serang melakukan pengecekan sarana dan prasarana serta kesiapan peralatan kebencanaan, di Alun-alun Barat Kota Serang, Rabu 20 Januari 2021.

Pengecekan sarana dan prasarana dilakukan untuk memastikan kesiapsiagaan Satgas dalam penanganan apabila sewaktu-waktu ada bencana alam terjadi di wilayah Kota Serang.

Kapolres Serang Kota AKBP Yunus Hadit Pranoto mengatakan, kegiatan tersebut untuk mengecek kesiapan Satgas penanggulangan bencana daerah yang terdiri dari BPBD Kota Serang, Polri, TNI, Satpol PP, Damkar, Dinas Kesehatan (Dinkes) dan instansi terkait lainnya.

Menurut dia, di Kota Serang rata-rata wilayahnya rawan terhadap banjir dan angin puting beliung.

Baik Polres Serang Kota, maupun BPBD Kota Serang dan instansi lainnya, dikatakan Yunus telah melakukan koordinasi dan berintegrasi mengenai pembagian tugas.

Polres Serang Kota, dia menyebutkan, menyiapkan satu pleton sabhara termasuk dengan peralatannya.

Data BPBD Kota Serang menunjukkan di Kota Serang ada dua wilayah yang paling rawan bencana, yakni Kecamatan Cipocok Jaya, dan Kecamatan Kasemen.

Kesiapsiagaan juga dilakukan Satuan Brimob Polda Banten melaksanakan apel gelar pasukan dan peralatan di lapangan apel Mako Satbrimob Polda Banten, Kota Serang, Rabu 20 Januari 2021.

Apel gelar pasukan dan peralatan tersebut untuk memastikan kesiapsiagaan personel Satuan Brimob Polda Banten dalam penanggulangan bencana tahun 2021.

perlengkapan SAR dalam kondisi siap operasional dan bersih.

Upaya kesiapsiagaan personel, sarana prasarana diharapkan mampu menekan risiko korban jika dilanda bencana. Di sisi lain,  masyarakat juga harus terus diberikan edukasi mengenai mitigasi bencana.

Dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana diharapkan mampu memberikan penanganan yang cepat, tepat dan terukur dalam rangka meminimalisasi korban. Mitigasi bencana dan pembuatan Kampung Bencana harus menjadi perhatian serius pemda di Banten. *** (Maksuni, Praktisi Pers, tinggal di Kota Serang)

 


Share this Post