Kembangkan Potensi Kelautan dan Perikanan, Pemprov Banten Siapkan Berbagai Sarana
Sumber Gambar :Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH) mengajak seluruh komponen masyarakat untuk mengembangkan potensi kelautan dan perikanan di Provinsi Banten. Menurutnya, potensi kelautan dan perikanan di Banten sangat besar. “Potensi kelautan dan perikanan sangat baik dan harus dikelola dengan baik,” kata Gubernur saat menjadi narasumber dalam sebuah Seminar Virtual yang diselenggarakan alumni Perikanan Institut Pertanian Bogor (IPB) beberapa waktu lalu.
Saat itu, Gubernur
mencontohkan, potensi benur di wilayah selatan Banten yang cukup baik, potensi
budidaya sidat yang sudah diekspor ke Jepang namun masih tangkapan liar, hingga
potensi perikanan darat lainnya.
Menurutnya, posisi
geostrategis Banten yang memiliki 3 (tiga) karakteristik perairan di
sekelilingnya dengan jenis ikan dominan berbeda di setiap karakteristik
perairan, maka potensi kelautan dan perikanan di Banten sangat potensial untuk
dikembangkan. Oleh karena itu potensi kelautan dan perikanan di Banten harus dikelola dengan baik, terencana
dan terarah.
Keuntungan lain adalah
karena Provinsi Banten menjadi wilayah penyangga bagi Provinsi DKI Jakarta,
maka wilayah perairan Banten bisa menjadi pengembangan pelabuhan alternatif.
Untuk itu, saat ini,
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)
Provinsi Banten, fokus menggali dan mengembangkan potensi kelautan dan
perikanan, baik laut maupun darat. Hal itu ditandai dengan penyediaan berbagai
sarana atau fasilitas, guna menunjang penggalian potensi perikanan.
Kepala DKP Pemprov Banten,
Eli Susiyanti mengatakan, terdapat banyak kegiatan pengembangan perikanan,
khususnya yang akan dilaksanakan pada tahun 2021. Dalam upaya pengembangan perikanan di Pelabuhan
Binuangeun, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, kata Eli, pada tahun 2021
akan dibangun break water, pemagaran, revitalisasi kios, revitalisasi docking,
dan pembangunan tempat pemasaran ikan. Selain itu, juga akan dibangun docking
di Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan, Kabupaten Pandeglang. "Pemprov
Banten juga sudah membuat road map pembangunan pelabuhan perikanan yang akan
dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) transisi
2023-2024 maupun RPJMD 2025-2029," kata Eli, Sabtu (21/8/2021).
Selain itu, kata Kepala DKP,
Banten akan mengembangkan pelabuhan terpadu di wilayah Banten Selatan.
Pelabuhan Perikanan (PP) Binuangeun, Lebak dan Pelabuhan Perikanan Cikeusik,
Pandeglang akan dibangun secara bersama dengan standar kelas PPI. Selanjutnya, kata Kepala DKP, PP Binuangeun
dan Cikeusik akan dibangun secara terintegrasi dan terpadu menjadi Kawasan
Pelabuhan Perikanan Terpadu Banten Selatan (Binuangeun-Cikeusik).
"Dengan harapan
pelabuhan terpadu tersebut menjadi landmark Provinsi Banten, dengan konsep
pelabuhan perikanan internasional dan pelabuhan perikanan modern yang
dilengkapi e-fishing port dan sistem resi gudang-cold storage. Konsep lainnya,
pola cost-profit sharing Pusat, Provinsi dan Kabupaten," kata Eli.
Masih terkait pengembangan
pelabuhan terpadu Binuangeun-Cikeusik, Kepala DKP mengatakan, wilayah
Binuangeun sebagai sentra pelabuhan perikanan, pergudangan, industri
pengolahan, dan pemasaran hasil perikanan. Sedangkan wilayah Cikeusik akan
dibuat sentra wisata bahari, kuliner, pendidikan dan pelatihan, riset kelautan
dan perikanan. Rencana tersebut akan dikaji bekerja sama dengan Untirta, STP,
UPI dan BMKG.
Melalui pembangunan kawasan
pelabuhan terpadu, kata Kepala DKP, diharapkan akan tumbuh aktivitas ekonomi
masyarakat pesisir, meningkatnya kinerja pembangunan kelautan dan perikanan,
seperti produksi perikanan tangkap, nilai tukar nelayan, pendapatan nelayan,
tingkat konsumsi ikan, retribusi, PDRB dan ekspor perikanan. Dampak lainya, kata Eli, terjadi kesesuaian
dan keselarasan (perikanan, pariwisata, riset, konservasi dan lain-lain),
harmonisasi kepentingan Pemerintah Daerah dalam hal Tempat Pengelolaan Ikan dan
tempat wisata serta penataan kawasan kumuh.
"Rencana tahapan
pembangunan PP Cikeusik meliputi pembangunan dan rehabilitasi fasilitas pokok,
revitalisasi lahan dan penduduk, pembangunan dan rehabilitasi fasilitas
fungsional serta pembangunan dan rehabilitasi fasilitas penunjang," kata
Eli.
Fokus Permodalan Nelayan
Selain penyediaan sarana dan
prasarana, kepala DKP mengatakan, Pemprov Banten juga fokus pada permodalan
nelayan, melalui konsultan keuangan mitra bank (KKMB). Tahun 2019, kata Eli, terdapat pengajuan dari
36 nelayan senilai Rp3 miliar dan terealisasi RP1,4 miliar. Sedangkan tahun
2020 sebanyak 44 nelayan mengajukan Rp1,2 miliar dan tahun 2021 sebanyak 19
nelayan mengajukan Rp 420 juta dan masih dalam proses.
Sementara, realisasi bantuan
premi asuransi nelayan Provinsi Banten tahun 2018-2019, yaitu target tahun 2018
sebanyak 8.500 terealisasi 6.926 dan mandiri 907. Tahun 2019, dari target 2.250
terealisasi 1.361 dan mandiri 82.
Upaya lain yang dilakukan
Pemprov Banten adalah identifikasi hak atas tanah nelayan Provinsi Banten tahun
2021. Di Lebak, dari target 300 terealisasi 100 persen, Pandeglang dari target
375 terealisasi 367, dan Kabupaten Serang terealisasi 100 persen dari jumlah
150. "Ada juga program sertifikasi awak kapal, yaitu sebanyak 1.193 orang
dan sebanyak 1.038 orang dinyatakan lulus," ungkapnya.
Sementara itu, dalam
pengembangan budi daya ikan air tawar, Pemprov Banten sedang melaksanakan
kegiatan pengembangan budi daya ikan tawar di Curug Barang, Kab. Pandeglang.
Kegiatan ini didukung dengan prasarana lahan seluas ± 5 Ha. Di lokasi tersebut,
terdapat sebanyak 92 kolam aktif dengan dukungan sumber air melimpah sepanjang
tahun dari Gunung Pulosari dan Gunung Karang. Pada tahun 2021 ini, kegiatan ini
ditargetkan memproduksi benih ikan sebanyak 1 juta ekor.
Pada tahun ini, Pemprov
Banten sudah berhasil mendistribusikan sebanyak
116.550 ekor benih unggul. “Benih tersebut didistribusikan kepada 28
(dua puluh delapan) kelompok penerima di Kab. Serang, Kota Serang, Kab.
Pandeglang, Kab. Tangerang dan Kab. Lebak,” tambah Eli.
Kegiatan pengembangan budi
daya ikan tawar di Curug Barang akan dikembangkan lebih luas pada tahun 2022
mendatang. “Sudah direncanakan penambahan kolam sebanyak ± 40 kolam ikan pada 1
hektar lahan sawah,” kata Eli Susanti.
Dan, menurut Eli, target
penyediaan bantuan benih bermutu tahun 2022 meningkat menjadi sebanyak 2 juta
ekor. Selain itu, ditambah dengan target penyediaan bantuan induk unggul
sebanyak 10.000 ekor.
Selain, sebagai pusat
produksi benih ikan, Curug Barang akan disulap menjadi Kawasan Food Estate
untuk komoditas ikan air tawar. Caranya dengan pengoptimalan lahan sawah ±1
Hektar dengan konsep wisata Desa dengan perpaduan ketahanan pangan (Ikan dan
Padi/ Mina Padi), wisata edukasi perikanan/ magang/ pelatihan, serta wisata outbound, jogging track dan
wisata kuliner.