Kekuatan Kolektif Hadapi Pandemi Covid-19
Sumber Gambar :Sejak Maret 2020, hingga kini pandemi Covid-19 belum juga berakhir. Berbagai kebijakan pemerintah telah dilakukan dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19.
Mulai dengan disinfektan,
protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, memakai
masker, hingga kebijakan mulai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),
kemudian Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, PPKM
Darurat hingga sekarang PPKM level 1,2,3 dan 4.
Meskipun berbagai upaya
telah dilakukan kasus Covid-19 masih tergolong tinggi. Presiden Joko Widodo
(Jokowi) bahkan mengatakan akhir pandemi Covid-19 belum bisa diprediksi.
Presiden Jokowi mengatakan
World Healt Organization (WHO) juga telah memperingatkan akan adanya virus baru
yang lebih berbahaya.
Pemerintah melalui Presiden
Jokowi telah memutuskan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)
Level 4 hingga 2 Agustus 2021 dalam upaya menekan penyebaran Covid-19.
Namun Presiden Jokowi
menyadari adanya kesulitan yang dirasakan masyarakat di tengah pembatasan
aktivitas dan mobilitas yang saat ini sedang berlaku melalui PPKM.
Oleh karena itu, kata
Presiden Jokowi, pemerintah saat ini sedang bergerak cepat membantu masyarakat
melalui penyaluran bantuan dan perlindungan sosial untuk mengurangi beban
ekonomi masyarakat.
Dalam sambutan di Milad
ke-46 MUI secara virtual via Zoom dan disiarkan langsung melalui channel TV
MUI, Senin 26 Juli 2021, Presiden Jokowi berharap agar momen Milad MUI ini bisa
menjadi momentum untuk menghimpun dan menyatukan seluruh energi umat Islam.
Yakni bermitra dengan
pemerintah untuk berjuang dan berikhtiar mewujudkan kemenangan dalam menghadapi
pandemi ini.
Menurut Jokowi, upaya
pemerintah saja tidak cukup, bahkan jauh dari kata cukup. Oleh karena itu,
dukungan, kesadaran, dan partisipasi dari seluruh elemen masyarakat berperan
penting untuk mengatasi pandemi.
Presiden Jokowi berharap MUI
mampu membangun kekuatan kolektif untuk saling bantu membantu dan saling
mendukung.
Ia mengatakan dengan doa
para ulama dan ikhtiar yang sungguh-sungguh, kita akan mampu melewati ujian
ini.
Pesan yang disampaikan
Presiden Jokowi menyiratkan pentingnya semua elemen bangsa membangun kekuatan
kolektif dalam menghadapi pandemi. Untuk MUI sebagai wadah kumpulan ulama,
memiliki peran signifikan. Termasuk dalam hal ikhtiar batin berupa doa kepada
Allah SWT agar bangsa Indonesia dijauhkan dari pandemi Covid-19.
Ikhtiar batin melalui doa
sebaiknya dimasukkan dalam kampanye protokol kesehatan, sebagai bagian yang
terpisahkan dari ikhtiar lahiriyah. Hal ini sejalan dengan bangsa Indonesia
yang berketuhanan Yang Maha Esa.
Pentingnya peran ulama atau tokoh agama sebagai kekuatan dalam penanganan pandemi Covid-19 juga ditindaklanjuti dalam bentuk silaturahim virtual ini juga diikuti oleh Menko Polhukam Mahfud MD, Sestama BNPB Lilik Kurniawan, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, serta Forkopimda Provinsi Banten, serta para tokoh agama, pimpinan ormas keagamaan, dan pimpinan pondok pesantren se-Banten pada Sabtu 7 Agustus 2021.
Salah satu penekanan pada
silaturahim tersebut yakni tokoh agama hendaklah juga menjadi teladan dalam
penanganan Pandemi Covid-19.
Teladan yang dimaksud yakni
turut berpartisipasi dan membentuk kebijakan pemerintah seperti penerapan
protokol kesehatan, vaksinasi dan juga kebijakan Pemberlakukan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Dengan dukungan ulama dan
tokoh agama maka pemerintah akan sangat terbantu mempercepat penanganan
Covid-19. Mengingat, karakter dan kultur masyarakat Indonesia yang hormat dan
patuh kepada tokoh-tokoh atau pemimpin informal. Pendekatan melalui kearifan
lokal, menjadi hal yang dirasa tepat dalam membangun kekuatan kolektif dalam
penanganan Pandemi Covid-19. *** (Maksuni, Praktisi Pers)