Kejar Cakupan, Gubernur Banten Usulkan Pemenuhan Kuota Vaksin Covid-19
Sumber Gambar :Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) berharap Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian kesehatan untuk segera memenuhi kuota vaksinasi Covid-19 yang ditargetkan untuk warga Banten. Alasannya, penyembuhan terhadap warga yang sudah divaksinasi Covid-19. Selain itu, pendidikan tatap muka juga akan segera dibuka sehingga cakupan vaksinasi perlu dipercepat.
“Kuota vaksin yang
diharapkan Provinsi Banten, dari sekitar 9 juta orang baru mencapai 2,7 juta
orang yang sudah divaksinasi. Persoalannya adalah distribusi vaksinasi dari
Pemerintah Pusat yang terbatas, memang diberikan prioritas ke DKI Jakarta,”
ungkap Gubernur WH di Rumah Dinas Gubernur Banten Jl Jenderal Ahmad Yani No.
158 Kota Serang (Senin, 30/08/2021).
“Oleh karena itu, saya
mengusulkan Pemerintah Pusat untuk segera memenuhi kuota atau target vaksinasi
bagi warga Banten,” ungkapnya.
Dikatakan dari beberapa
kasus, warga yang sudah divaksin penyembuhannya relatif cepat. Termasuk
gejalanya yang tidak berat alias ringan.
“Kepala sekolah dan guru
sekolah negeri juga sudah divaksinasi. Saya harap para siswa SMA dan SMK
bersedia untuk mengikuti vaksinasi Covid-19. Hal itu seiring akan segera
dibukanya pendidikan tatap muka,” ungkap Gubernur WH.
Dalam kesempatan itu
Gubernur WH juga berpesan kepada para siswa untuk tidak mempercayai informasi
yang menyesatkan tentang vaksinasi Covid-19.
Data Dinas Kesehatan
Provinsi Banten per 30 Agustus 2021, sebanyak lima (5) kabupaten/kota saat ini
berada di Zona Kuning. Yakni : Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten
Serang, Kabupaten Pandeglang, serta Kabupaten Lebak. Sedangkan Kota Tangerang
Selatan, Kota Tangerang, dan Kota Cilegon masih berada di Zona Oranye.
Untuk cakupan vaksinasi
Covid-19, data Dinkes Provinsi Banten per 30 Agustus 2021, untuk dosis 1
(pertama) mencapai 28,32% atau 2.613.479 orang dari 9.229.383 orang sasaran.
Untuk dosis 2 (kedua) mencapai 15,64% atau 1.443.623 orang. Sedangkan untuk
dosis 3 (ketiga) untuk tenaga kesehatan mencapai 50,84% atau 23.167 orang dari
45.566 orang sasaran.