Isu Strategis Calon Kepala Daerah

Sumber Gambar :

Oleh Maksuni

 

Permasalahan tingginya pengangguran di Provinsi Banten merupkan isu strategis yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) baik provinsi maupun kabupaten/kota. Termasuk juga menjadi salah satu isu sentral yang menjadi perhatian pada calon kepala daerah yang akan berkompetisi pada pilkada 2020.

 

Setidaknya dari empat pilkada yang akan digelar, tiga daerah merupakan daerah yang memiliki tingkat pengangguran tinggi, yakni Kabupaten Serang, Kota Cilegon dan Kabupaten Pandeglang.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), TPT di Provinsi Banten pada periode Agustus 2019 mencapai 8,11 persen.

 

Berdasarkan data BPS Banten pada November 2019, Kabupaten Serang menempati urutan tertinggi angka TPT dari kabupaten/kota lain di Banten dengan angka 10,65 persen. Disusul Kota Cilegon 9,68 persen, Kabupaten Tangerang 8,91 persen, Kabupaten Pandeglang 8,71 persen.

Kota Serang 8,08 persen, Kabupaten Lebak 8,05 persen, Kota Tangerang 7,13 persen dan Kota Tangerang Selatan 4,79 persen.

 

Pada dialog pemaparan visi misi balon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cilegon di Partai Amanat Nasional (PAN) Banten  Sabtu (12/1/2020), sejumlah calon wali kota menyoroti permasalahan pengangguran ini. Mereka memandang tingkat pengangguran Kota Cilegon yang menempati urutan kedua di Banten perlu diselesaikan.

 

Kita menyambut berbagai gagasan dari para kepala daerah dalam mengantasi pengangguran di daerahnya. Ini juga untuk mengukur sejauh mana konsep yang dimiliki para kandidat saat terpilih nanti.

 

Permasalahan pengangguran juga harus mendapat perhatian dari para parpol saat penjaringan balon wali kota maupun calon bupati. Parpol harus memberikan poin tinggi pada balon wali kota dan calon bupati yang memiliki konsep dalam mengatasai permasalahan pengangguran secara baik, inovatif dan kreatif.

 

Semua gagasan balon Wali Kota Cilegon semuanya baik. Yang diuji ada;ah bagaimana strategi yang akan diterapkan nanti pasti berbeda antar masing-maisng kandidat. Seperti balon Wali Kota Cilegon H. Awab  yaknipengentasan penganggurannya perlu dilakukan secara serius dari hulu ke hilir. Langkah strategis yang perlu diambil yaitu memastikan perusahaan dapat menerima tenaga kerja lokal.

 

Sedangkan Iye Rohiman strateginya yakni  memperkuat UMKM sehingga mampu menyedot angkatan kerja. Sementara Dede Rohana strateginya  dengan mendorong pertumbuhan industri padat karya. Sedangkan gagasan Hj. Ratu Ati Marliati  yakni dengan mendorong SDM Kota Cilegon agar bisa diterima magang di perusahaan-perusahaan.

 

Berbagai gagasan balon Wali Kota Cilegon dalam mengatasi permasalahan pengangguran merupakan hal baik. Tinggal bagaimana mengadu gagasan dalam hal strategi yang tepat sehingga bisa menurunkan tingkat pengangguran di Kota Cilegon. Alangkah baiknya gagasan mereka disosialisasikan kepada masyarakat sehingga mengetahui tentang program para balon Wali Kota Cilegon saat terpilih lagi.

 

Gagasan mereka sejak penjaringan hingga nanti pada kampanye merupakan poin penting yang akan dicatat oleh masyarakat. Jika terpilih masyarakat tinggal menagih janji terhadap gagasan dalam mengatasi pengangguran di Banten tersebut.

 

Dialog pemaparan visi misi calon yang dilakukan oleh parpol merupakan hal positif dalam upaya menghindari pameo “Jangan Membeli Kucing dan Karung”. Dampak positifnya masyarakat bisa menilai terhadap calon pemimpinnya ke depan.***

 


Share this Post