Harapan Pemimpin Baru di Usia 22 Tahun Kota Baja
Sumber Gambar :Pada Selasa 27 April 2021 lalu, Kota Cilegon genap berusia 22 tahun. Usia 22 tahun merupakan usia emas. Oleh karena itu, Kota Cilegon pada HUT ke-22 ini sejatinya menggambarkan akan optimisme dan kerja-kerja besar.
HUT ke-22 merupakan momentum besar karena untuk pertama kalinya Kota
Cilegon dipimpin oleh pemimpin baru yakni Helldy Agustian dan Sanuji
Pentamarta.
Dinamika sebuah kota tak terlepas dari sejarah panjang masyarakatnya.
Demikian halnya pula dengan Kota Cilegon.
Kota Cilegon atau dikenal dengan sebutan Kota Baja, ditilik dari
sejarahnya, tak terpisahkan dari peristiwa pemberontakan Geger Cilegon. Inilah
tonggak awal membangun karakter masyarakat di ujung barat Pulau Jawa ini.
Perjuangan yang terjadi pada 9 Juli 1888 menorehkan tokoh sentral pada diri
KH Wasid.
Pemberontakan Geger Cilegon merupakan bentuk perlawanan terhadap
cengkeraman penjajahan kolonial dan melepaskan diri dari kelaparan yang
berkepanjangan akibat tanam paksa.
Perjuangan ini membawa dampak luar biasa dalam menyadarkan masyarakat.
Alhasil, setidaknya itu telah membuahkan perubahan yang tercermin pada
tahun 1924.
Pada masa itu, Cilegon yang sudah berbentuk kawedanan telah memiliki
perguruan Islam, yakni Perguruan Al Khairiyah dan madrasah Al
Jauharatunnaqiyah.
Dua lembaga ini menjadi cikal bakal berkembangnya pendidikan di Cilegon.
Seiring dengan perkembangan zaman, pada masa kemerdekaan, Cilegon yang
dulunya daerah agraris mulai beralih ke era industri.
Hadirnya industri ini berdampak luas pada sektor lainnya. Seperti sektor
perdagangan dan jasa.
Sebagai kota kecil yang memiliki fasilitas kota besar, Kota baja ini terus
berkembang maju menjadi pusat industri dan jasa perdagangan.
Tuntutan perkembangan zaman ini mengharuskan perubahan status menjadi
kotamadya tingkat II. Dukungan dari berbagai elemen masyarakat ibarat air bah
yang kemudian mendorong disahkannya Raperda No 15 tahun 1999 tertanggal 19
April 1999 tertanggal 21 April 1999 tentang pembentukan Kota Depok dan Cilegon.
Untuk mengisi pemerintahan diangkat Penjabat Wali Kota Cilegon Tb Rivai
Halir dengan Ketua DPRD Zaidan Rivai. Kemudian disusul dengan terpilihnya Tb
Aat Syafaat sebagai Wali Kota Cilegon dan Djoko Munandar sebagai Wakil Wali
Kota Cilegon.
Dalam perjalanannya, Djoko Munandar terpilih sebagai Gubernur Banten
sehingga Wakil Wali Kota Cilegon dirangkap Wali Kota Cilegon berdasarkan UU
No.22 Tahun 1999.
Untuk mengisi pemerintahan diangkat Penjabat Wali Kota Cilegon Tb Rivai
Halir dengan Ketua DPRD Zaidan Rivai.
Kemudian disusul dengan terpilihnya Tb Aat Syafaat sebagai Wali Kota
Cilegon dan Djoko Munandar sebagai Wakil Wali Kota Cilegon.
Dalam perjalanannya, Djoko Munandar terpilih sebagai Gubernur Banten
sehingga Wakil Wali Kota Cilegon dirangkap Wali Kota Cilegon berdasarkan UU
No.22 Tahun 1999.
Kini dalam usia ke-22 tahun, Cilegon sudah memasuki periode kepemimpinan
yang kelima, yakni masa kepemimpinan Tb A'at Syafaat (2000-2010), Tubagus Iman
Ariyadi (2010-2018), Edi Ariadi (2018-2020) dan kini di bawah duet kepemimpinan
Helldy Agustian dan Sanuji Pentamarta.
Duet Helldy-Sanuji mengusung jargon Cilegon Baru Pemimpin Baru. Helldy
berlatarbelakang pengusaha otomotif, sedangkan Sanuji merupakan politisi PKS
yang hijrah dari Lebak.
Dengan sejumlah permasalahan yang dihadapi, masyarakat Cilegon menunggu
realisasi dari pemimpin baru tersebut.
Janji tersebut seperti Kartu Cilegon Sejahtera (KCS) yang sudah
diluncurkan, honor RT/RW, pengurangan angka pengangguran dan sebagainya.
Sebagai duet pemimpin baru, Helldy-Sanuji butuh dukungan secara politik di
DPRD Kota Cilegon dan juga seluruh elemen masyarakat. *** (Maksuni, Praktisi
Pers)