Harapan Besar Pembangunan Pusat Kajian Karya Syekh Nawawi

Sumber Gambar :

Pemkab Serang saat ini sedang merancang dibangunnya museum yang menjadi Pusat Kajian Karya Syekh Nawawi di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang.

Diketahui, Tanara merupakan kelahiran Syekh Nawawi yang dikenal sebagai Bapak Kitab Kuning Indonesia bahkan dunia.

Pada Forum Group Discussion (FGD) Pengembangan Destinasi Wisata Religi Pusat Kajian Kitab Kuning Syekh Nawawi Al Bantani bersama UGM di Pendopo Bupati Serang pada Rabu, 6 Oktober 2021, Bupati Serang Hj Ratu Tatu Chasanah berharap Wisata Religi Museum Pusat Kajian Kitab Kuning Syekh Nawawi Al Bantani  bisa mendunia.

Hal itu dikarenakan Syekh Nawawi Al Bantani merupakan ulama besar yang bukan hanya di akui di Indonesia, namun di seluruh penjuru dunia.

Tatu mengatakan pembangunan museum ini sesuai cita-cita awal yakni menjadi daya tarik masyarakat bukan hanya di Provinsi Banten, masyarakat se-Indonesia bahkan internasional yang memang tertarik dengan kitab kuning.

Tatu mengatakan, FGD merupakan rangkaian persiapan untuk dibangunnya Pusat Kajian Kitab Kuning Syekh Nawawi Al Bantani di Kecamatan Tanara. Dimana  di dalam kawasan tersebut nanti ada meseum dan pusat kajian.

Ia berharap, dengan adanya pusat kajian kitab kuning, masyarakat Provinsi Banten khususnya dan Indonesia umumnya cukup datang ke Tanara. Sehingga tidak hanya para santri yang bisa mengkaji namun masyarakat awam pun bisa melakukannya.

Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM Irfan Dwidya Prijambada mengaku sangat terkesan dengan keinginan Bupati Serang untuk mengembangkan wisata religi di Kecamatan Tanara yakni tempat kelahiran Syekh Nawawi Al Bantani sebagai guru para Ulama di Indonesia yang juga telah melahirkan tokoh-tokoh di Indonesia. 

Irfan berharap, pusat kajian atau karya Syekh Nawawi Al Bantani bisa memberikan dan memberdayakan masyarakat sekitar Tanara yang pasti peningkatan kesejahteraan dalam hal taraf perekonomiannya (Kabar Banten, 7 Oktober 2021).

Merujuk berbagai literatur, Syekh Nawawi Al Bantani lahir kampung Tanara Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang Banten pada 1815 Masehi.

Ayahnya bernama Umar bin Arabi , seorang penghulu  yang bila diurutkan nasabnya sampai kepada Pangeran Sultan Hasanudin Banten.

Syekh Nawawi Al Bantani merupakan ulama yang produktif dalam menulis. Karyanya meliputi bidang fiqh, tauhid, tasawuf, tafsir, hadits dan lainnya.Jumlah karyanya mencapai tidak kurang 115 kitab.

Tak heran jika Syekh Nawawi Al Bantani merupakan ulama besar asal Banten yang termasyhur di seantero dunia. Ulama yang dikenal dengan julukan ‘Imam Haramain’ tersebut  juga berjuang untuk kemerdekaan Bangsa Indonesia dari negeri Hijaz tersebut.

Orientalis Snock Hurgronje menilai Syekh Nawawi Al Bantani merupakan ulama yang memiliki kedalaman ilmu, rendah hati, dan bersedia berkorban untuk kepentingan agama dan bangsa.

Bukti kontribusi besar Syekh Nawawi Al-Bantani yakni melahirkan sejumlah murid yang menjadi ulama besar di Tanah Air yakni KH Hasyim Asy’ari (pendiri NU), KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) KH Kholil Bangkalan Madura, KH Asnawi Kudus, KH Tb Bakri Purwakarta, KH Arsyad Thawil dan lainnya.

Karya-karya Syekh Nawawi Al Bantanu berupa kitab kuning menjadi pelajaran di pesantren di Indonesia dan juga bahan kuliah Universitas Al Azhar Kairo Mesir maupun perguruan tinggi di Timur Tengah.

Semangat membangun Pusat Kajian Kitab Kuning Syekh Nawawi Al Bantani harus diikuti dengan perencanaan yang lebih substansial. Misalnya, karya-karya Syekh Nawawi dimasukkan dalam muatan lokal sekolah di Banten, maupun kajian-kajian rutin di perguruan tinggi di Banten.

Slogal malu membanggakan Syekh Nawawi Al Bantan namun tak mengetahui dan memperlajari karya-karya hebatnya.*** (Maksuni, Praktisi Pers)

 


Share this Post