Generasi Muda Banten Harus Kedepankan Kearifan Lokal di Tengah Arus Globalisasi
Sumber Gambar :SERANG – Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy menyatakan kesiapan generasi
muda sebagai future leader (pemimpin masa depan) dalam ketahanan negara dapat
dilihat pada aspek ketahanan di bidang sosial, bidang budaya, serta dalam
bidang teknologi.
“Sebagai mahasiswa, karakter yang dibutuhkan bukan sekadar mahasiswa yang
unggul dalam sisi akademik semata, melainkan dibutuhkan resilience (ketahanan
pribadi),” tegasnya melalui siaran tertulis, Minggu (25/10/2020).
Dalam kesempatan itu, Wagub juga berpesan kepada generasi muda yang ingin merintis jalan menjadi pemimpin. Mereka dianjurkan untuk tidak mudah terpengaruh dengan cibiran atau cemoohan. Terlebih saat ini banyak cemoohan dan dengan mudah menghampiri di media sosial maupun di dunia nyata.
“Jadikan hinaan dan cemoohan itu sebagai pemicu untuk kita menjadi lebih baik
lagi,” pesan Wagub.
Dipaparkan, kemampuan beradaptasi dan keteguhan pemuda meliputi: ketahanan
pribadi untuk menghadapi berbagai perubahan dan tantangan, religiusitas,
optimisme, tindakan-tidakan produktif, nilai-nilai kebangsaan, serta ketekunan
dalam menjalankan suatu bidang keahlian tertentu.
Selain itu, lanjut Wagub, generasi muda Banten juga diharapkan tetap
mengedepankan kearifan lokal di tengah arus deras globalisasi menjadi penting
untuk membentuk identitas.
“Adapun tantangan ke depan bagi generasi milenial, tercermin dalam
poin-poin tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/
SDGs). Dimana generasi muda akan memegang peranan penting dalam pencapaian SDGs
Indonesia sesuai dengan latar pendidikan dan passion,” paparnya.
Masih menurut Wagub, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada kurun
waktu tahun 2020-2030. Hal ini menjadi tantangan bagi seluruh stakeholder
pembangunan, bagaimana penyiapan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya
saing.
“Sebagaimana kita ketahui bersama, bonus demografi tidak serta merta dapat
dinikmati jikalau tidak diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia,”
ungkapnya.
“Terkait itu, pentingnya pendidikan agar dapat menjadi perhatian bersama. Peningkatan angka rata-rata lama sekolah dan angka partisipasi sekolah usia 16-18 tahun atau jenjang pendidikan menengah SMA sederajat perlu menjadi perhatian,” tambahnya