Fenomena Negeri di Atas Awan yang Viral
Sumber Gambar :Oleh Maksuni
Objek wisata Gunung Luhur di Desa Citorek Kidul Kecamatan Cibeber Kabupaten
Lebak dalam beberapa pekan ini makin menyita perhatian (trending topic) dalam
berbagai plafform media sosial. Tak ayal, hal itu langsung membuat tingkat
kunjungan ke kawasan Negeri di Atas Awan meningkat drastis.
Ribuan pengunjung dari berbagai daerah memadati objek wisata Negeri di Atas
Awan, di Gunung Luhur, Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak,
Sabtu (21/9/2019). Kepadatan pengunjung yang terjadi menimbulkan kemacetan
sepanjang 5 kilometer hingga malam hari.
Foto, video yang menggambarkan kepadatan pengunjung ke Negeri di Atas Awan
langsung viral di media sosial. Ini merupakan fenomena dahsyat, destinasi
wisata cepat menjadi viral, sehingga tanpa promosi, dengan cepat masyarakat
berbondong-bondong berkunjung. Termasuk kehadiran Gubernur Banten Wahidin Halim
ke Negeri di Atas Awan semakin viral dan menjadi trending topik di media
sosial.
Sebetulnya keberadaan Negeri di Atas Awan ini sudah lama dikenal. Bahkan
Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya pada tahun 2015 pernah mengunjungi
kawasan ini. Hanya saja, fenomena keindahan alam di daerah tersebut baru
belakangan viral.
Gunung Luhur berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS)
kurang lebih sembilan kilometer dari Wewengkon Adat Citorek. Wisata Gunung
Luhur dibuka sejak 2018 lalu, tapi mulai ramai dikunjungi sejak awal 2019 hingga
saat ini.
Fenomena Negeri di Atas Awan, menurut Ketua Harian Perhimpunan Hotel
Restoran Indonesia (PHRI) Banten Ashok Kumar merupakan hal yang sangat luar
biasa. Selama ini, dalam mengangkat citra objek wisata, dikenal 3A (atraksi
amenitas dan aksesibilitas. Tetapi yang terjadi itu, kata dia, Negeri di Atas
Awan sudah mendahului. Oleh karena itu, pemerintah daerah bersegeralah
melakukan pembenahan, fokus memoles ‘Negeri di Atas Awan’ supaya terus menarik
wisatawan berkunjung.
Viralnya objek wisata Negeri di Atas Awan adalah momentum yang positif.
Yakni bisa menaikkan citra bahwa pariwisata bagi Banten. Bagaiamana pun,
pariwisata merupakan bagian tumpuan dan harapan bagi ekonomi masa depan
masyarakat.
Dari fenomena viralnya wisata Negeri di Atas Awan, pemerintah dan
masyarakat Banten harus mensyukuri, karena di tengah upaya pemulihan wisata
Banten pasca-tsunami pesisir Selat Sunda, tiba-tiba ada satu objek wisata yang
mampu secara cepat menaikkan citra wisata Banten.
Oleh karena itu, animo masyarakat yang tinggi harus segera diikuti dengan penataan dan kesiapan baik SDM, sarana dan prasarana dan penunjang pariwisata lainnya. Jangan lupa, jualan Negeri di Atas Awan, adalah awan yang harus terjaga dari berbagai polusi. Kajian ilmu pengetahuan harus menjadi dasar sehingga kemudian jangan sampai awan hilang karena udara sekitar sudah terkena polusi. Pengaturan kendaraan yang beremisi tinggi dan lainnya harus menjadi perhatian. Selain pula fasilitas infrastruktur jalan, tempat sampahm toilet, penginapan dan sebagainya.
Komitmen yang sangat serius yang dilakukan Gubernur Banten Wahidin Halim
yang langsung terjun ke lapangan, membangun jalan provinsi Cipanas-Warung
Banten, yang menuju Gunung Luhur, merupakan dukungan yang besar dari Pemprov
Banten. Sudah seharusnya Pemprov Banten dan Pemkab Lebak harus
bekerjasama menata dan memoles ‘bayi ajaib’ Negeri di Atas Awan sebagai berkah
usai Banten dirundung musibah berupa bencana tsunami pesisir Selat Sunda.***
Penulis, praktisi pers