Fenomena Munculnya Kampus Murah

Sumber Gambar :

Banyak pengamat memprediksi era kuliah daring yang makin gencar saat pandemi Covid-19 akan mengancam dunia pendidikan, termasuk pendidikan tinggi.

Salah satunya mengenai biaya pendidikan kuliah yang akan banyak murah. Sementara kondisi saat ini, biaya pendidikan di semua negara, termasuk di Indonesia tergolong tinggi.

Tahun 2021 ini, rencana pembangunan kampus jauh Universitas Pamulang (Unpam) di Kota Serang mengirimkan isyarat datangnya pendidikan murah di perguruan tinggi.

Dengan menawarkan biaya kuliah Rp150.000 per bulan, diprediksi akan banyak lulusan SLTA yang masuk ke perguruan tinggi tersebut.

Namun hadirnya pendidikan perguruan tinggi yang murah sudah tentu akan membawa dampak iklim keberlangsungan perguruaan tinggi swasta dan negeri sekarang ini.

Bahkan, Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Provinsi Banten sudah menyampaikan keberatan akan kehadiran Unpam tersebut.

Saat audiensi dengan Wali Kota Serang Syafrudin (Kabar Banten, 16/3/2021), Ketua APTISI Provinsi Banten Abbas Sunarya mengatakan, penolakan tersebut merupakan aspirasi dari perguruan tinggi swasta (PTS) yang ada di Provinsi Banten, khususnya Kota Serang.

Pihaknya juga tidak membatasi adanya investasi perguruan tinggi di Kota Serang, hanya saja perlu adanya keseimbangan antara Universitas Pamulang (Unpam) dengan universitas lainnya. Antara kualitas dengan harga, kata dia, merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan.

Dari pertemuan tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Serang pun akan memfasilitasi atau memediasi antara APTISI dengan Unpam. Walaupun sebenarnya kewenangan untuk mengatur perguruan tinggi merupakan tugas Pemerintah Pusat, atau Kementerian Pendidikan.

Salah satu solusi yang mungkin dapat diberikan yakni kampus Unpam yang ada di Kota Serang dibatasi untuk membuka beberapa jurusan saja. Termasuk melakukan standarisasi biaya untuk Unpam agar tidak timpang dengan PTS lainnya.

Berbeda dengan pandangan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) MPO Cabang Serang menduga pihak yang keberatan pada PT yang menawarkan biaya kuliah murah menunjukkan tidak siap bersaing.

Sekretaris Umum HMI MPO Cabang Serang Muhammad Izqi Kahfi mengatakan, berdasarkan hasil olah data yang dilakukan oleh pihaknya, diketahui bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (PT) Provinsi Banten mengalami penurunan dalam tiga tahun ke belakang (Kabar Banten, 17/3/2021).

Inilah fenomena baru di dunia pendidikan. Ini fakta yang akan dihadapi sejumlah perguruan tinggi dan swasta. Era daring, pada akhirnya, memangkas berbagai high cost pendidikan di perguruan tinggi.

Dalam kaitan ini, maka pusat, pemda, APTISI dan kalangan lain harus mulai memikirkan regulasi agar kehadiran kampus murah diterima tapi nasib perguruan tinggi swasta  tetap bisa berkembang.

Fenomena kampus murah di era pandemic merupakan kenyataan yang harus dihadapi. Pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Namun demikian, prinsip semua warga negara berhak mengenyam pendidikan, termasuk perguruan tinggi, adalah hak dasar yang selama ini belum banyak diperoleh karena tingginya biaya pendidikan.

Semangat kampus murah sejatinya membawa angin segar bagi kalangan tidak mampu untuk bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Bahkan terhadap kalangan marjinal, atau dalam bahasa Paulo Freire kalangan kaum tertindas sekalipun.*** (Maksuni, Praktisi Pers)

 

 


Share this Post